Sstt..! Ternyata Baru Malaysia Investor Asing yang Ikut Tender Jalan Tol di RI
Selasa, 13 April 2021 - 14:00 WIB
JAKARTA - Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) terus mengajak kepada para investor asing untuk mau berinvestasi di proyek jalan tol . Sebab, masih sangat jarang sekali investor asing yang mau berinvestasi di jalan tol.
Pelaksana Harian (Plh) Anggota BPJT Unsur Pekerjaan Umum dan perumahan Rakyat Mahbullah Nurdin mengatakan hingga saat ini baru Malaysia saja investor asing yang pernah ikut tender proyek jalan tol. Ketika itu, perusahaan Malaysia PLUS Expressways International Berhad anak usaha UEM Group masih menjadi pemilik saham mayoritas jalan tol Cipali. Namun sekitar 2019, perusahaan asal Malaysia tersebut memutuskan untuk menjual kepemilikan sahamnya. Sehingga kini saham dari jalan Tol Cipali dikuasai oleh PT Lintas Marga Sedaya (ASTRA Tol Cipali).
Perusahaan ini meruapakan join venture antara Astra dengan perusahaan dana pensiun asal Kanada. Di mana porsi kepemilikan sahamnya adalah PT Astra Tol Nusantara yang merupakan anak usaha PT Astra Internasional Tbk sebesar 55% dan Canada Pension Plan Investment Board sebesar 45%.
“Asing yang ikut tender jalan tol cuma dari Malaysia di Cipali dan sekarang sudah dijual. Astra pemiliknya,” ujarnya saat dihubungi MNC Portal Indonesia, Selasa (13/4/2021).
Menurut Nurdin, beberapa investor asing justru lebih tertarik untuk mencaplok atau membeli saham ruas tol yang sudah jadi. Sebagai salah satu contohnya adalah investor asal Hong Kong Road King Expressway (RKE) melalui anak perusahaannya Kings Ring Limmited (KRL) yang mengambil alih 30% saham di Ruas Tol Medan – Kualanamu - Tebing Tinggi (MKTT) dengan nilai investasi sebesar Rp824 miliar. “Iya cuma yang dari Hong Kong itu, maunya ambil alih yang sudah beroperasi,” jelasnya.
Atas dasar itu juga, sebelumnya Kepala BPJT Danang Parikesit menunggu para investor yang berasal dari timur tengah untuk berinvestasi di proyek jalan tol. Harapan ini muncul setelah dilakukannya perubahan nama jalan tol layang Jakarta - Cikampek II atau Jakarta - Cikampek II Elevated menjadi Sheikh Mohamed Bin Zayed (MBZ).
Menurut Danang, saat ini masih belum banyak investor dari timur tengah yang masuk ke proyek jalan tol. Oleh karena itu, dengan adanya perubahan nama ini diharapkan semakin banyak investor dari Timur Tengah yang berminat untuk menanamkan modalnya di proyek Jalan Tol.
"Kalau boleh bicara harapan, di sektor jasa jalan tol ini investor-investor dari Timur Tengah ini kan belum banyak yang masuk. Harapan kita dengan adanya jalan tol layang MBZ ini cukup banyak investor Timur Tengah yang menaruh minatnya untuk investasi di jalan tol Indonesia," jelas Danang.
Pelaksana Harian (Plh) Anggota BPJT Unsur Pekerjaan Umum dan perumahan Rakyat Mahbullah Nurdin mengatakan hingga saat ini baru Malaysia saja investor asing yang pernah ikut tender proyek jalan tol. Ketika itu, perusahaan Malaysia PLUS Expressways International Berhad anak usaha UEM Group masih menjadi pemilik saham mayoritas jalan tol Cipali. Namun sekitar 2019, perusahaan asal Malaysia tersebut memutuskan untuk menjual kepemilikan sahamnya. Sehingga kini saham dari jalan Tol Cipali dikuasai oleh PT Lintas Marga Sedaya (ASTRA Tol Cipali).
Perusahaan ini meruapakan join venture antara Astra dengan perusahaan dana pensiun asal Kanada. Di mana porsi kepemilikan sahamnya adalah PT Astra Tol Nusantara yang merupakan anak usaha PT Astra Internasional Tbk sebesar 55% dan Canada Pension Plan Investment Board sebesar 45%.
“Asing yang ikut tender jalan tol cuma dari Malaysia di Cipali dan sekarang sudah dijual. Astra pemiliknya,” ujarnya saat dihubungi MNC Portal Indonesia, Selasa (13/4/2021).
Menurut Nurdin, beberapa investor asing justru lebih tertarik untuk mencaplok atau membeli saham ruas tol yang sudah jadi. Sebagai salah satu contohnya adalah investor asal Hong Kong Road King Expressway (RKE) melalui anak perusahaannya Kings Ring Limmited (KRL) yang mengambil alih 30% saham di Ruas Tol Medan – Kualanamu - Tebing Tinggi (MKTT) dengan nilai investasi sebesar Rp824 miliar. “Iya cuma yang dari Hong Kong itu, maunya ambil alih yang sudah beroperasi,” jelasnya.
Atas dasar itu juga, sebelumnya Kepala BPJT Danang Parikesit menunggu para investor yang berasal dari timur tengah untuk berinvestasi di proyek jalan tol. Harapan ini muncul setelah dilakukannya perubahan nama jalan tol layang Jakarta - Cikampek II atau Jakarta - Cikampek II Elevated menjadi Sheikh Mohamed Bin Zayed (MBZ).
Menurut Danang, saat ini masih belum banyak investor dari timur tengah yang masuk ke proyek jalan tol. Oleh karena itu, dengan adanya perubahan nama ini diharapkan semakin banyak investor dari Timur Tengah yang berminat untuk menanamkan modalnya di proyek Jalan Tol.
"Kalau boleh bicara harapan, di sektor jasa jalan tol ini investor-investor dari Timur Tengah ini kan belum banyak yang masuk. Harapan kita dengan adanya jalan tol layang MBZ ini cukup banyak investor Timur Tengah yang menaruh minatnya untuk investasi di jalan tol Indonesia," jelas Danang.
(nng)
tulis komentar anda