PTBA Targetkan Penjualan Batubara 30,7 Juta Ton di 2021
Senin, 05 April 2021 - 19:25 WIB
JAKARTA - PT Bukit Asam (Persero) atau PTBA menargetkan, kenaikan penjualan batu bara dari 26,1 juta ton pada 2020 menjadi 30,7 juta ton pada 2021. Perseroan mencatat pada 2020 kenaikan volume produksi batu bara mengalami kenaikan, dimana, dari 24,8 juta ton menjadi 29,5 juta ton hingga akhir tahun lalu.
Target penjualan batu bara tidak terlepas dari kinerja perseroan pada 2020. Corporate Secretary PTBA, Apollonius Andwie menyebut, kinerja perusahaan sepanjang 2020 masih mencetak kinerja positif. Perseroan mampu mencatatkan pendapatan sebesar Rp17,3 triliun dengan laba bersih sebesar Rp 2,4 triliun. Aset perusahaan tercatat masih kuat berada di angka Rp24,1 triliun dengan komposisi kas setara kas dan deposito berjangka di atas 3 bulan sebesar Rp5,5 triliun atau 23 persen dari total aset.
"Sepanjang 2020, PTBA juga meraih sejumlah penghargaan bergengsi di antaranya program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan Dalam Pengelolaan Lingkungan (PROPER) kategori emas untuk unit pertambangan Tanjung Enim dan proper kategori emas untuk unit Pelabuhan Tarahan," katanya Senin (5/4/2021).
Selain itu, Bukit Asam melakukan pembelian kembali saham (buyback) pada periode 17 Maret 2020 sampai dengan 16 Juni 2020 sebanyak 6,3 juta lembar saham dengan harga Rp1.987 per lembar saham. Di sisi lain, Apollonius mencatat, proyek pengembangan gasifikasi batu bara masuk dalam Proyek Strategi Nasional (PSN) dengan terbitnya Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 109 tahun 2020 yang ditandatangani pada 17 November 2020 lalu.
Proyek itu terdiri dari hilirisasi gasifikasi batu bara di Tanjung Enim dan kawasan industri Bukit Asam Coal Based Industrial Estate (BACBIE) di Tanjung Enim. "PTBA, Pertamina, dan Air Products optimistis proyek pengembangan DME batu bara bisa berjalan sesuai rencana untuk mulai beroperasi di kuartal II-2024," katanya.
Baca Juga: Dibekuk KPK, Ini Profil Samin Tan Crazy Rich Batubara
Perjanjian kerja sama atau cooperation agreement antara PTBA, Pertamina, dan Air Products Chemical Inc juga sudah ditandatangani pada 11 Februari 2021. Pada penghujung 2020 PTBA telah menandatangani Head of Agreement (HoA) dengan Activated Carbon Technologies PTY, LTD (ACT) yang berbasis di Australia yang telah menyatakan komitmen nya sebagai offtaker produk karbon-aktif secara jangka Panjang.
Pengembangan pabrik karbon aktif di Kawasan Industri Tanjung Enim (BACBIE) rencananya akan memproduksi karbon aktif sebanyak 12.000 ton per tahun dengan mengolah sebanyak 60.000 ton batu bara per tahun.
Target penjualan batu bara tidak terlepas dari kinerja perseroan pada 2020. Corporate Secretary PTBA, Apollonius Andwie menyebut, kinerja perusahaan sepanjang 2020 masih mencetak kinerja positif. Perseroan mampu mencatatkan pendapatan sebesar Rp17,3 triliun dengan laba bersih sebesar Rp 2,4 triliun. Aset perusahaan tercatat masih kuat berada di angka Rp24,1 triliun dengan komposisi kas setara kas dan deposito berjangka di atas 3 bulan sebesar Rp5,5 triliun atau 23 persen dari total aset.
"Sepanjang 2020, PTBA juga meraih sejumlah penghargaan bergengsi di antaranya program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan Dalam Pengelolaan Lingkungan (PROPER) kategori emas untuk unit pertambangan Tanjung Enim dan proper kategori emas untuk unit Pelabuhan Tarahan," katanya Senin (5/4/2021).
Selain itu, Bukit Asam melakukan pembelian kembali saham (buyback) pada periode 17 Maret 2020 sampai dengan 16 Juni 2020 sebanyak 6,3 juta lembar saham dengan harga Rp1.987 per lembar saham. Di sisi lain, Apollonius mencatat, proyek pengembangan gasifikasi batu bara masuk dalam Proyek Strategi Nasional (PSN) dengan terbitnya Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 109 tahun 2020 yang ditandatangani pada 17 November 2020 lalu.
Proyek itu terdiri dari hilirisasi gasifikasi batu bara di Tanjung Enim dan kawasan industri Bukit Asam Coal Based Industrial Estate (BACBIE) di Tanjung Enim. "PTBA, Pertamina, dan Air Products optimistis proyek pengembangan DME batu bara bisa berjalan sesuai rencana untuk mulai beroperasi di kuartal II-2024," katanya.
Baca Juga: Dibekuk KPK, Ini Profil Samin Tan Crazy Rich Batubara
Perjanjian kerja sama atau cooperation agreement antara PTBA, Pertamina, dan Air Products Chemical Inc juga sudah ditandatangani pada 11 Februari 2021. Pada penghujung 2020 PTBA telah menandatangani Head of Agreement (HoA) dengan Activated Carbon Technologies PTY, LTD (ACT) yang berbasis di Australia yang telah menyatakan komitmen nya sebagai offtaker produk karbon-aktif secara jangka Panjang.
Pengembangan pabrik karbon aktif di Kawasan Industri Tanjung Enim (BACBIE) rencananya akan memproduksi karbon aktif sebanyak 12.000 ton per tahun dengan mengolah sebanyak 60.000 ton batu bara per tahun.
(nng)
Lihat Juga :
tulis komentar anda