Kementan Latih Penyuluh Sosialisasi Pemupukan Berimbang bagi Petani
Jum'at, 30 April 2021 - 05:52 WIB
JAKARTA - Peningkatan kompetensi penyuluh sebagai garda terdepan pertanian terus diupayakan Kementerian Pertanian (Kementan) . Di antaranya melalui 'Pelatihan Pemupukan Berimbang' secara daring (online) selama lima hari yang dilaksanakan mulai Kamis (29/4/2021) hingga Rabu (2/5/2021) mendatang. Kegiatan ini diikuti 66.776 penyuluh pertanian dari seluruh Indonesia.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi mengatakan pemupukan berimbang adalah pemberian sejumlah pupuk yang sesuai kebutuhan tanaman dan kesuburan tanah.
“Tanah subur butuh sedikit pupuk, kalau tanah tandus berarti kebutuhan pupuk lebih banyak,” kata Dedi Nursyamsi saat membuka kegiatan Training of Facilitators (ToF) di Jakarta, Kamis (29/4/2021).
(Baca juga:IFAD Kagumi Kecanggihan Agriculture War Room Kementan)
Menurutnya, pupuk merupakan salah satu faktor produksi yang signifikan. Kontribusinya 15% hingga 60% bagi produktivitas tergantung kondisi dan karakteristik tanah. Pemupukan bertujuan meningkatkan mutu, efisiensi, melestarikan tanah dan optimalisasi unsur hara.
“Seperti halnya manusia dan hewan, tanaman butuh makanan setelah oksigen dan air. Makanannya disebut sebagai unsur hara, untuk pertumbuhan tanaman,” kata Dedi Nursyamsi.
Kegiatan ToF yang digelar BPPSDMP Kementan ini bertujuan melatih penyuluh selaku fasilitator melalui Bimbingan Teknis (Bimtek) di Balai Penyuluhan Pertanian selaku Komando Strategis Pembangunan Pertanian (BPP KostraTani). Kegiatan ToF ini dilakukan khususnya pada lokasi kegiatan Integrated Participatory Development and Management of Irrigation Program (IPDMIP) bagi petani di Daerah Irigasi (DI) pada 74 kabupaten di 16 provinsi.
(Baca juga:Kementan Dorong Penyuluh Pertanian Tingkatkan Kompetensi)
Hal itu sejalan dengan arahan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo yang kerapkali mengingatkan petani untuk bijak memakai pupuk secara berimbang, agar produktivitas pertanian bisa dipertahankan.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi mengatakan pemupukan berimbang adalah pemberian sejumlah pupuk yang sesuai kebutuhan tanaman dan kesuburan tanah.
“Tanah subur butuh sedikit pupuk, kalau tanah tandus berarti kebutuhan pupuk lebih banyak,” kata Dedi Nursyamsi saat membuka kegiatan Training of Facilitators (ToF) di Jakarta, Kamis (29/4/2021).
(Baca juga:IFAD Kagumi Kecanggihan Agriculture War Room Kementan)
Menurutnya, pupuk merupakan salah satu faktor produksi yang signifikan. Kontribusinya 15% hingga 60% bagi produktivitas tergantung kondisi dan karakteristik tanah. Pemupukan bertujuan meningkatkan mutu, efisiensi, melestarikan tanah dan optimalisasi unsur hara.
“Seperti halnya manusia dan hewan, tanaman butuh makanan setelah oksigen dan air. Makanannya disebut sebagai unsur hara, untuk pertumbuhan tanaman,” kata Dedi Nursyamsi.
Kegiatan ToF yang digelar BPPSDMP Kementan ini bertujuan melatih penyuluh selaku fasilitator melalui Bimbingan Teknis (Bimtek) di Balai Penyuluhan Pertanian selaku Komando Strategis Pembangunan Pertanian (BPP KostraTani). Kegiatan ToF ini dilakukan khususnya pada lokasi kegiatan Integrated Participatory Development and Management of Irrigation Program (IPDMIP) bagi petani di Daerah Irigasi (DI) pada 74 kabupaten di 16 provinsi.
(Baca juga:Kementan Dorong Penyuluh Pertanian Tingkatkan Kompetensi)
Hal itu sejalan dengan arahan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo yang kerapkali mengingatkan petani untuk bijak memakai pupuk secara berimbang, agar produktivitas pertanian bisa dipertahankan.
tulis komentar anda