Hasil Pertemuan Fujian, RI-China Targetkan Perdagangan Rp1.400 Triliun di 2024

Jum'at, 02 April 2021 - 19:11 WIB
Pertemuan RI-China di Fujian menyepakati target peningkatan nilai perdagangan antarnegara menjadi USD100 miliar di 2024. Foto/Ilustrasi
FUJIAN - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir , Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi , dan Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi hari ini berkunjung ke Fujian, China, demi menggelar pertemuan bilateral dengan otoritas setempat. Pertemuan ini juga bertujuan menggaet investor untuk berinvestasi di Indonesia.

Menlu Retno menjelaskan, pertemuan tersebut juga ditujukan untuk meningkatkan pembelian produk Indonesia oleh China. Secara lebih mendetail, Mendag Lutfi mengatakan bahwa ada beberapa poin penting yang didapatkan dari pertemuan tersebut.

"Pertama, kami membicarakan soal target dalam tiga tahun ke depan, kami akan meningkatkan perdagangan dua negara dari USD31 miliar menjadi USD100 miliar (sekitar Rp1.400 triliun) pada tahun 2024," ucap Lutfi, Jumat (2/4/2021).



Poin selanjutnya, Indonesia dan China akan akan mendalami lagi kesepakatan kerjasama perdagangan yang sudah diteken sejak tahun 2011 yakni Bilateral Economic and Trade Cooperation (BETC) menjadi Trade and Investment Framework Agreement (TIFA). TIFA ini akan menjadi jenjang perdagangan yang lebih tinggi.

"Kemungkinan kita akan membicarakan untuk memperdalam kegiatan perdagangan kedua negara dengan skema Comprehensive Economic Partnership Agreement. Ditambah, setidaknya ada lima perusahaan yang akan impor sarang walet senilai USD 1,13 miliar," ungkapnya.

Lutfi menyebutkan bahwa akan ada ekspor dan investasi untuk produk furnitur senilai USD200 juta. Selain itu, dibicarakan juga perihal investasi di Kalimantan Barat yang akan mendatangkan 150 perusahaan dan mempekerjakan lebih dari 3.000 pekerja. Dia menyebutkan, total keseluruhan adalah sebesar USD1,38 miliar atau sekitar Rp20 triliun.

"Terimakasih ke Ibu Menlu, dengan kerja sama ini kami akan perbaiki, tidak hanya memperbaiki neraca dagang tapi juga hubungan baik ekonomi antara kedua belah pihak," pungkasnya.
(fai)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More