Selama Ini Nafsu Besar Tenaga Kurang, Holding BUMN Bisa Bikin PNM-Pegadaian Moncer
Kamis, 18 Maret 2021 - 11:25 WIB
JAKARTA - Kapasitas dan peluang perkembangan usaha PT Pegadaian (Persero) dan PT Permodalan Nasional Madani (Persero) diyakini semakin tumbuh, apabila rencana i ntegrasi BUMN untuk ultra mikro yang direncanakan pemerintah dapat terwujud tahun ini.
Anggota Komisi VI DPR Mukhtarudin menilai, pertumbuhan bisnis PNM dan Pegadaian akan semakin pesat dengan kehadiran sinergi BUMN untuk ultra mikro, karena kedua perusahaan itu tak akan lagi mengalami masalah keuangan untuk melakukan ekspansi. Sesuai rencana, pemerintah hendak membentuk sinergi BUMN untuk ultra mikro yang melibatkan PNM, Pegadaian, dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
“Sinergi ini akan menaikkan kapasitas PNM dan Pegadaian yang selama ini mau ekspansi, tapi terhambat dari kapasitas keuangan. Di samping itu, kantor-kantor cabang Pegadaian dan PNM juga akan bisa makin banyak dibuka karena bisa menumpang di kantor-kantor BRI, dan ujung-ujungnyanya kembali menguntungkan ultra mikro,” ujar Mukhtarudin dalam keterangan pers Kamis (18/3/2021).
Keuntungan dari adanya sinergi juga akan dirasakan BRI. Menurutnya, peluang BRI untuk memperluas layanan perbankan hingga menyentuh pelaku ultra mikro akan semakin terbuka. Mukhtarudin optimis sinergi ketiga BUMN ini pada akhirnya dapat membuat lebih banyak lagi pelaku usaha ultra mikro yang terlayani oleh lembaga perbankan.
Saat ini, berdasarkan data pemerintah, jumlah pelaku UMKM di Indonesia telah mencapai 57 juta. Dari jumlah tersebut, baru 15 juta pelaku UMKM yang kini sudah mendapat layanan keuangan dari lembaga formal (bank, tekfin, perusahaan gadai).
“Dengan cara penggabungan ini, maka akan ada lebih 25 juta pelaku usaha ultra mikro yang selama ini tidak terlayani layanan perbankan dan dilayani oleh tengkulak, akan bisa dilayani oleh penggabungan tiga BUMN ini. Prinsipnya saya mendukung kebijakan ini karena tujuannya baik sekali untuk UMKM. Tentu kami akan tetap akan melakukan pengawasan dan agar dilakukan evaluasi secara berkala penerapan kebijakan ini,” tuturnya.
Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, pembentukan sinergi BUMN untuk ultra mikro menjadi bagian dari tiga program prioritas pemerintah yakni Indonesia Sehat, Indonesia Bekerja, dan Indonesia Tumbuh. “Di program Indonesia Bekerja, bagaimana salah satunya peran BUMN dalam pemulihan ekonomi sesuai dengan tupoksi (tugas pokok dan fungsi) kami,” ujar Erick.
“Yang tidak kalah pentingnya juga kami sedang mengembangkan bagaimana sinergitas daripada pengembangan ultra mikro dengan adanya BRI, PNM, Pegadaian, yang kami tentu harapan ke depan, ini pembentukan dari keberpihakan kepada UMKM bisa tercerminkan dari program konsolidasi ini,” kata Erick Thohir.
Pemerintah memastikan integrasi ekosistem BUMN untuk pengembangan usaha ultra mikro ini menjadi salah satu program Indonesia Bekerja, sebagai pembuktian keberpihakan negara terhadap upaya pengembangan dan pemberdayaan UMKM. Rencananya, integrasi ekosistem BUMN untuk ultra mikro ini ditargetkan terbentuk pada 2021.
Lihat Juga: Dukung Pengembangan Masyarakat, PT Pegadaian dan BPHN Bersinergi Membangun Desa Sadar Hukum
Anggota Komisi VI DPR Mukhtarudin menilai, pertumbuhan bisnis PNM dan Pegadaian akan semakin pesat dengan kehadiran sinergi BUMN untuk ultra mikro, karena kedua perusahaan itu tak akan lagi mengalami masalah keuangan untuk melakukan ekspansi. Sesuai rencana, pemerintah hendak membentuk sinergi BUMN untuk ultra mikro yang melibatkan PNM, Pegadaian, dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
“Sinergi ini akan menaikkan kapasitas PNM dan Pegadaian yang selama ini mau ekspansi, tapi terhambat dari kapasitas keuangan. Di samping itu, kantor-kantor cabang Pegadaian dan PNM juga akan bisa makin banyak dibuka karena bisa menumpang di kantor-kantor BRI, dan ujung-ujungnyanya kembali menguntungkan ultra mikro,” ujar Mukhtarudin dalam keterangan pers Kamis (18/3/2021).
Keuntungan dari adanya sinergi juga akan dirasakan BRI. Menurutnya, peluang BRI untuk memperluas layanan perbankan hingga menyentuh pelaku ultra mikro akan semakin terbuka. Mukhtarudin optimis sinergi ketiga BUMN ini pada akhirnya dapat membuat lebih banyak lagi pelaku usaha ultra mikro yang terlayani oleh lembaga perbankan.
Saat ini, berdasarkan data pemerintah, jumlah pelaku UMKM di Indonesia telah mencapai 57 juta. Dari jumlah tersebut, baru 15 juta pelaku UMKM yang kini sudah mendapat layanan keuangan dari lembaga formal (bank, tekfin, perusahaan gadai).
“Dengan cara penggabungan ini, maka akan ada lebih 25 juta pelaku usaha ultra mikro yang selama ini tidak terlayani layanan perbankan dan dilayani oleh tengkulak, akan bisa dilayani oleh penggabungan tiga BUMN ini. Prinsipnya saya mendukung kebijakan ini karena tujuannya baik sekali untuk UMKM. Tentu kami akan tetap akan melakukan pengawasan dan agar dilakukan evaluasi secara berkala penerapan kebijakan ini,” tuturnya.
Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, pembentukan sinergi BUMN untuk ultra mikro menjadi bagian dari tiga program prioritas pemerintah yakni Indonesia Sehat, Indonesia Bekerja, dan Indonesia Tumbuh. “Di program Indonesia Bekerja, bagaimana salah satunya peran BUMN dalam pemulihan ekonomi sesuai dengan tupoksi (tugas pokok dan fungsi) kami,” ujar Erick.
“Yang tidak kalah pentingnya juga kami sedang mengembangkan bagaimana sinergitas daripada pengembangan ultra mikro dengan adanya BRI, PNM, Pegadaian, yang kami tentu harapan ke depan, ini pembentukan dari keberpihakan kepada UMKM bisa tercerminkan dari program konsolidasi ini,” kata Erick Thohir.
Pemerintah memastikan integrasi ekosistem BUMN untuk pengembangan usaha ultra mikro ini menjadi salah satu program Indonesia Bekerja, sebagai pembuktian keberpihakan negara terhadap upaya pengembangan dan pemberdayaan UMKM. Rencananya, integrasi ekosistem BUMN untuk ultra mikro ini ditargetkan terbentuk pada 2021.
Lihat Juga: Dukung Pengembangan Masyarakat, PT Pegadaian dan BPHN Bersinergi Membangun Desa Sadar Hukum
(akr)
tulis komentar anda