Jaga Ambang Ekonomi, Kementan Latih Petani Analisis Kerusakan Tanaman
Jum'at, 26 Maret 2021 - 09:30 WIB
JAKARTA - Kapasitas dan kompetensi menjadi sasaran Sekolah Lapang (SL) agar petani dapat membedakan organisme bukan hama (musuh alami) dan organisme berpotensi menjadi hama. Hal ini untuk mengetahui parameter ambang ekonomi (AE) dari analisis kerusakan tanaman.
Kegiatan pengelolaan hama terpadu (PHT) menjadi perhatian Kementerian Pertanian (Kementan) dan Integrated Participatory Development and Management of Irrigation Program (IPDMIP) menopang kinerja petani lahan pertanian kawasan irigasi pada 74 kabupaten di 16 provinsi termasuk di Kecamatan Kalitengah, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, baru-baru ini.
(Baca juga:Komisi IV DPR RI Minta Anggaran Kementerian Pertanian Ditambah)
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi mengatakan kegiatan SL dari IPDMIP bertujuan menjaga sekaligus meningkatkan produktivitas pertanian, khususnya di daerah irigasi.
“Sekolah Lapang IPDMIP, salah satu tujuannya adalah mengajarkan petani untuk mengantisipasi serangan hama dengan mengenali organisme pengganggu tanaman atau OPT,” katanya.
(Baca juga:Strategi Penilaian Kinerja Kementerian Pertanian)
Hal itu, katanya lagi, sejalan dengan instruksi dan arahan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo bahwa hama dan penyakit memicu kerusakan tanaman, akibatnya produktivitas menurun hingga gagal panen. “Maka hama dan penyakit perlu dikendalikan, apabila populasinya di lahan melampui ambang ekonomi,” katanya.
Kompetensi dasar menjadi sasaran SL dari IPDMIP agar petani didampingi penyuluh dapat membedakan organisme bukan hama atau yang berperan sebagai musuh alami, dan organisme yang berperan sebagai hama atau yang berpotensi menjadi hama. Sasaran sekolah lapang ini juga untuk melakukan pengamatan populasi hama sesuai teknik/metode pengamatan OPT, meramalkan tingkat kerusakannya, serta membuat pelaporan hama dalam pengambilan keputusan tindakan pengendalian.
(Baca juga:Sekda Gowa Dilantik Jadi Kepala Biro Keuangan Kementerian Pertanian)
Kegiatan pengelolaan hama terpadu (PHT) menjadi perhatian Kementerian Pertanian (Kementan) dan Integrated Participatory Development and Management of Irrigation Program (IPDMIP) menopang kinerja petani lahan pertanian kawasan irigasi pada 74 kabupaten di 16 provinsi termasuk di Kecamatan Kalitengah, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, baru-baru ini.
(Baca juga:Komisi IV DPR RI Minta Anggaran Kementerian Pertanian Ditambah)
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi mengatakan kegiatan SL dari IPDMIP bertujuan menjaga sekaligus meningkatkan produktivitas pertanian, khususnya di daerah irigasi.
“Sekolah Lapang IPDMIP, salah satu tujuannya adalah mengajarkan petani untuk mengantisipasi serangan hama dengan mengenali organisme pengganggu tanaman atau OPT,” katanya.
(Baca juga:Strategi Penilaian Kinerja Kementerian Pertanian)
Hal itu, katanya lagi, sejalan dengan instruksi dan arahan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo bahwa hama dan penyakit memicu kerusakan tanaman, akibatnya produktivitas menurun hingga gagal panen. “Maka hama dan penyakit perlu dikendalikan, apabila populasinya di lahan melampui ambang ekonomi,” katanya.
Kompetensi dasar menjadi sasaran SL dari IPDMIP agar petani didampingi penyuluh dapat membedakan organisme bukan hama atau yang berperan sebagai musuh alami, dan organisme yang berperan sebagai hama atau yang berpotensi menjadi hama. Sasaran sekolah lapang ini juga untuk melakukan pengamatan populasi hama sesuai teknik/metode pengamatan OPT, meramalkan tingkat kerusakannya, serta membuat pelaporan hama dalam pengambilan keputusan tindakan pengendalian.
(Baca juga:Sekda Gowa Dilantik Jadi Kepala Biro Keuangan Kementerian Pertanian)
tulis komentar anda