BPS: Inflasi Bulan Februari 0,10%, Ini Pemicunya
Senin, 01 Maret 2021 - 11:27 WIB
JAKARTA - Inflasi pada bulan Februari 2021 tercatat mencapai 0,10%. Dari 90 kota yang terdata IHK (indeks harga konsumen), 56 kota mengalami inflasi dan 34 kota mengalami deflasi. Tingkat inflasi secara tahun kalender (month on month/mom) sebeaae 0,36% sedangkan tahunan (year-on-year/yoy) mencapai 1,38%
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, inflasi ini disebabkan rata-rata harga komoditas yang mengalami kenaikan. "Terjadi kenaikan inflasinya sebesar 0,10%," ujar Suhariyanto saat konferensi pers virtual, Senin (1/3/2021).
Dia merinci, inflasi tertinggi di Mamuju yaitu Sulawesi Barat yang mencapai 1,12%. Lalu, inflasi rendah terjadi pada Tasikmalaya dan Sumenep sebesar 0,02%. "Inflasi terjadi karena ada peningkatan harga pada komoditas ikan. Serta ada kenaikan tarif angkutan udara," jelasnya.
Deflasi tertinggi pada Gunung Sitoli, sebesar minus 1,55%. Sedangkan deflasi terendah pada Malang dan Tarakan 0,01%. "Deflasi ini terjadi karena terjadi penurunan komoditas. Seperti daging ayam ras," bebernya.
Dia menambahkan inflasi tahun 2021 ini lebih lambat dibandingkan tahun 2020. Pasalnya dampak Covid-19 belum mereda di semua negara, termasuk Indonesia. "Roda ekonomi masih melambat karena pandemi Covid-19 belum mereda," tandasnya.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, inflasi ini disebabkan rata-rata harga komoditas yang mengalami kenaikan. "Terjadi kenaikan inflasinya sebesar 0,10%," ujar Suhariyanto saat konferensi pers virtual, Senin (1/3/2021).
Dia merinci, inflasi tertinggi di Mamuju yaitu Sulawesi Barat yang mencapai 1,12%. Lalu, inflasi rendah terjadi pada Tasikmalaya dan Sumenep sebesar 0,02%. "Inflasi terjadi karena ada peningkatan harga pada komoditas ikan. Serta ada kenaikan tarif angkutan udara," jelasnya.
Deflasi tertinggi pada Gunung Sitoli, sebesar minus 1,55%. Sedangkan deflasi terendah pada Malang dan Tarakan 0,01%. "Deflasi ini terjadi karena terjadi penurunan komoditas. Seperti daging ayam ras," bebernya.
Dia menambahkan inflasi tahun 2021 ini lebih lambat dibandingkan tahun 2020. Pasalnya dampak Covid-19 belum mereda di semua negara, termasuk Indonesia. "Roda ekonomi masih melambat karena pandemi Covid-19 belum mereda," tandasnya.
(nng)
tulis komentar anda