Neraca Dagang Surplus, Terselamatkan Penurunan Impor
Selasa, 16 Februari 2021 - 06:57 WIB
Untuk catatan, neraca dagang pada Januari 2020 naik 12,24% yaitu tembus USD13,68 miliar. “Kenaikan ini dikarenakan non migas dan migas, secara year on year ekspor mengalami peningkatan “ jelasnya.
Dia menambahkan ekspor Indonesia terbesar menuju negara Thailand. Kendati demikian ekspor Indonesia mengalami penurunan di Amerika Serikat dan China serta Taiwan.
“Kita tertinggi di Thailand namun di Tiongkok ekspor kita turun. Sedangkan total ekspor ke ASEAN mencapai USD3,05 miliar dan Uni Eropa tembus USD1,17 miliar,” tandasnya.
Sedangkan untuk nilai impor Januari 2021 yang mencapai USD13,34 miliar juga mengalami penurun 7,59 % dibandingkan Desember 2020. Suhariyanto mengatakan impor ini terjadi dikarenakan impor migas naik sedangkan non migasnya turun dibandingkan bulan Desember. Rinciannya, sektor migas naik 4,73% hanya USD1,55 miliar sedangkan sektor non migas turun 9% capai USD11,79%.
Sebagai perbandingan, ekspor migas pada Desember 2020 tembus USD1,48 miliar sedangkan non migas capai USD12,96 miliar. “Ini juga disebabkan kenaikan pada impor migas sedangakan impor non migas turun,” jelas dia.
Sedangkan perbandingan secara year on year (yoy) impor juga turun pada Januari 2020 6,49% yaitu tembus USD14,27 miliar. “Jadi impor Januari mengalami kontraksi secara year on year,” ujarnya.
Dia menambahkan impor Indonesia terbesar di Afrika Selatan. Kendati demikian impor Indonesia mengalami penurunan di Hongkong dan Ukraina. “Negara ASEAN kita impornya USD2,12 miliar sedangkan Uni Eropa itu USD0,75 miliar,” tandasnya.
Sementara itu, Kepala Biro Humas dan Informasi Publik, Kementerian Pertanian (Kementan), Kuntoro Boga Andri menjelaskan peningkatan secara spartan ekspor sektor pertanian dan berkontribusi besar terhadap perekonomian makro merupakan capaian yang diraih dari hasil kerja dan program yang bagus. Tidak hanya fokus pada produksi, Kementan di bawah komando Syahrul Yasin Limpo memacu hingga aspek hilir agar terjadi kenaikan ekspor pertanian,
“Kementan memiliki program jangka panjang Gerakan Tiga Kali Ekspor (Geratieks), sebagai upaya percepatan pertumbuhan ekonomi nasional. Program ini untuk mengakomodir semua kepentingan para pelaku pembangunan pertanian dari hulu sampai hilir. Program ini dirancang untuk menggerakan roda ekonomi nasional, mulai dari sisi produksi sampai proses pengolahan,” kata Kuntoro.
Dia menambahkan ekspor Indonesia terbesar menuju negara Thailand. Kendati demikian ekspor Indonesia mengalami penurunan di Amerika Serikat dan China serta Taiwan.
“Kita tertinggi di Thailand namun di Tiongkok ekspor kita turun. Sedangkan total ekspor ke ASEAN mencapai USD3,05 miliar dan Uni Eropa tembus USD1,17 miliar,” tandasnya.
Baca Juga
Sedangkan untuk nilai impor Januari 2021 yang mencapai USD13,34 miliar juga mengalami penurun 7,59 % dibandingkan Desember 2020. Suhariyanto mengatakan impor ini terjadi dikarenakan impor migas naik sedangkan non migasnya turun dibandingkan bulan Desember. Rinciannya, sektor migas naik 4,73% hanya USD1,55 miliar sedangkan sektor non migas turun 9% capai USD11,79%.
Sebagai perbandingan, ekspor migas pada Desember 2020 tembus USD1,48 miliar sedangkan non migas capai USD12,96 miliar. “Ini juga disebabkan kenaikan pada impor migas sedangakan impor non migas turun,” jelas dia.
Sedangkan perbandingan secara year on year (yoy) impor juga turun pada Januari 2020 6,49% yaitu tembus USD14,27 miliar. “Jadi impor Januari mengalami kontraksi secara year on year,” ujarnya.
Dia menambahkan impor Indonesia terbesar di Afrika Selatan. Kendati demikian impor Indonesia mengalami penurunan di Hongkong dan Ukraina. “Negara ASEAN kita impornya USD2,12 miliar sedangkan Uni Eropa itu USD0,75 miliar,” tandasnya.
Sementara itu, Kepala Biro Humas dan Informasi Publik, Kementerian Pertanian (Kementan), Kuntoro Boga Andri menjelaskan peningkatan secara spartan ekspor sektor pertanian dan berkontribusi besar terhadap perekonomian makro merupakan capaian yang diraih dari hasil kerja dan program yang bagus. Tidak hanya fokus pada produksi, Kementan di bawah komando Syahrul Yasin Limpo memacu hingga aspek hilir agar terjadi kenaikan ekspor pertanian,
“Kementan memiliki program jangka panjang Gerakan Tiga Kali Ekspor (Geratieks), sebagai upaya percepatan pertumbuhan ekonomi nasional. Program ini untuk mengakomodir semua kepentingan para pelaku pembangunan pertanian dari hulu sampai hilir. Program ini dirancang untuk menggerakan roda ekonomi nasional, mulai dari sisi produksi sampai proses pengolahan,” kata Kuntoro.
Lihat Juga :
tulis komentar anda