Wamenparekraf Dukung Penggunaan GeNose untuk Pulihkan Pariwisata
Jum'at, 19 Februari 2021 - 16:22 WIB
JAKARTA - Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI Angela Tanoesoedibjo mendukung penggunaan GeNose C-19 produk dalam negeri untuk mengejar pemulihan sektor pariwisata Indonesia di tahun 2021 ini.
Data dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menunjukkan dampak pembatasan mobilitas orang sangat memukul sektor pariwisata di sepanjang 2020. Hal ini ditunjukkan jumlah wisatawan asing yang menurun drastis 74,67% di 2020 dibandingkan periode sama tahun 2019. ( Baca juga:Nikmati Kopi Danau Toba, Sandiaga Uno Sebut Kopi Bisa Majukan Ekonomi Kreatif )
Sementara turis domestik mengalami penurunan di 2020 sebesar 29,7% dibandingkan tahun 2019. Penurunan itu akhirnya berdampak pada pemasukan devisa sebesar USD3,54 miliar atau turun sebesar 79,71% dari tahun sebelumnya.
"Tahun 2020 sangat berat karena ada pembatasan pergerakan untuk menahan pandemi Covid19. Dampaknya sangat terasa memukul sektor pariwisata. Karena itu kami sangat mendukung penggunaan GeNose C-19 di seluruh destinasi dan fasilitas penunjang pariwisata. Hari ini sebagai langkah awal membuktikan komitmen seluruh stakeholder untuk memulihkan industri pariwisata," ujar Angela dalam sambutannya di acara penggunaan GeNose C-19 untuk Sektor Pariwisata secara live streaming hari ini (19/2) di Jakarta.
Dia menjelaskan GeNose C-19 merupakan produk dalam negeri yang nyaman digunakan dan efektif di lapangan. Faktor lain yang akan mendukung sektor pariwisata Tanah Air adalah vaksinasi tahap dua yang akan menyasar pekerja publik dan ini termasuk pekerja sektor pariwisata. "Walaupun sudah vaksinasi, tapi tetap harus menjaga protokol 3M dan 3T karena vaksin bukanlah jaminan," katanya mengingatkan.
Sebagai bukti nyata dukungan pemerintah dalam mengimplementasikan triple helix yang melibatkan akademisi dan industri, peneliti Universitas Gadjah Mada telah berhasil menciptakan alat deteksi Covid-19 Gadjah Mada Electronic Nose Covid-19 (GeNose C19).
Dengan dukungan dari Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19 Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional dan sejumlah pihak, GeNose C19 menjadi inovasi pertama di Indonesia untuk pendeteksian Covid-19 melalui embusan nafas. ( Baca juga:Elon Musk Sebut Bitcoin Lebih Baik daripada Uang Tunai, Kok Bisa? )
Sektor pariwisata sendiri merupakan salah satu sektor yang paling terdampak pandemi Covid-19. Sebagai bagian dari upaya revitalisasi sektor pariwisata, protokol kesehatan tetap menjadi prioritas, namun pada waktu yang sama harus dilakukan pula langkah-langkah pemulihan lainnya.
GeNose C19 diharapkan dapat menjadi bagian dalam membantu mendorong pemulihan dan menggiatkan kembali sektor pariwisata di Indonesia. Pelaku industri pariwisata dapat memanfaatkan GeNose C19 sebagai salah satu protokol kesehatan dalam menerima wisatawan.
Data dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menunjukkan dampak pembatasan mobilitas orang sangat memukul sektor pariwisata di sepanjang 2020. Hal ini ditunjukkan jumlah wisatawan asing yang menurun drastis 74,67% di 2020 dibandingkan periode sama tahun 2019. ( Baca juga:Nikmati Kopi Danau Toba, Sandiaga Uno Sebut Kopi Bisa Majukan Ekonomi Kreatif )
Sementara turis domestik mengalami penurunan di 2020 sebesar 29,7% dibandingkan tahun 2019. Penurunan itu akhirnya berdampak pada pemasukan devisa sebesar USD3,54 miliar atau turun sebesar 79,71% dari tahun sebelumnya.
"Tahun 2020 sangat berat karena ada pembatasan pergerakan untuk menahan pandemi Covid19. Dampaknya sangat terasa memukul sektor pariwisata. Karena itu kami sangat mendukung penggunaan GeNose C-19 di seluruh destinasi dan fasilitas penunjang pariwisata. Hari ini sebagai langkah awal membuktikan komitmen seluruh stakeholder untuk memulihkan industri pariwisata," ujar Angela dalam sambutannya di acara penggunaan GeNose C-19 untuk Sektor Pariwisata secara live streaming hari ini (19/2) di Jakarta.
Dia menjelaskan GeNose C-19 merupakan produk dalam negeri yang nyaman digunakan dan efektif di lapangan. Faktor lain yang akan mendukung sektor pariwisata Tanah Air adalah vaksinasi tahap dua yang akan menyasar pekerja publik dan ini termasuk pekerja sektor pariwisata. "Walaupun sudah vaksinasi, tapi tetap harus menjaga protokol 3M dan 3T karena vaksin bukanlah jaminan," katanya mengingatkan.
Sebagai bukti nyata dukungan pemerintah dalam mengimplementasikan triple helix yang melibatkan akademisi dan industri, peneliti Universitas Gadjah Mada telah berhasil menciptakan alat deteksi Covid-19 Gadjah Mada Electronic Nose Covid-19 (GeNose C19).
Dengan dukungan dari Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19 Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional dan sejumlah pihak, GeNose C19 menjadi inovasi pertama di Indonesia untuk pendeteksian Covid-19 melalui embusan nafas. ( Baca juga:Elon Musk Sebut Bitcoin Lebih Baik daripada Uang Tunai, Kok Bisa? )
Sektor pariwisata sendiri merupakan salah satu sektor yang paling terdampak pandemi Covid-19. Sebagai bagian dari upaya revitalisasi sektor pariwisata, protokol kesehatan tetap menjadi prioritas, namun pada waktu yang sama harus dilakukan pula langkah-langkah pemulihan lainnya.
GeNose C19 diharapkan dapat menjadi bagian dalam membantu mendorong pemulihan dan menggiatkan kembali sektor pariwisata di Indonesia. Pelaku industri pariwisata dapat memanfaatkan GeNose C19 sebagai salah satu protokol kesehatan dalam menerima wisatawan.
(uka)
Lihat Juga :
tulis komentar anda