BI Dorong Kerjasama Internasional Atasi Dampak Covid-19
Sabtu, 18 April 2020 - 15:44 WIB
JAKARTA - Bank Indonesia menekankan pentingnya kerjasama internasional, baik multilateral dan regional, di samping penguatan ekonomi nasional, dalam mendorong pertumbuhan ekonomi global ditengah tekanan akibat pandemi Covid-19.
"Bank Indonesia juga mendukung implementasi respons bauran kebijakan yang terkoordinasi, baik dari sisi fiskal, moneter, dan struktural untuk memitigasi dampak Covid-19 pada ekonomi," ujar Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi virtual Pertemuan Musim Semi International Monetary Fund dan World Bank, Sabtu (18/4/2020).
Pada kesempatan itu, Perry menyampaikan pentingnya peran bauran kebijakan di area kesehatan, fiskal dan moneter. Selain itu, peran lembaga internasional sangat penting dalam menjaga resiliensi ekonomi dan stabilitas sistem keuangan global, termasuk menjaga likuiditas untuk mendorong pemulihan ekonomi.
Dalam upaya tersebut, Indonesia bersama negara G20 lainnya mendukung G20 Action Plan dalam menghadapi krisis yang disebabkan oleh Covid-19.
Ini diperlukan sebagai referensi respons kebijakan untuk memitigasi dampak wabah Covid-19 yang telah merenggut lebih dari 150.000 korban jiwa di seluruh dunia itu.
Pertemuan tersebut juga membahas dampak merebaknya Covid-19 terhadap risiko pertumbuhan ekonomi global. Ekonomi dunia menghadapi ketidakpastian terkait durasi wabah Covid-19, kemungkinan mutasi virus, dan efektivitas dari berbagai upaya menahan penyebaran virus.
"Risiko lain yang menjadi perhatian adalah dampak yang ditimbulkan pada sektor finansial, pasokan barang, kegiatan perdagangan, dan kepercayaan," terangnya.
IMF memperkirakan ekonomi dunia akan kontraksi, dengan tumbuh negatif 3,0% pada 2020, turun dari 2,9% pada 2019. Selanjutnya, ekonomi global akan pulih secara bertahap dan tumbuh 5,8% pada 2021.
Hal itu seiring dengan kegiatan ekonomi yang kembali normal dengan dukungan kebijakan yang telah dilakukan negara-negara anggota.
Menghadapi kondisi tersebut, IMF menegaskan pentingnya upaya mengatasi Covid-19 melalui kebijakan di bidang kesehatan yang disertai dengan langkah-langkah dalam memitigasi dampak ekonomi.
"Langkah tersebut dilakukan melalui kebijakan fiskal, moneter, keuangan, kerjasama internasional (multilateral dan regional), peningkatkan kepercayaan global, dan upaya-upaya percepatan pemulihan ekonomi," jelas Perry.
Bank Indonesia bersama pemerintah dan lembaga terkait akan terus berupaya memperkuat koordinasi dan sinergi dalam memitigasi implikasi penyebaran Covid-19, untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap baik dan berdaya tahan.
"Bank Indonesia juga mendukung implementasi respons bauran kebijakan yang terkoordinasi, baik dari sisi fiskal, moneter, dan struktural untuk memitigasi dampak Covid-19 pada ekonomi," ujar Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi virtual Pertemuan Musim Semi International Monetary Fund dan World Bank, Sabtu (18/4/2020).
Pada kesempatan itu, Perry menyampaikan pentingnya peran bauran kebijakan di area kesehatan, fiskal dan moneter. Selain itu, peran lembaga internasional sangat penting dalam menjaga resiliensi ekonomi dan stabilitas sistem keuangan global, termasuk menjaga likuiditas untuk mendorong pemulihan ekonomi.
Dalam upaya tersebut, Indonesia bersama negara G20 lainnya mendukung G20 Action Plan dalam menghadapi krisis yang disebabkan oleh Covid-19.
Ini diperlukan sebagai referensi respons kebijakan untuk memitigasi dampak wabah Covid-19 yang telah merenggut lebih dari 150.000 korban jiwa di seluruh dunia itu.
Pertemuan tersebut juga membahas dampak merebaknya Covid-19 terhadap risiko pertumbuhan ekonomi global. Ekonomi dunia menghadapi ketidakpastian terkait durasi wabah Covid-19, kemungkinan mutasi virus, dan efektivitas dari berbagai upaya menahan penyebaran virus.
"Risiko lain yang menjadi perhatian adalah dampak yang ditimbulkan pada sektor finansial, pasokan barang, kegiatan perdagangan, dan kepercayaan," terangnya.
IMF memperkirakan ekonomi dunia akan kontraksi, dengan tumbuh negatif 3,0% pada 2020, turun dari 2,9% pada 2019. Selanjutnya, ekonomi global akan pulih secara bertahap dan tumbuh 5,8% pada 2021.
Hal itu seiring dengan kegiatan ekonomi yang kembali normal dengan dukungan kebijakan yang telah dilakukan negara-negara anggota.
Menghadapi kondisi tersebut, IMF menegaskan pentingnya upaya mengatasi Covid-19 melalui kebijakan di bidang kesehatan yang disertai dengan langkah-langkah dalam memitigasi dampak ekonomi.
"Langkah tersebut dilakukan melalui kebijakan fiskal, moneter, keuangan, kerjasama internasional (multilateral dan regional), peningkatkan kepercayaan global, dan upaya-upaya percepatan pemulihan ekonomi," jelas Perry.
Bank Indonesia bersama pemerintah dan lembaga terkait akan terus berupaya memperkuat koordinasi dan sinergi dalam memitigasi implikasi penyebaran Covid-19, untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap baik dan berdaya tahan.
(bon)
Lihat Juga :
tulis komentar anda