Pertamina Butuh Duit Rp1.288 Triliun Buat Genjot Aksi Korporasi 5 Tahun ke Depan
Kamis, 04 Maret 2021 - 19:19 WIB
JAKARTA - PT Pertamina (Persero) mencatat capital expenditure (capex) atau belanja modal perseroan hingga 2024 mencapai USD92 miliar atau sekitar Rp1.288 triliun (asumsi kurs Rp 14.000 per dolar). Anggaran itu akan di alokasikan bagi aksi korporasi perseroan selama lima tahun mendatang. Aksi korporasi yang dimaksud adalah investasi perseroan ke sejumlah sektor migas.
Direktur Keuangan Pertamina Emma Sri Martini merinci, untuk investasi di hulu migas sebesar USD64 miliar, kilang BBM dan petrokimia sebesar USD20 miliar. Sementara investasi gas, pembangkit listrik, dan energi baru terbarukan (EBT) sebesar USD8 miliar.
"Yang sudah dicanangkan dalam 5 tahun ke depan hingga 2024, total capex kita itu kurang lebih 90 miliar dolar AS," ujar dia dalam gelaran Prospek BUMN 2021 sebagai Lokomotif PEN, Kamis (4/3/2021).
Adapun sumber pendanaan berasil dari internal funding sebesar 38%. Sementara external funding mencapai 62%. "Kurang lebih 38 persen dari internal funding dan selebihnya 62 persen dari partnership dan external funding," katanya.
Di sisi lain, Kementerian BUMN mencatat, dana investasi yang tengah disiapkan Pertamina pada 2021 sebesar USD10 miliar. Anggaran itu akan dialokasikan di sektor hulu, pembangunan kilang BBM, pabrik petrokimia, dan proyek strategi lainnya.
Wakil Menteri BUMN I sekaligus Komisaris Utama Pertamina Pahala Nugraha Mansury menyebut, pengembangan bisnis perseroan bertujuan untuk mendorong tahap pemulihan ekonomi dalam negeri.
"Pertamina diharapkan tahun ini akan melakukan investasi dengan total 10 juta dolar AS. Kita berharap, kegiatan ini bisa mendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia sehingga dengan adanya investasi besar tersebut sehingga diharapkan ekonomi akan segera bergerak," katanya.
Pertamina akan terus melakukan kegiatan investasi. Kegiatan itu, bukan hanya untuk restart perekonomian nasional semata, namun dapat mengembangkan bisnis model baik jangka menengah dan panjang.
Direktur Keuangan Pertamina Emma Sri Martini merinci, untuk investasi di hulu migas sebesar USD64 miliar, kilang BBM dan petrokimia sebesar USD20 miliar. Sementara investasi gas, pembangkit listrik, dan energi baru terbarukan (EBT) sebesar USD8 miliar.
"Yang sudah dicanangkan dalam 5 tahun ke depan hingga 2024, total capex kita itu kurang lebih 90 miliar dolar AS," ujar dia dalam gelaran Prospek BUMN 2021 sebagai Lokomotif PEN, Kamis (4/3/2021).
Adapun sumber pendanaan berasil dari internal funding sebesar 38%. Sementara external funding mencapai 62%. "Kurang lebih 38 persen dari internal funding dan selebihnya 62 persen dari partnership dan external funding," katanya.
Di sisi lain, Kementerian BUMN mencatat, dana investasi yang tengah disiapkan Pertamina pada 2021 sebesar USD10 miliar. Anggaran itu akan dialokasikan di sektor hulu, pembangunan kilang BBM, pabrik petrokimia, dan proyek strategi lainnya.
Wakil Menteri BUMN I sekaligus Komisaris Utama Pertamina Pahala Nugraha Mansury menyebut, pengembangan bisnis perseroan bertujuan untuk mendorong tahap pemulihan ekonomi dalam negeri.
"Pertamina diharapkan tahun ini akan melakukan investasi dengan total 10 juta dolar AS. Kita berharap, kegiatan ini bisa mendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia sehingga dengan adanya investasi besar tersebut sehingga diharapkan ekonomi akan segera bergerak," katanya.
Pertamina akan terus melakukan kegiatan investasi. Kegiatan itu, bukan hanya untuk restart perekonomian nasional semata, namun dapat mengembangkan bisnis model baik jangka menengah dan panjang.
(akr)
Lihat Juga :
tulis komentar anda