Satu Dekade Program BIRU Digelar, 25.157 Biodigester Terbangun
Selasa, 23 Maret 2021 - 23:09 WIB
JAKARTA - Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bersama Pemerintah Belanda melalui Hivos, telah meluncurkan Program Biogas Rumah (BIRU) sebagai program multi-stakeholder yang bertujuan untuk menyediakan akses ke energi bersih dan terjangkau melalui pengembangan biogas. ( Baca juga:Bun, Biogas Bisa Bikin Hemat Pengeluaran Rumah Tangga Lho! )
Satu dekade setelah diluncurkan tahun 2009, Program BIRU telah menjangkau lebih dari 119.000 orang penerima manfaat. Tak hanya itu, penghasilan tambahan maupun penghematan pengeluaran juga dinikmati dari pengurangan pembelian LPG 3 kilogram, pembelian pupuk kimia, dan pendapatan dari bisnis bioslurry (pupuk alami). Pendekatan ini menerapkan sebuah konsep ekonomi sirkular yang menghubungkan pemanfaatan limbah organik, akses energi terbarukan dan ketahanan pangan.
Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi Dadan Kusdiana mengatakan, pengembangan biogas rumah ini merupakan salah satu dari program pengembangan bioenergi yang berkontribusi pada pencapaian penyediaan EBT 23% pada tahun 2025.
"Sampai dengan tahun 2021, Program BIRU telah memfasilitasi terbangunnya 25.157 unit biodigester dan telah memobilisasi pendanaan sebesar lebih dari Rp200 miliar," ujarnya dalam peringatan satu dekade program BIRU, Selasa (23/3/2021).
Dia menyampaikan apresiasi kepada Hivos dan Yayasan Rumah Energi atas sumbangsih pemikiran dan kontribusinya dalam mendukung program pengembangan sektor energi skala kecil selaku mitra pelaksana Program BIRU di berbagai wilayah Indonesia.
Program BIRU telah menyumbang lebih dari 50% unit terpasang biodigester di Indonesia. Total hingga 2021 terdapat 47.998 unit biodigester terpasang secara nasional.
"Diharapkan melalui pembelajaran ini masyarakat dapat belajar dari kisah sukses, pengetahuan dan pembelajaran Program BIRU serta menggunakan momentum ini dalam mengakselerasi pencapaian target 1 juta unit biodigester berbasis pasar," tuturnya.
Pada kesempatan tersebut, Direktur Regional Asia Tenggara Hivos Biranchi Upadhyaya mengungkapkan bahwa di tengah kesulitan pandemi Covid-19, justru para pelaku dan pengguna biogas memiliki ketahanan yang paling besar. ( Baca juga:HMI Butuh Kepemimpinan yang Kuat )
"Biogas mampu mandiri menciptakan penerangan dan energi memasak gratis di samping menyediakan sumber pangan lokal bagi keluarga dan penghasilan dari hasil pertanian melalui pemanfaatan pupuk dari ampas biogas untuk mendukung pertanian berkelanjutan," ujarnya.
Satu dekade setelah diluncurkan tahun 2009, Program BIRU telah menjangkau lebih dari 119.000 orang penerima manfaat. Tak hanya itu, penghasilan tambahan maupun penghematan pengeluaran juga dinikmati dari pengurangan pembelian LPG 3 kilogram, pembelian pupuk kimia, dan pendapatan dari bisnis bioslurry (pupuk alami). Pendekatan ini menerapkan sebuah konsep ekonomi sirkular yang menghubungkan pemanfaatan limbah organik, akses energi terbarukan dan ketahanan pangan.
Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi Dadan Kusdiana mengatakan, pengembangan biogas rumah ini merupakan salah satu dari program pengembangan bioenergi yang berkontribusi pada pencapaian penyediaan EBT 23% pada tahun 2025.
"Sampai dengan tahun 2021, Program BIRU telah memfasilitasi terbangunnya 25.157 unit biodigester dan telah memobilisasi pendanaan sebesar lebih dari Rp200 miliar," ujarnya dalam peringatan satu dekade program BIRU, Selasa (23/3/2021).
Dia menyampaikan apresiasi kepada Hivos dan Yayasan Rumah Energi atas sumbangsih pemikiran dan kontribusinya dalam mendukung program pengembangan sektor energi skala kecil selaku mitra pelaksana Program BIRU di berbagai wilayah Indonesia.
Program BIRU telah menyumbang lebih dari 50% unit terpasang biodigester di Indonesia. Total hingga 2021 terdapat 47.998 unit biodigester terpasang secara nasional.
"Diharapkan melalui pembelajaran ini masyarakat dapat belajar dari kisah sukses, pengetahuan dan pembelajaran Program BIRU serta menggunakan momentum ini dalam mengakselerasi pencapaian target 1 juta unit biodigester berbasis pasar," tuturnya.
Pada kesempatan tersebut, Direktur Regional Asia Tenggara Hivos Biranchi Upadhyaya mengungkapkan bahwa di tengah kesulitan pandemi Covid-19, justru para pelaku dan pengguna biogas memiliki ketahanan yang paling besar. ( Baca juga:HMI Butuh Kepemimpinan yang Kuat )
"Biogas mampu mandiri menciptakan penerangan dan energi memasak gratis di samping menyediakan sumber pangan lokal bagi keluarga dan penghasilan dari hasil pertanian melalui pemanfaatan pupuk dari ampas biogas untuk mendukung pertanian berkelanjutan," ujarnya.
(uka)
tulis komentar anda