Surplus Neraca Dagang Januari 2021 Diperkirakan Sedikit Lebih Rendah
Senin, 15 Februari 2021 - 08:00 WIB
JAKARTA - Neraca perdagangan Januari 2021 diperkirakan mengalami surplus USD1,50 miliar, lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat surplus USD2,1 miliar.
Ekonom, Josua Pardede mengatakan, penurunan surplus perdagangan dipengaruhi oleh laju ekspor bulanan yang diperkirakan -7,4% (month to month/mtm), sementara laju impor diperkirakan -4,3% mtm.
"Penurunan laju ekspor bulanan dipengaruhi oleh peningkatan harga komoditas ekspor pada bulan Januari 2021yang tidak sebesar peningkatan harga bulan bulan Desember 2020," ujar Josua saat dihubungi SINDOnews di Jakarta, Senin (15/2/2021).
Kata dia, harga CPO sepanjang bulan Januari 2021 tercatat -2,6% mtm dibandingkan pada Desember 2020 yang mencapai 10,7%.
"Sedangkan harga batu bara tercatat naik 4,6% mtm (vs. 29,9% mtm pada Desember 2020). Selain itu harga karet alam tercatat naik 1,4%mtm vs. 0,8% mtm pada bulan sebelumnya," katanya.
Sementara itu, volume ekspor Januari 2021 juga diperkirakan menurun mempertimbangkan penurunan aktivitas manufaktur dari beberapa mitra dagang utama seperti Uni Eropa, Tiongkok, Jepang dan juga terindikasi dari PMI manufaktur global yang menurun.
Sementara itu, laju impor bulan yang diperkirakan -4,3% mtm dipengaruhi oleh peningkatan aktivitas manufaktur Indonesia pada Januari 2021. "Jadi, secara keseluruhan laju ekspor diperkirakan 12,4% yoy sementara laju impor diperkirakan -3,13% yoy," tandasnya.
Ekonom, Josua Pardede mengatakan, penurunan surplus perdagangan dipengaruhi oleh laju ekspor bulanan yang diperkirakan -7,4% (month to month/mtm), sementara laju impor diperkirakan -4,3% mtm.
"Penurunan laju ekspor bulanan dipengaruhi oleh peningkatan harga komoditas ekspor pada bulan Januari 2021yang tidak sebesar peningkatan harga bulan bulan Desember 2020," ujar Josua saat dihubungi SINDOnews di Jakarta, Senin (15/2/2021).
Kata dia, harga CPO sepanjang bulan Januari 2021 tercatat -2,6% mtm dibandingkan pada Desember 2020 yang mencapai 10,7%.
"Sedangkan harga batu bara tercatat naik 4,6% mtm (vs. 29,9% mtm pada Desember 2020). Selain itu harga karet alam tercatat naik 1,4%mtm vs. 0,8% mtm pada bulan sebelumnya," katanya.
Sementara itu, volume ekspor Januari 2021 juga diperkirakan menurun mempertimbangkan penurunan aktivitas manufaktur dari beberapa mitra dagang utama seperti Uni Eropa, Tiongkok, Jepang dan juga terindikasi dari PMI manufaktur global yang menurun.
Sementara itu, laju impor bulan yang diperkirakan -4,3% mtm dipengaruhi oleh peningkatan aktivitas manufaktur Indonesia pada Januari 2021. "Jadi, secara keseluruhan laju ekspor diperkirakan 12,4% yoy sementara laju impor diperkirakan -3,13% yoy," tandasnya.
(akr)
tulis komentar anda