Jaga Ketidakpastian Pasar Uang Global, BI Pertahankan Suku Bunga Acuan
Rabu, 20 Mei 2020 - 08:45 WIB
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk tetap mempertahankan suku bunga BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) pada level 4,5%. Demikian juga dengan suku bunga Deposit Facility tetap sebesar 3,75% dan suku bunga Lending Facility sebesar 5,25%.
"Rapat Dewan Gubernur BI memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan BI 7-Days RR di 4,5%," kata Gubernur BI Perry Warjiyo, di Jakarta, kemarin. (Baca: BI Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Minus 2,2 Persen)
Perry menuturkan, keputusan ini diambil dengan mempertimbangkan perlunya menjaga stabilitas eksternal di tengah ketidakpastian pasar keuangan global yang saat ini masih relatif tinggi. "BI akan terus memastikan kondisi likuiditas perbankan dalam rangka pemulihan PDB dalam rangka relaksasi kredit bank," ujarnya.
Ke depan, tegas Perry, BI akan mencermati perkembangan ekonomi global dan domestik dalam memanfaatkan ruang bauran kebijakan yang akomodatif untuk menjaga tetap terkendalinya inflasi dan stabilitas eksternal. BI juga akan fokus untuk turut mendukung momentum pertumbuhan ekonomi nasional.
Dia mengatakan strategi moneter perlu dilakukan untuk menjaga kecukupan likuiditas pada pergantian tahun. Selain itu, hal tersebut juga dilakukan untuk mendukung transmisi bauran kebijakan yang akomodatif.
"Kebijakan makroprudensial tetap akomodatif untuk mendorong penyaluran kredit perbankan dan memperluas pembiayaan bagi perekonomian," kata Perry. (Baca: Suku Bunga Acuan tetap, rupiah Makin Mantap ke Rp14.770)
Di sisi lain, Perry menuturkan, BI mencatat mulai adanya pertumbuhan aliran modal asing yang masuk pada April hingga pertengahan Mei 2020. Hal ini sejalan dengan berkurangnya ketidakpastian di pasar keuangan.
Aliran modal masuk mulai April 2020 didorong meredanya ketidakpastian pasar keuangan global ditambah tingginya daya saing aset keuangan domestik dan tetap baiknya prospek ekonomi Indonesia. "Investasi portofolio April 2020-14 Mei 2020 mencatat net inflow USD4,1 miliar. Setelah pada kuartal I/2020 mencatat net outflow USD5,7 miliar," ujarnya.
Menurut dia, BI akan terus mencermati dinamika perekonomian dan pasar keuangan global serta penyebaran Covid-19 dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia dari waktu ke waktu. Selanjutnya mengambil langkah-langkah kebijakan lanjutan yang diperlukan secara terkoordinasi yang erat dengan pemerintah dan KSSK untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan serta pemulihan ekonomi nasional
"Bank Indonesia juga terus memperkuat bauran kebijakan yang diarahkan untuk memitigasi risiko penyebaran Covid-19, menjaga stabilitas pasar uang dan sistem keuangan, serta bersinergi dengan pemerintah dan otoritas terkait dalam mempercepat pemulihan ekonomi nasional," katanya. (Rina Anggraeni)
"Rapat Dewan Gubernur BI memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan BI 7-Days RR di 4,5%," kata Gubernur BI Perry Warjiyo, di Jakarta, kemarin. (Baca: BI Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Minus 2,2 Persen)
Perry menuturkan, keputusan ini diambil dengan mempertimbangkan perlunya menjaga stabilitas eksternal di tengah ketidakpastian pasar keuangan global yang saat ini masih relatif tinggi. "BI akan terus memastikan kondisi likuiditas perbankan dalam rangka pemulihan PDB dalam rangka relaksasi kredit bank," ujarnya.
Ke depan, tegas Perry, BI akan mencermati perkembangan ekonomi global dan domestik dalam memanfaatkan ruang bauran kebijakan yang akomodatif untuk menjaga tetap terkendalinya inflasi dan stabilitas eksternal. BI juga akan fokus untuk turut mendukung momentum pertumbuhan ekonomi nasional.
Dia mengatakan strategi moneter perlu dilakukan untuk menjaga kecukupan likuiditas pada pergantian tahun. Selain itu, hal tersebut juga dilakukan untuk mendukung transmisi bauran kebijakan yang akomodatif.
"Kebijakan makroprudensial tetap akomodatif untuk mendorong penyaluran kredit perbankan dan memperluas pembiayaan bagi perekonomian," kata Perry. (Baca: Suku Bunga Acuan tetap, rupiah Makin Mantap ke Rp14.770)
Di sisi lain, Perry menuturkan, BI mencatat mulai adanya pertumbuhan aliran modal asing yang masuk pada April hingga pertengahan Mei 2020. Hal ini sejalan dengan berkurangnya ketidakpastian di pasar keuangan.
Aliran modal masuk mulai April 2020 didorong meredanya ketidakpastian pasar keuangan global ditambah tingginya daya saing aset keuangan domestik dan tetap baiknya prospek ekonomi Indonesia. "Investasi portofolio April 2020-14 Mei 2020 mencatat net inflow USD4,1 miliar. Setelah pada kuartal I/2020 mencatat net outflow USD5,7 miliar," ujarnya.
Menurut dia, BI akan terus mencermati dinamika perekonomian dan pasar keuangan global serta penyebaran Covid-19 dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia dari waktu ke waktu. Selanjutnya mengambil langkah-langkah kebijakan lanjutan yang diperlukan secara terkoordinasi yang erat dengan pemerintah dan KSSK untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan serta pemulihan ekonomi nasional
"Bank Indonesia juga terus memperkuat bauran kebijakan yang diarahkan untuk memitigasi risiko penyebaran Covid-19, menjaga stabilitas pasar uang dan sistem keuangan, serta bersinergi dengan pemerintah dan otoritas terkait dalam mempercepat pemulihan ekonomi nasional," katanya. (Rina Anggraeni)
(ysw)
tulis komentar anda