Uji Nyali UMKM, Inovasi atau Mati
Kamis, 18 Februari 2021 - 22:30 WIB
JAKARTA - Pengamat marketing Yuswohady menilai, UMKM dalam negeri akan kalah bersaing jika tidak melakukan inovasi. Menurutnya, melalui platform digital semua pemain bisa masuk dengan harga produk murah dan berkualitas.
"Melalui platform digital semua pemain bisa masuk dengan harga yang murah dan kualitas bagus terutama dari China. Sehingga dihadapkan pada persaingan terbuka, ya akhirnya memang UMKM-nya jadi kalah bersaing," ujar Yuswohady saat dihubungi MNC Portal Indonesia, Kamis (18/2/2021).
Sebagaimana diketahui, tagar #SellerAsingBunuhUMKM menjadi trending topik di Twitter, bermula dari percakapan beberapa pengguna Twitter yang membahas salah satu penjual di Shoppe bernama Mr. Hu. Mereka mengunggah bukti penerimaan paket berisi produk yang dijual Mr. Hu dengan harga yang murah dibandingkan produk lokal. Kasus ini kemudian diangkat oleh dr. Tirta Mandira Hudhi melalui akun Twitternya @tirta_hudhi dengan lebih dari 300 ribu pengikut.
Yuswohady mengatakan, bagi UMKM yang ingin maju hal ini sebenarnya menjadi challenge sekaligus peluang untuk memperbaiki diri. Tetapi disayangkan banyak UMKM di Indonesia yang orientasinya hanya untuk hidup dan bukan untuk tumbuh lebih baik.
"Banyak UMKM kita orientasinya just untuk hidup jadi bukan untuk grow gitu, saya nyebutnya ini UMKM subsistem. UMKM subsistem adalah UMKM yang pokoknya hidup untuk bertahan, jadi ga pernah berpikir good mindset," kata dia.
Dia menyebutkan, jika punya keberpihakan pemerintah memang harus memberikan perlindungan kepada UMKM. Tetapi perlindungan yang diberikan tidak boleh secara terus-menerus, karena dikhawatirkan nantinya UMKM tidak mau bersaing dan tidak memperbaiki diri.
"Dilindungi juga ga boleh terus-terusan. Kalau gitu nanti jadinya manja ya, manja dan ga pernah mau bersaing, ga mau memperbaiki diri, dan akhirnya jadi minta perlindungan terus. Artinya pemerintah itu harus ada strategi yang jelas melindungi pun juga ga bisa melindungi seterusnya," jelasnya.
Lanjut dia, pemerintah juga harus selektif terkait memberikan perlindungan kepada UMKM. Menurutnya, tidak semua UMKM bisa diberikan perlindungan karena keterbatasan anggaran pemerintah. "Jadi mesti harus dipilah-pilah. Ini repotnya Indonesia kan begitu ya banyak sekali dan jelek semua, sehingga kalau mau dibantu mesti ada skala prioritas dan jangka waktunya jadi ga bisa disusui terus gitu," terangnya.
"Melalui platform digital semua pemain bisa masuk dengan harga yang murah dan kualitas bagus terutama dari China. Sehingga dihadapkan pada persaingan terbuka, ya akhirnya memang UMKM-nya jadi kalah bersaing," ujar Yuswohady saat dihubungi MNC Portal Indonesia, Kamis (18/2/2021).
Baca Juga
Sebagaimana diketahui, tagar #SellerAsingBunuhUMKM menjadi trending topik di Twitter, bermula dari percakapan beberapa pengguna Twitter yang membahas salah satu penjual di Shoppe bernama Mr. Hu. Mereka mengunggah bukti penerimaan paket berisi produk yang dijual Mr. Hu dengan harga yang murah dibandingkan produk lokal. Kasus ini kemudian diangkat oleh dr. Tirta Mandira Hudhi melalui akun Twitternya @tirta_hudhi dengan lebih dari 300 ribu pengikut.
Yuswohady mengatakan, bagi UMKM yang ingin maju hal ini sebenarnya menjadi challenge sekaligus peluang untuk memperbaiki diri. Tetapi disayangkan banyak UMKM di Indonesia yang orientasinya hanya untuk hidup dan bukan untuk tumbuh lebih baik.
"Banyak UMKM kita orientasinya just untuk hidup jadi bukan untuk grow gitu, saya nyebutnya ini UMKM subsistem. UMKM subsistem adalah UMKM yang pokoknya hidup untuk bertahan, jadi ga pernah berpikir good mindset," kata dia.
Dia menyebutkan, jika punya keberpihakan pemerintah memang harus memberikan perlindungan kepada UMKM. Tetapi perlindungan yang diberikan tidak boleh secara terus-menerus, karena dikhawatirkan nantinya UMKM tidak mau bersaing dan tidak memperbaiki diri.
"Dilindungi juga ga boleh terus-terusan. Kalau gitu nanti jadinya manja ya, manja dan ga pernah mau bersaing, ga mau memperbaiki diri, dan akhirnya jadi minta perlindungan terus. Artinya pemerintah itu harus ada strategi yang jelas melindungi pun juga ga bisa melindungi seterusnya," jelasnya.
Lanjut dia, pemerintah juga harus selektif terkait memberikan perlindungan kepada UMKM. Menurutnya, tidak semua UMKM bisa diberikan perlindungan karena keterbatasan anggaran pemerintah. "Jadi mesti harus dipilah-pilah. Ini repotnya Indonesia kan begitu ya banyak sekali dan jelek semua, sehingga kalau mau dibantu mesti ada skala prioritas dan jangka waktunya jadi ga bisa disusui terus gitu," terangnya.
(nng)
Lihat Juga :
tulis komentar anda