Klaim Kompensasi Bisa Lampaui Rp14 T, Kapal Ever Given Masih Ditahan
Senin, 05 April 2021 - 14:49 WIB
SYDNEY - Otoritas Terusan Suez (SCA) menyatakan, 422 kapal dengan total muatan bersih sebesar 26 juta ton telah berhasil lewat terusan tersebut sejak kanal itu dibuka kembali.
Namun, Pemerintah Mesir menyatakan kapal Ever Given yang menjadi penyebab tersumbatnya Terusan Suez tidak akan dibebaskan sampai kompensasi dibayarkan oleh pemilik kapal. Menurut Ketua Otoritas Terusan Suez (SCA) Osama Rabie, kerugian yang timbul bisa melebihi USD1 miliar (sekitar Rp14 trilun).
Manajer teknis kapal Ever Given, Bernhard Schulte Shipmanagement, menyatakan pada hari ini bahwa penyelidikan awal menunjukkan angin kencang yang menyebabkan kapal berbelok keluar jalur dan tersangkut di terusan tersebut.
Namun demikian, SCA menyatakan bahwa kesalahan teknis atau manusia mungkin menjadi penyebab tersangkutnya kapal kontainer raksasa tersebut. "Terusan Suez tidak pernah ditutup karena cuaca buruk sebelumnya," katanya seperti dikutip dari ABC News, Senin (5/4/2021).
Wai Gudula, mantan anggota komite administrasi Terusan Suez, mengatakan kerugian ekonomi Mesir termasuk biaya mengeluarkan Ever Given yang menggunakan sejumlah besar kapal tunda dan kapal keruk. Penyelamatan kapal itu juga menyebabkan rusaknya saluran air yang membutuhkan biaya tambahan untuk perbaikannya.
Dia menambahkan, penutupan kanal itu menghilangkan pendapatan sekitar USD18 juta per hari. Meskipun total kompensasi belum ditentukan, kasus ini disebut-sebut bisa menjadi kasus kompensasi kapal kontainer terbesar yang pernah ada.
Menghubungkan Laut Mediterania dengan Laut Merah, Terusan Suez adalah jalur utama untuk perdagangan lintas laut global karena memungkinkan kapal untuk melakukan perjalanan antara Eropa dan Asia Selatan tanpa menavigasi di sekitar Afrika. Terusan ini mengurangi jarak perjalanan laut antara Eropa dan India sekitar 7.000 kilometer.
Namun, Pemerintah Mesir menyatakan kapal Ever Given yang menjadi penyebab tersumbatnya Terusan Suez tidak akan dibebaskan sampai kompensasi dibayarkan oleh pemilik kapal. Menurut Ketua Otoritas Terusan Suez (SCA) Osama Rabie, kerugian yang timbul bisa melebihi USD1 miliar (sekitar Rp14 trilun).
Manajer teknis kapal Ever Given, Bernhard Schulte Shipmanagement, menyatakan pada hari ini bahwa penyelidikan awal menunjukkan angin kencang yang menyebabkan kapal berbelok keluar jalur dan tersangkut di terusan tersebut.
Namun demikian, SCA menyatakan bahwa kesalahan teknis atau manusia mungkin menjadi penyebab tersangkutnya kapal kontainer raksasa tersebut. "Terusan Suez tidak pernah ditutup karena cuaca buruk sebelumnya," katanya seperti dikutip dari ABC News, Senin (5/4/2021).
Wai Gudula, mantan anggota komite administrasi Terusan Suez, mengatakan kerugian ekonomi Mesir termasuk biaya mengeluarkan Ever Given yang menggunakan sejumlah besar kapal tunda dan kapal keruk. Penyelamatan kapal itu juga menyebabkan rusaknya saluran air yang membutuhkan biaya tambahan untuk perbaikannya.
Dia menambahkan, penutupan kanal itu menghilangkan pendapatan sekitar USD18 juta per hari. Meskipun total kompensasi belum ditentukan, kasus ini disebut-sebut bisa menjadi kasus kompensasi kapal kontainer terbesar yang pernah ada.
Menghubungkan Laut Mediterania dengan Laut Merah, Terusan Suez adalah jalur utama untuk perdagangan lintas laut global karena memungkinkan kapal untuk melakukan perjalanan antara Eropa dan Asia Selatan tanpa menavigasi di sekitar Afrika. Terusan ini mengurangi jarak perjalanan laut antara Eropa dan India sekitar 7.000 kilometer.
(fai)
tulis komentar anda