Dianggap Antek China, Begini Reaksi Luhut
Selasa, 09 Maret 2021 - 20:07 WIB
JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menceritakan dirinya yang kerap dituding bersahabat karib dengan China. Bahkan ada yang menganggapnya sebagai antek China.
Dia membantah dengan tegas adanya anggapan tersebut. Pasalnya selama ini, pihaknya memiliki hubungan erat dengan banyak pejabat dari negara lain, seperti Amerika Serikat hingga Timur Tengah. Akan tetapi kata Luhut, China memang punya kelebihan, yaitu mau memberikan dari yang diminta Indonesia.
"Orang bilang dulu saya anteknya China, dalam hati saya bilang, nenek kau antek China, emang lu bisa beli gue. Namun saya mana yang bisa memberikan keuntungan bagi Republik ini, itu akan dekati dengan baik dan Amerika juga memberikan keuntungan," ujar dia dalam Rakernas BPPT 2021, Selasa (9/3/2021).
Dia juga menjelaskan bahwa pemerintah saat ini bekerja sama dengan Uni Emirat Arab (UEA) hasilnya ada 16 poin kesepakatan bukan China ataupun Amerika Serikat. Namun kerja sama Indonesia dengan China tetap berjalan di banyak proyek strategis nasional lain.
"Diantarannya yakni China mau berbagi teknologi dalam proses kerja sama. Hal ini untuk percepatan pemulihan ekonomi, BPPT harus sukses dalam melakukan reverse engineering. Saya kira itu sangat penting. Jangan kita mulai dari 0, kita harus leapfrog. Di mana untuk bisa leapfrog kita harus bisa nempel dulu, baru kita loncat. Apabila 0 aja kita gini terus di belakang ngikutin," ungkap dia.
Kemudian kata Luhut, ada beberapa alasan yang membuat pemerintah Indonesia melakukan kerja sama dengan China. "Jadi itu sebabnya kenapa saya datang dengan China, kenapa? Karena China menurut saya sangat generous untuk memberikan teknologinya, sampai hari ini apa saja yang kita minta dia mau dan itu membuat kita bisa kejar," pungkas dia.
Dia membantah dengan tegas adanya anggapan tersebut. Pasalnya selama ini, pihaknya memiliki hubungan erat dengan banyak pejabat dari negara lain, seperti Amerika Serikat hingga Timur Tengah. Akan tetapi kata Luhut, China memang punya kelebihan, yaitu mau memberikan dari yang diminta Indonesia.
"Orang bilang dulu saya anteknya China, dalam hati saya bilang, nenek kau antek China, emang lu bisa beli gue. Namun saya mana yang bisa memberikan keuntungan bagi Republik ini, itu akan dekati dengan baik dan Amerika juga memberikan keuntungan," ujar dia dalam Rakernas BPPT 2021, Selasa (9/3/2021).
Dia juga menjelaskan bahwa pemerintah saat ini bekerja sama dengan Uni Emirat Arab (UEA) hasilnya ada 16 poin kesepakatan bukan China ataupun Amerika Serikat. Namun kerja sama Indonesia dengan China tetap berjalan di banyak proyek strategis nasional lain.
"Diantarannya yakni China mau berbagi teknologi dalam proses kerja sama. Hal ini untuk percepatan pemulihan ekonomi, BPPT harus sukses dalam melakukan reverse engineering. Saya kira itu sangat penting. Jangan kita mulai dari 0, kita harus leapfrog. Di mana untuk bisa leapfrog kita harus bisa nempel dulu, baru kita loncat. Apabila 0 aja kita gini terus di belakang ngikutin," ungkap dia.
Kemudian kata Luhut, ada beberapa alasan yang membuat pemerintah Indonesia melakukan kerja sama dengan China. "Jadi itu sebabnya kenapa saya datang dengan China, kenapa? Karena China menurut saya sangat generous untuk memberikan teknologinya, sampai hari ini apa saja yang kita minta dia mau dan itu membuat kita bisa kejar," pungkas dia.
(nng)
Lihat Juga :
tulis komentar anda