Inflasi Februari Diperkirakan 0,10%, Ini Pendorongnya
Senin, 01 Maret 2021 - 07:11 WIB
JAKARTA - Inflasi pada bulan Februari diperkirakan sebesar 0,10% (month of month/ mom) atau 1,38% (year on year/ yoy). Ekonom Bank Permata, Josua Pardede mengatakan, inflasi cenderung menurun dari inflasi bulan Januari yang tercatat 0,26% mom atau 1,55% yoy.
Inflasi bulan Februari diperkirakan akan didorong oleh inflasi inti sementara inflasi harga bergejolak diperkirakan akan mengalami tren penurunan sejalan dengan penurunan rata-rata harga .
"Penurunan harga sebagian komoditas pangan sepanjang bulan Februari seperti daging ayam (-2,3% mom); telur ayam (-4,4% mom); cabai merah (-5,8% mom); bawang merah (-1,0% mom) dan beras (-0,02% mom)," kata Josua saat dihubungi SINDOnews di Jakarta, Senin (1/3/2021).
Meskipun demikian terdapat beberapa komoditas pangan yang mengalami kenaikan harga seperti: daging sapi, bawang putih dan cabai rawit. Sementara itu, inflasi tahunan dari komponen inti bulan Februari cenderung melambat menjadi 1,51% yoy dari bulan Januari yang tercatat 1,56% yoy.
"Penurunan inflasi inti tersebut juga turut dipengaruhi oleh masih lemahnya konsumsi domestik serta penurunan harga emas," tandasnya.
Inflasi bulan Februari diperkirakan akan didorong oleh inflasi inti sementara inflasi harga bergejolak diperkirakan akan mengalami tren penurunan sejalan dengan penurunan rata-rata harga .
"Penurunan harga sebagian komoditas pangan sepanjang bulan Februari seperti daging ayam (-2,3% mom); telur ayam (-4,4% mom); cabai merah (-5,8% mom); bawang merah (-1,0% mom) dan beras (-0,02% mom)," kata Josua saat dihubungi SINDOnews di Jakarta, Senin (1/3/2021).
Baca Juga
Meskipun demikian terdapat beberapa komoditas pangan yang mengalami kenaikan harga seperti: daging sapi, bawang putih dan cabai rawit. Sementara itu, inflasi tahunan dari komponen inti bulan Februari cenderung melambat menjadi 1,51% yoy dari bulan Januari yang tercatat 1,56% yoy.
"Penurunan inflasi inti tersebut juga turut dipengaruhi oleh masih lemahnya konsumsi domestik serta penurunan harga emas," tandasnya.
(akr)
tulis komentar anda