Pede Ekonomi Tumbuh hingga 5,3% di 2021, Sri Mulyani Andalkan Ini
Kamis, 08 April 2021 - 16:10 WIB
JAKARTA - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memprediksi pertumbuhan ekonomi nasional di tahun 2021 ini akan berada di kisaran 4,5-5,3%. Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan, prediksi tersebut lebih tinggi dari ramalan sejumlah lembaga keuangan internasional seperti IMF (4,3%), World Bank (4,4%), dan OECD (4,9%).
"Proyeksi pemerintah (pertumbuhan ekonomi nasional) di 4,5-5,3% itu terutama didukung oleh APBN yang sangat ekspansif, dengan defisit 5,7% untuk memulihkan berbagai aktivitas ekonomi kita," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers secara virtual, Kamis (8/4/2021).
Dia menjelaskan, defisit 5,7% untuk memulihkan berbagai aktivitas ekonomi nasional itu antara lain mencakup berbagai bantuan bagi para pelaku usaha kecil menengah, bantuan sosial masyarakat, dukungan pada dunia usaha, serta dukungan bagi para pemerintah daerah.
Selain itu, guna mencapai proyeksi pertumbuhan ekonomi nasional itu, dibutuhkan juga sinergi lintas sektor. Seperti misalnya antara pemerintah, Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), serta Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).
"Sehingga mereka bisa terus melakukan tugasnya, baik dari sisi kegiatan di pasar modal maupun di sektor perbankan guna mendukung upaya pemerintah memulihkan ekonomi nasional," bebernya.
Di sisi lain, aspek kesehatan dipastikan juga akan ikut mendukung proyeksi dan target capaian pemerintah itu. Terutama, melalui pelaksanaan program vaksinasi Covid-19 yang ke depannya masih akan terus digenjot oleh pemerintah.
Hingga akhir 2021 nanti pemerintah telah menargetkan bahwa program vaksinasi Covid-19 sudah bisa dilakukan untuk 185,5 juta orang, demi mencapai herd immunity.
"Dari sejumlah hal penopang pemulihan ekonomi nasional di 2021, vaksinasi Covid-19 merupakan suatu keharusan dengan target 185,5 juta orang," tandasnya.
"Proyeksi pemerintah (pertumbuhan ekonomi nasional) di 4,5-5,3% itu terutama didukung oleh APBN yang sangat ekspansif, dengan defisit 5,7% untuk memulihkan berbagai aktivitas ekonomi kita," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers secara virtual, Kamis (8/4/2021).
Baca Juga
Dia menjelaskan, defisit 5,7% untuk memulihkan berbagai aktivitas ekonomi nasional itu antara lain mencakup berbagai bantuan bagi para pelaku usaha kecil menengah, bantuan sosial masyarakat, dukungan pada dunia usaha, serta dukungan bagi para pemerintah daerah.
Selain itu, guna mencapai proyeksi pertumbuhan ekonomi nasional itu, dibutuhkan juga sinergi lintas sektor. Seperti misalnya antara pemerintah, Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), serta Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).
"Sehingga mereka bisa terus melakukan tugasnya, baik dari sisi kegiatan di pasar modal maupun di sektor perbankan guna mendukung upaya pemerintah memulihkan ekonomi nasional," bebernya.
Di sisi lain, aspek kesehatan dipastikan juga akan ikut mendukung proyeksi dan target capaian pemerintah itu. Terutama, melalui pelaksanaan program vaksinasi Covid-19 yang ke depannya masih akan terus digenjot oleh pemerintah.
Hingga akhir 2021 nanti pemerintah telah menargetkan bahwa program vaksinasi Covid-19 sudah bisa dilakukan untuk 185,5 juta orang, demi mencapai herd immunity.
"Dari sejumlah hal penopang pemulihan ekonomi nasional di 2021, vaksinasi Covid-19 merupakan suatu keharusan dengan target 185,5 juta orang," tandasnya.
(fai)
tulis komentar anda