Bersaing Kembangkan Super-App

Sabtu, 20 Maret 2021 - 07:09 WIB
Sementara itu Senior Corporate Communications Manager Bukalapak Gicha Graciella mengatakan, saat ini pihaknya berfokus mengembangkan berbagai fitur yang bisa melakukan banyak hal dan memberikan banyak solusi. Misalnya layanan agregator pengiriman barang yang diberi nama BukaSend. Gicha menambahkan bahwa hal ini karena logistik merupakan faktor penting bagi keberlangsungan dan pengembangan e-commerce di Indonesia. Lebih terperinci ia menjelaskan bahwa pada Juli tahun lalu Bukalapak meluncurkan fitur pencarian hunian yang diberi nama BukaRumah. "Untuk menyediakan layanan ini kami bekerja sama dengan Bank Mandiri. Kami hanya ingin membantu konsumen membeli rumah mulai dari mencari hingga mengajukan Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Pengguna juga bisa memantau pembayaran KPR secara online ," katanya.

(Baca Juga : RCTI+ Melalui Fitur Radio+ Bagi-Bagi T-Shirt Gratis untuk Penggemar Ikatan Cinta )

Selain itu, untuk memenuhi kebutuhan pangan, Bukalapak berkolaborasi dengan HappyFresh untuk menyediakan bahan pokok melalui fitur Groceries. "Hal ini agar konsumen dapat memenuhi seluruh kebutuhan mereka dari hulu ke hilir (end to end ) di platform kami setiap hari," ucapnya. Lebih lanjut pihaknya optimistis pengembangan ekosistem aplikasi super itu tidak akan mengganggu pertumbuhan dari perusahaan rintisan lain yang tengah bertumbuh. Apalagi perusahaan juga terbuka untuk menjalin kerja sama. "Dengan menjadi super-app, Bukalapak akan bekerja sama dengan partner dan pihak terkait sehingga tidak akan mengganggu pertumbuhan dari startup lain karena kami sama-sama memberikan solusi dan kemudahan bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan," ungkapnya.

Di sisi lain, menanggapi banyaknya perusahaan rintisan yang mengarah pada super - app , ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Didik J Rachbini mengatakan, banyak tantangan yang harus dihadapi, terutama bagi negara, yaitu mengatasi adanya kebocoran dana ke luar negeri. Menurutnya, saat super - app didanai dan diambil pihak asing, yang ada modal berupa keuntungan malah tersedot ke luar negeri. "Ini bisa menjadi kelemahan ekonomi nasional yang terlihat pada defisit neraca berjalan," kata Didik.

(Aplikasi : Facebook Kembangkan Aplikasi Instagram Anak di Bawah 13 Tahun )

Di samping itu, hal lainnya yang tidak kalah penting adalah pemerintah wajib memperkuat manajemen risiko dalam mengatur pertumbuhan super - app , terutama demi mencegah praktik penipuan. "Sehingga praktik penipuan yang menggunakan super - app bisa dimitigasi," tuturnya saat dihubungi KORAN SINDO Jumat (19/3/2021). Tantangan lainnya berasal dari aspek persaingan sesama super-app . Menurut Didik, sebelum menjadi super-app, semua startup bisa saling menjatuhkan dengan memberikan promosi, diskon hingga cashback berkelanjutan, bahkan mencapai 90% dari biaya awal. Praktik tersebut akhirnya menciptakan dinding penghalang bagi kompetitor untuk menguasai konsumen. Tapi dengan adanya super-app para startup ini bisa bekerja sama.

Mengenai persaingan ini yang perlu diperkuat menurut Didik adalah dari Komisi Pengawasan Persaingan Usaha (KPPU). Namun KPPU hingga kini tidak mengikuti perubahan tersebut, bahkan untuk startup yang menjamur, belum terlihat ada terobosan yang dilakukan lembaga ini. "Untuk mendorong ini, pemerintah perlu memberi insentif bagi super - app yang mengoptimalkan dan memprioritaskan produk dalam negeri," sebut Didik. Dukungan infrastruktur digital diberikan oleh pemerintah agar pengembangan super - app berjalan lancar sehingga bisa diakses oleh seluruh masyarakat Indonesia. Pemerintah memiliki target hingga tahun 2022 membangun infrastruktur 4G di seluruh wilayah Indonesia.

Anggota Komisi I DPR Muhammad Farhan menjelaskan, ketika infrastruktur sudah dibangun, yang perlu dipastikan ialah pemanfaatan oleh operator seluler. "Jangan sampai kita sudah bikin jaringan, operator cuek dan tidak mau menggunakan. Tidak bisa hanya mengandalkan provider milik pemerintah. Karena mereka sifatnya sementara, semua serbasewa satelitnya. Kita harus memastikan bahwa apa pun yang kita buat memberikan kepastian akan diisi oleh provider ," jelasnya.

(Baca Juga : Aplikasi Chatting Signal Diblokir di China )

Terutama di daerah-daerah yang jauh dari jangkauan internet, masih banyak hingga di atas 40%. Wilayah ini biasanya sangat terpencil dengan penduduk yang sedikit. Merekalah yang harus dibangun infrastruktur dan diisi oleh operator. Tidak mudah untuk memastikan operator mau mengisi infrastruktur yang sudah ada. Maka Farhan menyebut diperlukan sebuah bisnis model agar para provider tertarik untuk membuka layanan di tempat itu. "Kalau tidak, akan rugi pemerintah, sudah triliunan rupiah yang keluar (diinvestasikan)," tandasnya.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More