Kasus Covid Turun dan Ekonomi Membaik, Mata Uang Garuda pun Mengepak
Senin, 19 April 2021 - 16:21 WIB
JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat ditutup menguat pada perdagangan hari ini. Mata uang Garuda menguat 17 poin, sehingga berada di level Rp. 14.548.
Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, menguatnya nilai tukar rupiah didorong keberhasilan kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) berskala mikro yang diterapkan oleh pemerintah sejak 9 Februari 2021 lalu hingga saat ini.
"PPKM tidak serta merta menghentikan proses pemulihan ekonomi, namun dari sinilah titik balik proses pemulihan dimulai." Katanya dalam riset harian, Senin (19/4/2021). ( Baca juga:Dipicu Sejumlah Sentimen Positif, Rupiah Diramal Perkasa )
Ia menjelaskan, dengan meredanya kasus Covid-19 karena kebijakan PPKM, perekonomian justru secara bertahap bisa kembali pulih. Pemerintah memang harus mengutamakan pengendalian pandemi terlebih dahulu, komentar ini yang selalu didengungkan oleh Presiden Joko Widodo.
"Kita patut mensyukuri selama dua bulan terakhir kasus Covid-19 terus menurun. Setelah sempat mengalami peningkatan yang tinggi hingga belasan ribu kasus baru per hari, sekarang jumlah kasus mereda hingga 4 ribuan kasus baru. Penurunan ini tidak bisa dilepaskan dari kebijakan PPKM sekala mikro yang diterapkan oleh pemerintah," terangnya.
Sementara dari sisi ekonomi, proses pemulihan ekonomi masih berlanjut. Beberapa indikator mengkonfirmasi hal tersebut, seperti Indeks PMI selama tiga bulan terakhir di zona ekspansi. ( Baca juga:Inggris Desak Rusia Segera Beri Akses Kesehatan pada Navalny )
"Penjualan kendaraan bermotor pada bulan Maret bahkan meningkat sangat besar dipicu kebijakan stimulus pelonggaran PPnBM. Diperkirakan demikian juga dengan penjualan properti," tandasnya.
Sedangkan untuk perdagangan besok, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuasi namun ditutup menguat di rentang Rp14.525-Rp14.580.
Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, menguatnya nilai tukar rupiah didorong keberhasilan kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) berskala mikro yang diterapkan oleh pemerintah sejak 9 Februari 2021 lalu hingga saat ini.
"PPKM tidak serta merta menghentikan proses pemulihan ekonomi, namun dari sinilah titik balik proses pemulihan dimulai." Katanya dalam riset harian, Senin (19/4/2021). ( Baca juga:Dipicu Sejumlah Sentimen Positif, Rupiah Diramal Perkasa )
Ia menjelaskan, dengan meredanya kasus Covid-19 karena kebijakan PPKM, perekonomian justru secara bertahap bisa kembali pulih. Pemerintah memang harus mengutamakan pengendalian pandemi terlebih dahulu, komentar ini yang selalu didengungkan oleh Presiden Joko Widodo.
"Kita patut mensyukuri selama dua bulan terakhir kasus Covid-19 terus menurun. Setelah sempat mengalami peningkatan yang tinggi hingga belasan ribu kasus baru per hari, sekarang jumlah kasus mereda hingga 4 ribuan kasus baru. Penurunan ini tidak bisa dilepaskan dari kebijakan PPKM sekala mikro yang diterapkan oleh pemerintah," terangnya.
Sementara dari sisi ekonomi, proses pemulihan ekonomi masih berlanjut. Beberapa indikator mengkonfirmasi hal tersebut, seperti Indeks PMI selama tiga bulan terakhir di zona ekspansi. ( Baca juga:Inggris Desak Rusia Segera Beri Akses Kesehatan pada Navalny )
"Penjualan kendaraan bermotor pada bulan Maret bahkan meningkat sangat besar dipicu kebijakan stimulus pelonggaran PPnBM. Diperkirakan demikian juga dengan penjualan properti," tandasnya.
Sedangkan untuk perdagangan besok, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuasi namun ditutup menguat di rentang Rp14.525-Rp14.580.
(uka)
tulis komentar anda