Sejumlah Akademisi Tawarkan Solusi Pemulihan Ekonomi Akibat Covid-19
Jum'at, 22 Mei 2020 - 16:36 WIB
JAKARTA - Ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Didik J. Rachbini berpendapat kebijakan pemerintah terkait penanganan dan pencegahan Covid-19 saat ini lemah. Hal ini dapat dilihat pada kontroversi jajaran pemerintah yang membuat publik bingung sehingga arahan kebijakan tidak efektif.
Menurut Didik, dalam bidang ekonomi pertumbuhan ekonomi terus menurun ke arah resesi seperti terlihat pada pada pertumbuhan konsumsi, pengeluaran pemerintah, investasi serta ekspor impor bahkan pertumbuhan kuartalan terakhir minus.
Didik J. Rachbini mengemukakan pandangannya dalam webinar nasional bertajuk 'Dampak Covid-19 dalam Perspektif Pengamat dan Pelaku Ekonomi' yang digelar oleh Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mercu Buana (FEB UMB) Jakarta bersama Universitas Widyagama (UWG) Malang dan Universitas Sains Malaysia (USM), Kamis (21/5/2020).
Didik yang merupakan Guru Besar Ilmu Ekonomi FEB UMB lantas menawarkan 5 solusi untuk pemulihan ekonomi Indonesia. Pertama, perbaiki kepemimpinan dalam kebijakan mengatasi Covid-19 ini.
"Kebijakan kesehatan yang utama dan sebagai fondasi kebijakan lainnya, ekonomi, sosial, industri, dan lain-lain," terangnya kepada SINDOnews di Jakarta, Jumat (22/5/2020).
Kedua, perbaiki komunikasi publik dalam kebijakan, hindari kontroversi dan blunder. Didik menggarisbawahi bahwa jajaran pemerintah harus solid di bawah kepemimpinan yang baik.
Ketiga, kepemimpinan ekonomi (economic leadership) harus diarahkan pada kebijakan fiskal yang efisien, dengan menghindari kontroversi kebijakan yang tidak punya basis akademik (politik cetak uang, utang tidak terukur, dan lain-lain). Keempat, kebijakan keamanan pangan penduduk.
"Dan kelima, membangun infrastruktur digital, internet untuk menopang kegiatan ekonomi yang masih mungkin selama pandemi," katanya.
Sementara itu, ekonom senior Perbanas Aviliani berpandangan perekonomian ekonomi di Indonesia sebelum corona pun sudah rendah ditambah dengan adanya dampak dari corona yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi mikro yang bahkan konsumsinya turun hingga -40%.
Menurut Didik, dalam bidang ekonomi pertumbuhan ekonomi terus menurun ke arah resesi seperti terlihat pada pada pertumbuhan konsumsi, pengeluaran pemerintah, investasi serta ekspor impor bahkan pertumbuhan kuartalan terakhir minus.
Didik J. Rachbini mengemukakan pandangannya dalam webinar nasional bertajuk 'Dampak Covid-19 dalam Perspektif Pengamat dan Pelaku Ekonomi' yang digelar oleh Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mercu Buana (FEB UMB) Jakarta bersama Universitas Widyagama (UWG) Malang dan Universitas Sains Malaysia (USM), Kamis (21/5/2020).
Didik yang merupakan Guru Besar Ilmu Ekonomi FEB UMB lantas menawarkan 5 solusi untuk pemulihan ekonomi Indonesia. Pertama, perbaiki kepemimpinan dalam kebijakan mengatasi Covid-19 ini.
"Kebijakan kesehatan yang utama dan sebagai fondasi kebijakan lainnya, ekonomi, sosial, industri, dan lain-lain," terangnya kepada SINDOnews di Jakarta, Jumat (22/5/2020).
Kedua, perbaiki komunikasi publik dalam kebijakan, hindari kontroversi dan blunder. Didik menggarisbawahi bahwa jajaran pemerintah harus solid di bawah kepemimpinan yang baik.
Ketiga, kepemimpinan ekonomi (economic leadership) harus diarahkan pada kebijakan fiskal yang efisien, dengan menghindari kontroversi kebijakan yang tidak punya basis akademik (politik cetak uang, utang tidak terukur, dan lain-lain). Keempat, kebijakan keamanan pangan penduduk.
"Dan kelima, membangun infrastruktur digital, internet untuk menopang kegiatan ekonomi yang masih mungkin selama pandemi," katanya.
Sementara itu, ekonom senior Perbanas Aviliani berpandangan perekonomian ekonomi di Indonesia sebelum corona pun sudah rendah ditambah dengan adanya dampak dari corona yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi mikro yang bahkan konsumsinya turun hingga -40%.
tulis komentar anda