McAfee: Penggunaan Cloud di Perusahaan Rentan Kejahatan Siber
Senin, 29 Maret 2021 - 22:58 WIB
Selain itu, karyawan juga mempunyai banyak perangkat, sehingga menciptakan banyak jalur koneksi ke aplikasi cloud perusahaan yang harus diawasi satu per satu oleh administrasi IT perusahaan. Beban kerja keamanan yang semakin tinggi ini mendorong penyedia jasa keamanan seperti McAfee menciptakan CASB dalam wujud MVISION Cloud.
CASB diterapkan pada tepi/edge jaringan dan digunakan untuk mengawasi setiap hubungan dari layanan cloud serta memberikan visibilitas penuh bagi perusahaan. Ada empat hal yang ditawarkan CASB.
Pertama, visibilitas mengungkap adanya layanan “shadow IT” dan melihat seluruh aktivitas pengguna dalam aplikasi cloud yang dimiliki perusahaan, dan mencegah layanan yang tidak diizinkan sebelum menimbulkan risiko. Kedua, compliance/kepatuhan mendeteksi data sensitif di cloud dan menerapkan kebijakan Data Loss Prevention untuk memenuhi syarat kepatuhan/compliance regulasi yang semakin ketat.
Ketiga, keamanan data yang diperkuat dengan fitur enkripsi serta tokenisasi yang mampu memberi lapisan keamanan tambahan untuk menghadapi penjahat yang semakin canggih. Terakhir, perlindungan Terhadap Ancaman kemampuan untuk mendeteksi dan merespons ancaman keamanan, baik dari dalam maupun dari luar perusahaan. ( Baca juga:Dua Solusi Ini Kunci Perusahaan Berhasil Jalankan Transformasi Digital )
Jonathan Tan, Managing Director Asia McAfee, mengatakan CASB, seperti halnya perangkat keamanan siber lain adalah satu bagian dari keamanan siber IT yang melindungi seluruh bagian perusahaan. Ada dua garis besar yang harus dipahami oleh pimpinan IT, yaitu bahwa CASB bukan merupakan alat yang diukur secara finansial, dan walaupun CASB mampu memberikan visibilitas penuh terhadap cloud.
"Tapi perusahaan tetap harus bekerja sama dengan semua stakeholder untuk memberikan edukasi dan sosialisasi kebijakan kepada seluruh karyawan untuk mencegah dan mengurangi “Shadow IT” serta risiko yang ditimbulkannya,” jelas Jonathan Tan dalam keterangan tertulisnya, Senin (29/3/2021).
Ia menambahkan, seiring dengan perubahan cara kerja perusahaan, digunakannya CASB dan meningkatnya pemahaman terhadap pengelolaan jaringan dan tepiannya/edge, maka perusahaan akan semakin siap dan mampu bertahan terhadap berbagai ancaman baru yang datang di masa pandemi dan setelahnya.
Lihat Juga: Lantik Pengurus AMSI Jatim, Wamen Komdigi: Transformasi Digital Ubah Cara Masyarakat Mengakses Informasi
CASB diterapkan pada tepi/edge jaringan dan digunakan untuk mengawasi setiap hubungan dari layanan cloud serta memberikan visibilitas penuh bagi perusahaan. Ada empat hal yang ditawarkan CASB.
Pertama, visibilitas mengungkap adanya layanan “shadow IT” dan melihat seluruh aktivitas pengguna dalam aplikasi cloud yang dimiliki perusahaan, dan mencegah layanan yang tidak diizinkan sebelum menimbulkan risiko. Kedua, compliance/kepatuhan mendeteksi data sensitif di cloud dan menerapkan kebijakan Data Loss Prevention untuk memenuhi syarat kepatuhan/compliance regulasi yang semakin ketat.
Ketiga, keamanan data yang diperkuat dengan fitur enkripsi serta tokenisasi yang mampu memberi lapisan keamanan tambahan untuk menghadapi penjahat yang semakin canggih. Terakhir, perlindungan Terhadap Ancaman kemampuan untuk mendeteksi dan merespons ancaman keamanan, baik dari dalam maupun dari luar perusahaan. ( Baca juga:Dua Solusi Ini Kunci Perusahaan Berhasil Jalankan Transformasi Digital )
Jonathan Tan, Managing Director Asia McAfee, mengatakan CASB, seperti halnya perangkat keamanan siber lain adalah satu bagian dari keamanan siber IT yang melindungi seluruh bagian perusahaan. Ada dua garis besar yang harus dipahami oleh pimpinan IT, yaitu bahwa CASB bukan merupakan alat yang diukur secara finansial, dan walaupun CASB mampu memberikan visibilitas penuh terhadap cloud.
"Tapi perusahaan tetap harus bekerja sama dengan semua stakeholder untuk memberikan edukasi dan sosialisasi kebijakan kepada seluruh karyawan untuk mencegah dan mengurangi “Shadow IT” serta risiko yang ditimbulkannya,” jelas Jonathan Tan dalam keterangan tertulisnya, Senin (29/3/2021).
Ia menambahkan, seiring dengan perubahan cara kerja perusahaan, digunakannya CASB dan meningkatnya pemahaman terhadap pengelolaan jaringan dan tepiannya/edge, maka perusahaan akan semakin siap dan mampu bertahan terhadap berbagai ancaman baru yang datang di masa pandemi dan setelahnya.
Lihat Juga: Lantik Pengurus AMSI Jatim, Wamen Komdigi: Transformasi Digital Ubah Cara Masyarakat Mengakses Informasi
(uka)
tulis komentar anda