Jokowi Ajak Jerman Bermitra dalam Transformasi Digital
Senin, 12 April 2021 - 20:36 WIB
JAKARTA - Presiden Joko Widodo atawa Jokowi mengajak Jerman untuk bermitra dalam mewujudkan transformasi digital industri di Indonesia. Ajakan itu kemukakan Jokowi dalam pembukaan Hannover Messe 2021 .
Jokowi mengatakan untuk menuju tranformasi tersebut, Indonesia telah menyiapkan beberapa perangkat. Salah satunya roadmap implementasi Makin Indonesia 4.0. ( Baca juga:Di Depan Angela Merkel, Jokowi Beberkan Tantangan Pengembangan Industri 4.0 )
"Dalam roadmap tersebut ada tiga faktor utama yang dibutuhkan," kata Jokowi dalam sambutannya secara virtual, Senin (12/4/2021).
Jokowi memaparkan, pertama di era industri 4.0 penguatan sumber daya manusia (SDM) adalah sebuah kebutuhan. Indonesia memiliki bonus demografi pada 2030, ketika jumlah usia produktif Indonesia tumbuh dua kali lipat. Tantangannya adalah penyiapan SDM yang mampu menghadapi tantangan masa depan seperti big data, artifisial intelijen, internet of thing.
"Saya yakin Jerman bisa mendukung penguatan SDM Indonesia melalui pengembangan pendidikan vokasi, penguatan riset, dan penguatan universitas berbasis teknologi," ujarnya.
Kedua, menciptakan indonesia iklim investasi yang kondusif bagi industri 4.0. Salah satunya dengan pengesahan UU Cipta Kerja yang akan mempermudah dan memberikan kepastian usaha.
"UU cipta kerja akan memberikan insentif bagi ekonomi digital, dan mendukung pengembangan industri 4.0," terangnya.
Ketiga, lanjut Jokowi, investasi pada pembangunan hijau. Jokowi menjelaskan peluang bisnis dalam pembangunan hijau ini mempunyai potensi bisnis sebesar USD10,1 triliun.
Untuk itu, Indonesia telah melakukan terobosan seperti program biodisel atau green disel dari kelapa sawit dan pemasangan pembangkit listrik tenaga surya. ( Baca juga:Puluhan Anggota 2 Perguruan Silat Bentrok di Jalanan, Belasan Pemuda Terluka Dua Motor Rusak )
Di saat yang sama Indonesia juga siap berkontribusi pada energi masa depan. Indonesia sebagai negara penghasil nikel terbesar di dunia, mengembangkan bijih nikel menjadi baterai lithium sebagai komponen utama baterai ponsel atau mobil listrik.
"Kerja sama pembangunan hijau dengan Jerman merupakan sebuah prioritas untuk dilakukan," tandasnya.
Lihat Juga: Lantik Pengurus AMSI Jatim, Wamen Komdigi: Transformasi Digital Ubah Cara Masyarakat Mengakses Informasi
Jokowi mengatakan untuk menuju tranformasi tersebut, Indonesia telah menyiapkan beberapa perangkat. Salah satunya roadmap implementasi Makin Indonesia 4.0. ( Baca juga:Di Depan Angela Merkel, Jokowi Beberkan Tantangan Pengembangan Industri 4.0 )
"Dalam roadmap tersebut ada tiga faktor utama yang dibutuhkan," kata Jokowi dalam sambutannya secara virtual, Senin (12/4/2021).
Jokowi memaparkan, pertama di era industri 4.0 penguatan sumber daya manusia (SDM) adalah sebuah kebutuhan. Indonesia memiliki bonus demografi pada 2030, ketika jumlah usia produktif Indonesia tumbuh dua kali lipat. Tantangannya adalah penyiapan SDM yang mampu menghadapi tantangan masa depan seperti big data, artifisial intelijen, internet of thing.
"Saya yakin Jerman bisa mendukung penguatan SDM Indonesia melalui pengembangan pendidikan vokasi, penguatan riset, dan penguatan universitas berbasis teknologi," ujarnya.
Kedua, menciptakan indonesia iklim investasi yang kondusif bagi industri 4.0. Salah satunya dengan pengesahan UU Cipta Kerja yang akan mempermudah dan memberikan kepastian usaha.
"UU cipta kerja akan memberikan insentif bagi ekonomi digital, dan mendukung pengembangan industri 4.0," terangnya.
Ketiga, lanjut Jokowi, investasi pada pembangunan hijau. Jokowi menjelaskan peluang bisnis dalam pembangunan hijau ini mempunyai potensi bisnis sebesar USD10,1 triliun.
Untuk itu, Indonesia telah melakukan terobosan seperti program biodisel atau green disel dari kelapa sawit dan pemasangan pembangkit listrik tenaga surya. ( Baca juga:Puluhan Anggota 2 Perguruan Silat Bentrok di Jalanan, Belasan Pemuda Terluka Dua Motor Rusak )
Di saat yang sama Indonesia juga siap berkontribusi pada energi masa depan. Indonesia sebagai negara penghasil nikel terbesar di dunia, mengembangkan bijih nikel menjadi baterai lithium sebagai komponen utama baterai ponsel atau mobil listrik.
"Kerja sama pembangunan hijau dengan Jerman merupakan sebuah prioritas untuk dilakukan," tandasnya.
Lihat Juga: Lantik Pengurus AMSI Jatim, Wamen Komdigi: Transformasi Digital Ubah Cara Masyarakat Mengakses Informasi
(uka)
tulis komentar anda