Pantesan Ekonomi Memble, Konsumsi Masyarakat Tahun Lalu -2,63%
Jum'at, 05 Februari 2021 - 14:47 WIB
JAKARTA - Catatan Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, daya beli masyarakat Indonesia yang tercermin dari tingkat konsumsi rumah tangga masih sangat rendah di tahun 2020. Realisasi konsumsi rumah tangga nasional berada di level -2,63% selama tahun 2020.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, rendahnya tingkat konsumsi rumah tangga Indonesia disebabkan oleh pandemi Covid-19 yang terjadi sejak Maret tahun lalu.
"Pertumbuhan ekonomi pun terkontraksi 2,07% (di 2020). Kontraksi konsumsi rumah tangga selama tahun 2020 -2,36%," kata Suhariyanto dalam konferensi pers virtual, Jumat (5/2/2021).
Sementara, konsumsi pemerintah pada tahun 2020 lalu tumbuh 1,94% secara year-on-year (yoy) dibandingkan tahun 2019. Pertumbuhan konsumsi pemerintah di 2020 hanya 1,94% karena terjadi penurunan belanja pegawai, dengan tidak adanya insentif di 2020 dan penurunan belanja perjalanan dinas.
Walaupun tantangan yang cukup besar masih berasal dari dinamika penanganan pandemi Covid-19, Suhariyanto mengatakan sejumlah indikator telah menunjukkan adanya perbaikan di dalam perekonomian nasional saat ini.
"Harapan kita semuanya sudah bisa mulai recovery di kuartal I/2021 ini dan sudah bisa mengalami pertumbuhan ekonomi yang tinggi di kuartal II/2020 dan seterusnya. Tapi optimisme itu pun harus dibarengi dengan (penerapan) prokes," tandasnya.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, rendahnya tingkat konsumsi rumah tangga Indonesia disebabkan oleh pandemi Covid-19 yang terjadi sejak Maret tahun lalu.
"Pertumbuhan ekonomi pun terkontraksi 2,07% (di 2020). Kontraksi konsumsi rumah tangga selama tahun 2020 -2,36%," kata Suhariyanto dalam konferensi pers virtual, Jumat (5/2/2021).
Sementara, konsumsi pemerintah pada tahun 2020 lalu tumbuh 1,94% secara year-on-year (yoy) dibandingkan tahun 2019. Pertumbuhan konsumsi pemerintah di 2020 hanya 1,94% karena terjadi penurunan belanja pegawai, dengan tidak adanya insentif di 2020 dan penurunan belanja perjalanan dinas.
Walaupun tantangan yang cukup besar masih berasal dari dinamika penanganan pandemi Covid-19, Suhariyanto mengatakan sejumlah indikator telah menunjukkan adanya perbaikan di dalam perekonomian nasional saat ini.
"Harapan kita semuanya sudah bisa mulai recovery di kuartal I/2021 ini dan sudah bisa mengalami pertumbuhan ekonomi yang tinggi di kuartal II/2020 dan seterusnya. Tapi optimisme itu pun harus dibarengi dengan (penerapan) prokes," tandasnya.
(fai)
tulis komentar anda