Alat Konstruksi Buatan Wika Jadi Andalan Proyek Infrastruktur di Philipina
Sabtu, 08 Mei 2021 - 04:58 WIB
JAKARTA - Selama dua tahun beruntun, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, atau Wika sudah memasok Unibridge untuk proyek konstruksi di Philipina. Unibridge sendiri merupakan alat yang digunakan dalam proyek konstruksi.
Direktur Utama Wika, Agung Budi Waskito menyebut, upaya ekspor produk dalam negeri tersebut untuk memperluas pasar perusahaan ke kancah global. Wika kembali menargetkan akan mengekspor Unibridge ke Philipina pada 2021 ini.
Sebab, secara dominan Unibridge masih difokuskan untuk digunakan dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia. Misalnya, pembangunan proyek Jembatan di Jawa Timur dan jumlah ruas jalan tol.
"Sda yang di pasang di Jawa Timur. Kemudian sudah sampai ekspor ke Filipina. Sudah berjalan. Dan ke Filipina ada juga saat ini yang dalam tahap bidding," ujar Agung, Jumat (7/5/2021).
Agung mengklaim Unibridge lebih unggul daripada alat konvensional lainnya. Dia mencontohkan, jika menggunakan alat konvensional dalam pembangunan jembatan, maka kontraktor membutuhkan waktu hingga 10 hari untuk menyambungkan dua balok yang terpisah.
Sementara Unibridge hanya membutuhkan waktu maksimal 7 hari saja. Dengan begitu, keunggulan Unibridge adalah efisiensi waktu atau kecepatan dan biaya. Biaya lebih murah dari alat konvensional.
Agung menyebut, harga Unibridge biasanya disesuaikan dengan permintaan. Misalnya, panjang Unibridge di kisaran 40-60 meter akan berbeda dengan ukuran lainnya.
"Jembatan (Unibridge) ini betul-betul unik. Pertama, lebih murah dari konvensional. Dua, waktunya bisa lebih cepat dari segi pengerjaan. Unibrigde ini adalah pengganti balok penyambungan," katanya.
Direktur Utama Wika, Agung Budi Waskito menyebut, upaya ekspor produk dalam negeri tersebut untuk memperluas pasar perusahaan ke kancah global. Wika kembali menargetkan akan mengekspor Unibridge ke Philipina pada 2021 ini.
Sebab, secara dominan Unibridge masih difokuskan untuk digunakan dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia. Misalnya, pembangunan proyek Jembatan di Jawa Timur dan jumlah ruas jalan tol.
"Sda yang di pasang di Jawa Timur. Kemudian sudah sampai ekspor ke Filipina. Sudah berjalan. Dan ke Filipina ada juga saat ini yang dalam tahap bidding," ujar Agung, Jumat (7/5/2021).
Agung mengklaim Unibridge lebih unggul daripada alat konvensional lainnya. Dia mencontohkan, jika menggunakan alat konvensional dalam pembangunan jembatan, maka kontraktor membutuhkan waktu hingga 10 hari untuk menyambungkan dua balok yang terpisah.
Sementara Unibridge hanya membutuhkan waktu maksimal 7 hari saja. Dengan begitu, keunggulan Unibridge adalah efisiensi waktu atau kecepatan dan biaya. Biaya lebih murah dari alat konvensional.
Agung menyebut, harga Unibridge biasanya disesuaikan dengan permintaan. Misalnya, panjang Unibridge di kisaran 40-60 meter akan berbeda dengan ukuran lainnya.
"Jembatan (Unibridge) ini betul-betul unik. Pertama, lebih murah dari konvensional. Dua, waktunya bisa lebih cepat dari segi pengerjaan. Unibrigde ini adalah pengganti balok penyambungan," katanya.
(akr)
tulis komentar anda