IHSG Dibuka Memerah, Analis Sebut Relaksasi Perbankan AS Tekan Likuiditas Pasar
Senin, 22 Maret 2021 - 10:51 WIB
JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ) berada di zona merah pada pembukaan perdagangan pagi hari ini. IHSG tertekan 0,23% berada di level 6.341. Equity Research Analyst PT Panin Sekuritas Rendy Wijaya menuturkan, relaksasi perbankan Amerika Serikat (AS) berdampak pada likuiditas pasar.
“Sepanjang pekan lalu memang salah satu sentimen yang paling mendominasi adalah terkait dengan kebijakan The Fed . Cuman kita lihat dari kebijakan suku bunga tidak terlalu banyak perubahan bahwa The Fed masih akan menerapkan suku bunga rendah. Namun untuk relaksasi perbankan ini yang menjadi sentimen negatif juga termasuk untuk global,” tuturnya dalam Market Opening IDX Channel.
“Kita sama-sama mengetahui untuk sektor perbankan ini kan menjadi pusat perputaran uang juga di semua negara, jadi kalau misalkan nanti relaksasinya diperketat sehingga nanti perbankan akan lebih sulit mungkin untuk menyalurkan kreditnya maka ruang untuk pemulihan ekonominya juga akan lebih terbatas,” tambah Rendy.
Menurut dia, seandainya relaksasi perbankan ini dicabut, maka likuiditas akan mengering dan pemulihan ekonomi juga akan cenderung tertekan.
“Mungkin kalau kita lihat dari akhir tahun 2020 kemarin memang banyak pemulihan pasar keuangan maupun ekonomi ini banyak didorong dari optimisme dan juga peningkatan likuiditas yang sangat masif dari stimulus. Jadi, ini yang masih jadi kekhawatiran pasar juga sampai saat ini. Makanya kita lihat bahwa hari ini pun terlihat juga pasar Asia juga melemah,” ujar Rendy.
Sementara itu, kata dia, IHSG dari sisi fundamental belum banyak sektor yang menunjukkan pemulihan cukup signifikan dan hal ini perlu menjadi catatan investor.
“Dari akhir tahun 2020 kemarin kenaikan bisa dibilang lebih didorong oleh ekspetasi. Jadi, sampai dengan saat ini kalau kita lihat dari sisi fundamental belum banyak sektor yang menunjukkan recovery cukup signifikan, jadi ini yang perlu jadi catatan investor juga bahwa memang dari sisi fundamental belum 100% recover seperti itu. Sehingga ini masih akan membayangi perdagangan IHSG kita,” jelas Rendy.
“Sepanjang pekan lalu memang salah satu sentimen yang paling mendominasi adalah terkait dengan kebijakan The Fed . Cuman kita lihat dari kebijakan suku bunga tidak terlalu banyak perubahan bahwa The Fed masih akan menerapkan suku bunga rendah. Namun untuk relaksasi perbankan ini yang menjadi sentimen negatif juga termasuk untuk global,” tuturnya dalam Market Opening IDX Channel.
“Kita sama-sama mengetahui untuk sektor perbankan ini kan menjadi pusat perputaran uang juga di semua negara, jadi kalau misalkan nanti relaksasinya diperketat sehingga nanti perbankan akan lebih sulit mungkin untuk menyalurkan kreditnya maka ruang untuk pemulihan ekonominya juga akan lebih terbatas,” tambah Rendy.
Menurut dia, seandainya relaksasi perbankan ini dicabut, maka likuiditas akan mengering dan pemulihan ekonomi juga akan cenderung tertekan.
“Mungkin kalau kita lihat dari akhir tahun 2020 kemarin memang banyak pemulihan pasar keuangan maupun ekonomi ini banyak didorong dari optimisme dan juga peningkatan likuiditas yang sangat masif dari stimulus. Jadi, ini yang masih jadi kekhawatiran pasar juga sampai saat ini. Makanya kita lihat bahwa hari ini pun terlihat juga pasar Asia juga melemah,” ujar Rendy.
Sementara itu, kata dia, IHSG dari sisi fundamental belum banyak sektor yang menunjukkan pemulihan cukup signifikan dan hal ini perlu menjadi catatan investor.
“Dari akhir tahun 2020 kemarin kenaikan bisa dibilang lebih didorong oleh ekspetasi. Jadi, sampai dengan saat ini kalau kita lihat dari sisi fundamental belum banyak sektor yang menunjukkan recovery cukup signifikan, jadi ini yang perlu jadi catatan investor juga bahwa memang dari sisi fundamental belum 100% recover seperti itu. Sehingga ini masih akan membayangi perdagangan IHSG kita,” jelas Rendy.
(akr)
tulis komentar anda