Kejar Target Bauran Energi 23%, Pembangkit Energi Terbarukan Perlu Diakselerasi
Jum'at, 09 April 2021 - 22:00 WIB
JAKARTA - Indonesia sedang mengejar ketertinggalan target 23% bauran energi di 2025, yang saat ini baru tercapai 11,5%. Institute for Essential Services Reform (IESR) menilai untuk mendukung transisi energi , maka kapasitas pertumbuhan pembangkit energi terbarukan perlu diakselerasi 6-8 kali lipat.
Program Manajer Transformasi Energi IESR Deon Arinaldo mengatakan, sejak tahun 2015, pertumbuhan energi terbarukan di Indonesia lambat, sekitar 400-500 MW per tahun. Pada tahun 2020, pertumbuhan hanya mencapai 187,5 MW. ( Baca juga: Belanja di Harbolnas Ramadan Gratis Ongkir )
"Untuk mengejar target bauran energi terbarukan 23% (RUEN), maka pembangkit energi terbarukan minimal perlu mencapai 24 GW pada tahun 2025 atau bertambah sebesar 2-3 GW per tahun," ujarnya dalam keterangan tertulis, Jumat (9/4/2021).
Terpisah, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menegaskan perlu adanya upaya strategis dan sinergitas kementerian/lembaga anggota Dewan Energi Nasional (DEN) dari unsur pemerintah dan anggota DEN dari pemangku kepentingan untuk mengakselerasi pencapaian target bauran nasional pada tahun 2025, yang terdiri dari bauran energi baru terbarukan (EBT) sebesar 23%, gas bumi sebesar 22%, minyak bumi sebesar 25%, dan batubara sebesar 30%. ( Baca juga: SBY Daftarkan Demokrat ke Ditjen Kekayaan Intelektual, Syarief Hasan: Dia Penciptanya Kok )
Sementara, pada tahun 2020 bauran energi baru terbarukan tercapai sebesar 11,20%, gas bumi sebesar 19,16%, minyak bumi sebesar 31,60%, dan batubara sebesar 38,04%.
"Upaya strategis melihat dinamika keenergian yang terjadi, pemerintah telah menyusun rancangan Grand Strategi Energi Nasional yang mengakselerasi antara lain mengembangkan peningkatan kapasitas produksi dan penyerapan EBT," ungkapnya.
Program Manajer Transformasi Energi IESR Deon Arinaldo mengatakan, sejak tahun 2015, pertumbuhan energi terbarukan di Indonesia lambat, sekitar 400-500 MW per tahun. Pada tahun 2020, pertumbuhan hanya mencapai 187,5 MW. ( Baca juga: Belanja di Harbolnas Ramadan Gratis Ongkir )
"Untuk mengejar target bauran energi terbarukan 23% (RUEN), maka pembangkit energi terbarukan minimal perlu mencapai 24 GW pada tahun 2025 atau bertambah sebesar 2-3 GW per tahun," ujarnya dalam keterangan tertulis, Jumat (9/4/2021).
Terpisah, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menegaskan perlu adanya upaya strategis dan sinergitas kementerian/lembaga anggota Dewan Energi Nasional (DEN) dari unsur pemerintah dan anggota DEN dari pemangku kepentingan untuk mengakselerasi pencapaian target bauran nasional pada tahun 2025, yang terdiri dari bauran energi baru terbarukan (EBT) sebesar 23%, gas bumi sebesar 22%, minyak bumi sebesar 25%, dan batubara sebesar 30%. ( Baca juga: SBY Daftarkan Demokrat ke Ditjen Kekayaan Intelektual, Syarief Hasan: Dia Penciptanya Kok )
Sementara, pada tahun 2020 bauran energi baru terbarukan tercapai sebesar 11,20%, gas bumi sebesar 19,16%, minyak bumi sebesar 31,60%, dan batubara sebesar 38,04%.
"Upaya strategis melihat dinamika keenergian yang terjadi, pemerintah telah menyusun rancangan Grand Strategi Energi Nasional yang mengakselerasi antara lain mengembangkan peningkatan kapasitas produksi dan penyerapan EBT," ungkapnya.
(uka)
tulis komentar anda