Teh dan Kopi Indonesia Makin Diminati Pasar Thailand
Sabtu, 18 April 2020 - 04:02 WIB
JAKARTA - Thailand merupakan salah satu negara konsumen kopi yang besar karena minum kopi sudah menjadi tradisi bagi penduduknya. Sebagai upaya untuk mewujudkan program Kementerian Pertanian (Kementan) khususnya Gerakan Tiga Kali Ekspor (Gratieks), pada awal Maret lalu, Kementan berpartisipasi dalam pameran internasional yaitu Thailand Coffee, Tea & Drink ke-14 yang telah dilaksanakan pada 27 Februari-1 Maret 2020 di Bangkok International Trade & Exhibition Centre (BITEC).
Pameran tahunan ini sudah diadakan selama 13 tahun berturut-turut. Pameran dikhususkan pada komoditas yang banyak diminati pasar Thailand yaitu kopi, teh dan aneka minuman (food grade).
Sejumlah pelaku usaha perkebunan asal Indonesia yang ikut serta antara lain PT Sarinah Mega Perkasa dari Makasar, Sulawesi Selatan (produk kopi), PT Sahabat Mitra Strategis dari Jakarta (produk kopi, Stevia), PT Bejana Kasih Sempurna dari Jakarta (produk kopi Mamasa/La Mamasa), PT Kommit Sejehtera dari Kab. Gianyar, Bali (produk sirup herbal extract), dan CV Tanjung dari Kab. Purworejo, Jawa Tengah (produk teh).
Direktur Jenderal Perkebunan Kementan Kasdi Subagyono mengatakan, event Thailand Coffee, Tea & Drink ke-14 merupakan peluang besar yang positif bagi pelaku usaha perkebunan dan mampu menemukan banyak buyer potensial dari berbagai negara.
Pada pameran tersebut, produk kopi Indonesia berhasil menarik perhatian negara lain, khususnya kopi dari PT Bejana Kasih Sempurna mendapatkan respon positif dari beberapa negara.
“Potensi permintaan kopi La Mamasa baik arabika maupun robusta diminati 11 negara yaitu Thailand, Korea Selatan, New Zealand, Kamboja, Swiss, Jerman, Vietnam, Amerika Serikat, Singapura, China dan Myanmar,” kata Kasdi dalam rilisnya di Jakarta, Jumat (17/4/2020).
Kasdi menambahkan, sekitar 70% buyer potensial berasal dari Thailand dan banyak meminati kopi La Mamasa jenis robusta khususnya untuk memasok kebutuhan kedai kopi / café kopi di Thailand yang mulai menjamur di kalangan anak muda.
Berdasarkan data primary research, yang dilakukan langsung melalui business matching dengan banyak stakeholder mengenai kebutuhan supply kopi masing-masing buyer, diketahui bahwa, potensi kesepakatan dari kopi La Mamasa adalah senilai Rp819,22 miliar yang terdiri dari kopi arabika senilai Rp390,1 miliar sedangkan kopi robusta senilai Rp429,1 miliar.
“Kini peluang pemenuhan pasar kopi dunia semakin terbuka lebar, bisa di supply dari kopi Indonesia sehingga harus segera memastikan ketersediaan stok kopi secara kontinue,” katanya.
Beberapa buyer, lanjutnya, sangat concern dalam mewujudkan produk yang sustainability dan standar kualitas yang tinggi. Untuk itu dibutuhkan support dari pemerintah terkait kelancaran proses mendapatkan dokumen komoditas dan ekspor, pengawalan/pendampingan, perluasan lahan dan peremajaan tanaman (bantuan pembibitan, sertifikasi dan standarisasi) serta sarana dan prasarana.
“Perlu kerjasama dan komitmen yang kuat baik pemerintah, pelaku usaha perkebunan, pekebun maupun pihak terkait lainnya dalam mengembangkan perkebunan Indonesia, khususnya pemenuhan stok kopi untuk pasar dunia kedepannya,” tambahnya.
Pameran tahunan ini sudah diadakan selama 13 tahun berturut-turut. Pameran dikhususkan pada komoditas yang banyak diminati pasar Thailand yaitu kopi, teh dan aneka minuman (food grade).
Sejumlah pelaku usaha perkebunan asal Indonesia yang ikut serta antara lain PT Sarinah Mega Perkasa dari Makasar, Sulawesi Selatan (produk kopi), PT Sahabat Mitra Strategis dari Jakarta (produk kopi, Stevia), PT Bejana Kasih Sempurna dari Jakarta (produk kopi Mamasa/La Mamasa), PT Kommit Sejehtera dari Kab. Gianyar, Bali (produk sirup herbal extract), dan CV Tanjung dari Kab. Purworejo, Jawa Tengah (produk teh).
Direktur Jenderal Perkebunan Kementan Kasdi Subagyono mengatakan, event Thailand Coffee, Tea & Drink ke-14 merupakan peluang besar yang positif bagi pelaku usaha perkebunan dan mampu menemukan banyak buyer potensial dari berbagai negara.
Pada pameran tersebut, produk kopi Indonesia berhasil menarik perhatian negara lain, khususnya kopi dari PT Bejana Kasih Sempurna mendapatkan respon positif dari beberapa negara.
“Potensi permintaan kopi La Mamasa baik arabika maupun robusta diminati 11 negara yaitu Thailand, Korea Selatan, New Zealand, Kamboja, Swiss, Jerman, Vietnam, Amerika Serikat, Singapura, China dan Myanmar,” kata Kasdi dalam rilisnya di Jakarta, Jumat (17/4/2020).
Kasdi menambahkan, sekitar 70% buyer potensial berasal dari Thailand dan banyak meminati kopi La Mamasa jenis robusta khususnya untuk memasok kebutuhan kedai kopi / café kopi di Thailand yang mulai menjamur di kalangan anak muda.
Berdasarkan data primary research, yang dilakukan langsung melalui business matching dengan banyak stakeholder mengenai kebutuhan supply kopi masing-masing buyer, diketahui bahwa, potensi kesepakatan dari kopi La Mamasa adalah senilai Rp819,22 miliar yang terdiri dari kopi arabika senilai Rp390,1 miliar sedangkan kopi robusta senilai Rp429,1 miliar.
“Kini peluang pemenuhan pasar kopi dunia semakin terbuka lebar, bisa di supply dari kopi Indonesia sehingga harus segera memastikan ketersediaan stok kopi secara kontinue,” katanya.
Beberapa buyer, lanjutnya, sangat concern dalam mewujudkan produk yang sustainability dan standar kualitas yang tinggi. Untuk itu dibutuhkan support dari pemerintah terkait kelancaran proses mendapatkan dokumen komoditas dan ekspor, pengawalan/pendampingan, perluasan lahan dan peremajaan tanaman (bantuan pembibitan, sertifikasi dan standarisasi) serta sarana dan prasarana.
“Perlu kerjasama dan komitmen yang kuat baik pemerintah, pelaku usaha perkebunan, pekebun maupun pihak terkait lainnya dalam mengembangkan perkebunan Indonesia, khususnya pemenuhan stok kopi untuk pasar dunia kedepannya,” tambahnya.
(ind)
Lihat Juga :
tulis komentar anda