Upaya Kemendag Sentuh Dua Kelemahan UMKM Diapresiasi

Senin, 01 Maret 2021 - 21:54 WIB
Foto/Ilustrasi/SINDOnews
JAKARTA - Upaya Kementerian Perdagangan (Kemendag) yang konsisten membina usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) mendapat apresiasi dari anggota Dewan Pertimbangan Presiden Agung Laksono dan Anggota DPR Dave Fikarno. Hal itu dikemukakan oleh keduanya saat menghadiri penandatanganan kerja sama antara BNI, jaringan Accor Hotel, dan pemerintah di Manado, Sulawesi Utara beberapa waktu lalu.

Agung mengatakan bahwa program itu sesuai dengan visi Presiden Jokowi untuk membina UMKM. Pasalnya, jumlah UMKM Indonesia sudah lebih dari 60 juta dan terus berkembang. ( Baca juga:Forkabi Ingin Kolaborasi dengan Pemprov DKI Kembangkan UMKM )

"Ini adalah kekuatan ekonomi kita yang menyerap banyak tenaga kerja dan menjadi sumber kesejahteraan masyarakat. Karena itu, Presiden ingin terus meningkatkan kapasitas dan kekuatan UMKM. Kemendag mewujudkan visi Presiden itu,” papar Agung dalam keterangan resminya, Senin (1/3/2021).

Apresiasi secara khusus diberikan kepada Wamendag Jerry Sambuaga. Menurutnya, Jerry bergerak cepat dengan menghubungkan berbagai stake holders dalam pembinaan UMKM.



Sisi positifnya, menurut Agung, adalah Kemendag menyasar pasar dan pembiayaan, dua hal yang sering disebut sebagai titik lemah dalam pembinaan UMKM. Jaringan hotel, termasuk Accor bisa memperluas pasar, sedangkan BNI akan memberikan dukungan pembiayaan.

Pernyataan Agung ini diamini oleh anggota DPR RI Dave Fikarno. Menurut Dave, Kemendag harus proaktif dalam membina UMKM. Ia mendorong agar Kemendag bukan hanya menjadi regulator tetapi juga fasilitator ekonomi masyarakat.

Ia berharap ke depan upaya ini terus ditingkatkan, khususnya di luar Jawa dan lebih khusus ke Indonesia Timur. Tujuannya agar meningkatkan pemerataraan ekonomi dan kesejahteraan rakyat.

Selain melakukan penandatanganan kerja sama antara sektor perhotelan dan perbankan dalam pembinaan UMKM, Kemendag juga kembali melucurkan program digitalisasi pasar di Manado. Kali ini peluncuran dilakukan di Pasar Paal Dua dengan menggandeng langsung Bank Indonesia.

Menurut Wamendag, peluncuran, kampanye, dan pelatihan digitalisasi pasar adalah sesuatu yang harus dilakukan sebagai bentuk transformasi perdagangan masyarakat Indonesia. Tujuannya adalah untuk semakin mengakrabkan penggunaan teknologi kepada pelaku pasar rakyat sekaligus tindakan untuk meminimalkan penularan Covid-19 khususnya di pasar.

“Transformasi dengan memanfaatkan teknologi itu adalah sebuah keharusan. Dunia kita makin modern dan teknologi membuat kita bisa bekerja lebih efisien. Ini tentu akan meningkatkan kapasitas dan daya saing juga bagi pedagang karena mereka bisa bertransaksi dan menyediakan kebutuhan masyarakat dengan lebih efisien,” kata Jerry. ( Baca juga:Ada PPnBM, Industri Otomotif Bakal Sedot Banyak Tenaga Kerja )

Bank Indonesia sendiri menargetkan peningkatan penggunaan QR Code Indonesian Standard (QRIS) sebagai sarana pembayaran hingga 12 juta merchant di tahun 2021. Sampai dengan Desember 2020, total merchant yang sudah menggunakan QRIS mencapai 5.781.112.

Di Sulawesi Utara ada 41.803 UMKM yang menggunakan QRIS atau 14% dari seluruh UMKM yang ada. Pada tahun 2021 diharapkan angkanya bisa meningkat tajam mengingat kemajuan teknologi juga semakin cepat.
(uka)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More