Sampai Januari, Sri Mulyani Sudah Tarik Utang Rp165,8 Triliun
Selasa, 23 Februari 2021 - 17:45 WIB
JAKARTA - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat pembiayaan utang hingga akhir Januari 2021 mencapai Rp165,8 triliun. Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan, pembiayaan utang ini naik dua kali lipat dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp68,2 triliun.
"Sampai 31 Januari 2021, pembiayaan utang Rp165,8 triliun, karena defisit Januari ini naik tajam dibandingkan Januari 2020 itu belum direvisi, makanya kalau dilihat issuance SBN masih rendah," kata Sri Mulyani secara virtual, Selasa (23/2/2021).
Dia mengatakan, pembiayaan utang selama bulan lalu terdiri dari penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp169,7 triliun atau naik 135 persen dibandingkan Januari 2020. Penerbitan SBN ini sudah 14,1% dari target dalam APBN 2021 sebesar Rp1.207,3 triliun.
"Untuk pembiayaan investasi kita juga akan melakukannya secara hati-hati. Pencairan dari PMN akan dilakukan sekarang secara sangat terukur dan prudent dengan koordinasi dari Kementerian BUMN, Kementerian Keuangan, dan kementerian teknis," bebernya.
Dia menambahkan pinjaman minus Rp3,9 triliun sampai 31 Januari 2021. Sementara untuk pembiayaan investasi, pemberian pinjaman, dan pembiayaan lainnya masih belum terealisasi sampai dengan akhir bulan kemarin.
"Pembiayaan anggaran kita akan terus disesuaikan, dikaitkan dengan adanya SILPA yang bisa kita manfaatkan, dan kita akan memanfaatkan pembiayaan lunak termasuk pembiayaan yang berasal dari Bank Indonesia sesuai dengan agreement SKB kita," jelasnya.
"Sampai 31 Januari 2021, pembiayaan utang Rp165,8 triliun, karena defisit Januari ini naik tajam dibandingkan Januari 2020 itu belum direvisi, makanya kalau dilihat issuance SBN masih rendah," kata Sri Mulyani secara virtual, Selasa (23/2/2021).
Dia mengatakan, pembiayaan utang selama bulan lalu terdiri dari penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp169,7 triliun atau naik 135 persen dibandingkan Januari 2020. Penerbitan SBN ini sudah 14,1% dari target dalam APBN 2021 sebesar Rp1.207,3 triliun.
"Untuk pembiayaan investasi kita juga akan melakukannya secara hati-hati. Pencairan dari PMN akan dilakukan sekarang secara sangat terukur dan prudent dengan koordinasi dari Kementerian BUMN, Kementerian Keuangan, dan kementerian teknis," bebernya.
Baca Juga
Dia menambahkan pinjaman minus Rp3,9 triliun sampai 31 Januari 2021. Sementara untuk pembiayaan investasi, pemberian pinjaman, dan pembiayaan lainnya masih belum terealisasi sampai dengan akhir bulan kemarin.
"Pembiayaan anggaran kita akan terus disesuaikan, dikaitkan dengan adanya SILPA yang bisa kita manfaatkan, dan kita akan memanfaatkan pembiayaan lunak termasuk pembiayaan yang berasal dari Bank Indonesia sesuai dengan agreement SKB kita," jelasnya.
(fai)
Lihat Juga :
tulis komentar anda