Duh, 58% Masyarakat Indonesia Mengaku Lebih Besar Pasak Daripada Tiang
Senin, 12 April 2021 - 21:35 WIB
JAKARTA - Presiden Direktur sekaligus CEO PT Bank OCBC NISP Parwati Surjaudaja mengatakan bahwa dalam menjalankan roda bisnis pihaknya memiliki 3 komitmen, yaitu meningkatkan literasi keuangan, mendukung UMKM Indonesia, dan sustainabilitas.
Dia mengatakan, meningkatkan literasi keuangan ini dimulai dari mengubah pemahaman, kebiasaan, dan mindset menjadi gaya hidup finansial yang lebih sehat mulai dari individu, hingga pelaku usaha kecil dan besar.
"Untuk menciptakan perubahan memerlukan 3 hal penting, yaitu knowledge, behaviour, dan mindset. Pertama, knowledge pengetahuan keuangan yang cukup," ucap Parwati dalam Virtual Press Conference 8 Dekade OCBC NISP Melaju Jauh-Paparan Solusi Finansial untuk Indonesia di Jakarta, Senin (12/4/2021).
Dari survei Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tahun 2019, terlihat bahwa Indonesia masih memiliki tingkat literasi keuangan yang masih harus ditingkatkan, baru 38,03% dari total populasi. Berdasarkan PISA data, Indonesia juga memiliki tingkat literasi keuangan yang rendah, terutama jika dibandingkan dengan negara lainnya.
Oleh karena itu, menurut dia, penting sekali untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan tentang keuangan dan produk investasi dengan berbagai risikonya, agar masyarakat Indonesia bisa mengambil keputusan keuangan yang tepat.
"Kedua, behaviour atau kebiasaan pengelolaan keuangan yang baik, dalam era ini masih banyak anak muda yang tergoda, mengikuti gaya hidup yang terlihat di sosial media, kadang berakibat besar pasak daripada tiang. Faktanya, hampir 58% masyarakat Indonesia mengatakan bahwa pengeluaran mereka lebih besar daripada pendapatan mereka dalam 12 bulan terakhir," jelas Parwati.
Padahal, jika dibandingkan dengan negara lain, angka mereka hanya 34,4%. Contoh lainnya, dalam berbisnis, banyak yang tidak berpikir akan pentingnya cashflow management, dimana perlu ada pembedaan antara dana untuk kebutuhan pribadi dan untuk keperluan bisnis.
"Ketiga, perlu ada mindset keyakinan yang tepat. Banyak orang berpikir bahwa perencanaan keuangan itu hanya kalau uangnya sudah melimpah nanti, atau ada juga yang berpikir 'kan uangnya gini-gini aja, apa yang mau dikelola'. Mindset ini yang perlu kita ubah, karena akan membuat kita jadi jalan di tempat," tegas Parwati.
Dia mengatakan, mindset ini kemudian menghalangi kita untuk menerima perubahan untuk menjadi lebih baik. Dan memang, lanjut dia, tidak mudah untuk mengubah pemahaman, kebiasaan, dan mindset yang sudah lama tertanam.
"Maka, OCBC NISP berkomitmen untuk mengedukasi, memotivasi, dan yang terpenting adalah mendampingi dalam setiap langkah. Dengan begitu, kita akan semakin siap mendukung Indonesia menjadi 5 besar dunia," pungkas Parwati.
Dia mengatakan, meningkatkan literasi keuangan ini dimulai dari mengubah pemahaman, kebiasaan, dan mindset menjadi gaya hidup finansial yang lebih sehat mulai dari individu, hingga pelaku usaha kecil dan besar.
"Untuk menciptakan perubahan memerlukan 3 hal penting, yaitu knowledge, behaviour, dan mindset. Pertama, knowledge pengetahuan keuangan yang cukup," ucap Parwati dalam Virtual Press Conference 8 Dekade OCBC NISP Melaju Jauh-Paparan Solusi Finansial untuk Indonesia di Jakarta, Senin (12/4/2021).
Dari survei Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tahun 2019, terlihat bahwa Indonesia masih memiliki tingkat literasi keuangan yang masih harus ditingkatkan, baru 38,03% dari total populasi. Berdasarkan PISA data, Indonesia juga memiliki tingkat literasi keuangan yang rendah, terutama jika dibandingkan dengan negara lainnya.
Oleh karena itu, menurut dia, penting sekali untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan tentang keuangan dan produk investasi dengan berbagai risikonya, agar masyarakat Indonesia bisa mengambil keputusan keuangan yang tepat.
"Kedua, behaviour atau kebiasaan pengelolaan keuangan yang baik, dalam era ini masih banyak anak muda yang tergoda, mengikuti gaya hidup yang terlihat di sosial media, kadang berakibat besar pasak daripada tiang. Faktanya, hampir 58% masyarakat Indonesia mengatakan bahwa pengeluaran mereka lebih besar daripada pendapatan mereka dalam 12 bulan terakhir," jelas Parwati.
Padahal, jika dibandingkan dengan negara lain, angka mereka hanya 34,4%. Contoh lainnya, dalam berbisnis, banyak yang tidak berpikir akan pentingnya cashflow management, dimana perlu ada pembedaan antara dana untuk kebutuhan pribadi dan untuk keperluan bisnis.
"Ketiga, perlu ada mindset keyakinan yang tepat. Banyak orang berpikir bahwa perencanaan keuangan itu hanya kalau uangnya sudah melimpah nanti, atau ada juga yang berpikir 'kan uangnya gini-gini aja, apa yang mau dikelola'. Mindset ini yang perlu kita ubah, karena akan membuat kita jadi jalan di tempat," tegas Parwati.
Dia mengatakan, mindset ini kemudian menghalangi kita untuk menerima perubahan untuk menjadi lebih baik. Dan memang, lanjut dia, tidak mudah untuk mengubah pemahaman, kebiasaan, dan mindset yang sudah lama tertanam.
"Maka, OCBC NISP berkomitmen untuk mengedukasi, memotivasi, dan yang terpenting adalah mendampingi dalam setiap langkah. Dengan begitu, kita akan semakin siap mendukung Indonesia menjadi 5 besar dunia," pungkas Parwati.
(ind)
Lihat Juga :
tulis komentar anda