Terus Merosot, Bisnis Batu Bara Sudah Sunset
Jum'at, 19 Maret 2021 - 16:19 WIB
JAKARTA - Direktur Transformasi Bisnis MIND ID Suryo Eko Hadianto mengatakan, bisnis batu bara sudah masuk dalam bisnis yang sunset alias tenggelam. Hal ini terlihat dari kebutuhan energi secara global dari tahun 2015 hingga tahun 2050 dimana energi batu bara terjadi penurunan. Sementara energi baru dan terbarukan terjadi kenaikan yang signifikan.
"Ini juga terkait dengan Paris Agreement. Hampir semua menekan bisnis batu bara. Bahkan pembiayaan untuk pengembangan bisnis batu bara makin sulit didapatkan karena pasar makin menyempit," ujar dalam webinar Bimasena Energy Dialogue, Jumat (19/3/2021).
Di sisi lain, cadangan batu bara Indonesia masih cukup banyak. Menurut Suryo, jika tidak digunakan dengan baik maka dikhawatirkan ke depannya akan menjadi barang yang tidak termanfaatkan sama sekali.
"Kami merekomendasikan cadangan batu bara Indonesia harus segera dimonetisasi sehingga benar-benar bisa mendongkrak ekonomi Indonesia," ungkapnya.
Dia melanjutkan, perlu disusun strategi transformasi energi yang sejalan dengan optimasi sumber daya yang dimiliki Indonesia, diantaranya memperbanyak pembangunan PLTU mulut tambang dan membangun transmisi connected antar pulau sehingga tercipta energi yang murah di wilayah Indonesia.
"Jangan sampai mindset kita kebalik dengan cara memberikan tambahan biaya PLTU batu bara supaya energi terbarukan jadi kompetitif. Kalau seperti itu yang terjadi adalah pemborosan negara secara global," tuturnya.
Selanjutnya, upaya hilirisasi batu bara dengan stimulus dari sisi finansial maupun regulasi dan mengoptimalkan keanekaragaman sumber-sumber energi yang tersebar tidak merata di Indonesia.
"Kami mengusulkan pembangunan transmisi yang menghubungkan antar pulau dipercepat sehingga sebaran energi bisa merata di Indonesia," tandasnya.
"Ini juga terkait dengan Paris Agreement. Hampir semua menekan bisnis batu bara. Bahkan pembiayaan untuk pengembangan bisnis batu bara makin sulit didapatkan karena pasar makin menyempit," ujar dalam webinar Bimasena Energy Dialogue, Jumat (19/3/2021).
Di sisi lain, cadangan batu bara Indonesia masih cukup banyak. Menurut Suryo, jika tidak digunakan dengan baik maka dikhawatirkan ke depannya akan menjadi barang yang tidak termanfaatkan sama sekali.
"Kami merekomendasikan cadangan batu bara Indonesia harus segera dimonetisasi sehingga benar-benar bisa mendongkrak ekonomi Indonesia," ungkapnya.
Dia melanjutkan, perlu disusun strategi transformasi energi yang sejalan dengan optimasi sumber daya yang dimiliki Indonesia, diantaranya memperbanyak pembangunan PLTU mulut tambang dan membangun transmisi connected antar pulau sehingga tercipta energi yang murah di wilayah Indonesia.
"Jangan sampai mindset kita kebalik dengan cara memberikan tambahan biaya PLTU batu bara supaya energi terbarukan jadi kompetitif. Kalau seperti itu yang terjadi adalah pemborosan negara secara global," tuturnya.
Selanjutnya, upaya hilirisasi batu bara dengan stimulus dari sisi finansial maupun regulasi dan mengoptimalkan keanekaragaman sumber-sumber energi yang tersebar tidak merata di Indonesia.
"Kami mengusulkan pembangunan transmisi yang menghubungkan antar pulau dipercepat sehingga sebaran energi bisa merata di Indonesia," tandasnya.
(ind)
Lihat Juga :
tulis komentar anda