Porsi Kredit Perbankan Indonesia ke UMKM Salah Satu yang Terkecil di ASEAN
Rabu, 19 Mei 2021 - 23:13 WIB
JAKARTA - Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan bahwa saat ini pihaknya sedang mengembangkan kemitraan antara usaha besar dengan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) . Dengan demikian, UMKM tidak akan bersaing dengan usaha besar, tetapi menjadi bagian dari rantai pasok produksi.
"Ini kan ideal, kita juga lagi mengembangkan akses ke pembiayaan. Selama ini, kredit perbankan untuk UMKM baru 19,8%. Ke depan, secara bertahap sampai 2024 harus di atas 30% angkanya," ujar Teten dalam Forum Fristian TVRI di Jakarta, Rabu (19/5/2021).
Baca juga:Gandeng Perusahaan Ikang Fawzi, BTN Tawarkan KPR dengan Empat Kemenangan
Dia mencontohkan, porsi kredit perbankan untuk UMKM di Singapura saja sudah menyentuh 39%. Contoh lainnya adalah Malaysia sebesar 50%, Thailand 51%, dan Korea Selatan 81%. Maka dari itu, pemerintah sedang mendorong akses pembiayaan perbankan untuk UMKM.
"Kedua, KUR. KUR hanya sampai Rp500 juta, sulit bagi UMKM untuk menambah permesinan dan ruang kapasitas usaha dengan modal kerja segitu. Maka dari itu kami ingin menargetkan KUR sampai Rp20 miliar," tambah Teten.
Jika mereka bisa mendapatkan Rp20 miliar dengan bunga yang kompetitif, tentu akan menjadi kesempatan mengembangkan usaha UMKM naik kelas. Dia mengatakan, struktur ekonomi sekarang berbahaya karena di antara industri besar dan usaha mikro ada gap yang kosong.
"Karena, pembiayaan sekarang, maaf saja, banyak yang mikro tapi boleh dikatakan gagal untuk naik kelas. Itu yang mau kita ubah, ini sudah disepakati oleh Pak Presiden, dan sekarang kami dengan Menko Perekonomian sedang menyiapkan KUR khusus yang sampai Rp20 miliar tadi," tandasnya.
Baca juga:6 Alasan untuk Tidak Mengunduh Aplikasi WhatsApp GB
Dia mengatakan, pihaknya juga akan melakukan pendekatan secara profesional, bukan hanya birokrasi lagi. Kemenkop UKM akan mengumpulkan UMKM unggul, yang produknya bisa bersaing, inovatif model bisnisnya, untuk dimasukkan ke dalam inkubator baik komunitas kampus, dan diintegrasikan dengan pembiayaan.
"Sehingga mereka yang punya ide untuk membuat produk atau mode bisnis, ini didampingi lalu diintegrasikan dengan pembiayaan. Inilah makanya kenapa UMKM di Jepang dan Korea Selatan bisa besar, kita copy modelnya. Tapi sekali lagi, kita harus fokus pada keunggulan domestik kita, yang namanya ikut-ikutan tidak akan bisa bertahan," pungkas Teten.
"Ini kan ideal, kita juga lagi mengembangkan akses ke pembiayaan. Selama ini, kredit perbankan untuk UMKM baru 19,8%. Ke depan, secara bertahap sampai 2024 harus di atas 30% angkanya," ujar Teten dalam Forum Fristian TVRI di Jakarta, Rabu (19/5/2021).
Baca juga:Gandeng Perusahaan Ikang Fawzi, BTN Tawarkan KPR dengan Empat Kemenangan
Dia mencontohkan, porsi kredit perbankan untuk UMKM di Singapura saja sudah menyentuh 39%. Contoh lainnya adalah Malaysia sebesar 50%, Thailand 51%, dan Korea Selatan 81%. Maka dari itu, pemerintah sedang mendorong akses pembiayaan perbankan untuk UMKM.
"Kedua, KUR. KUR hanya sampai Rp500 juta, sulit bagi UMKM untuk menambah permesinan dan ruang kapasitas usaha dengan modal kerja segitu. Maka dari itu kami ingin menargetkan KUR sampai Rp20 miliar," tambah Teten.
Jika mereka bisa mendapatkan Rp20 miliar dengan bunga yang kompetitif, tentu akan menjadi kesempatan mengembangkan usaha UMKM naik kelas. Dia mengatakan, struktur ekonomi sekarang berbahaya karena di antara industri besar dan usaha mikro ada gap yang kosong.
"Karena, pembiayaan sekarang, maaf saja, banyak yang mikro tapi boleh dikatakan gagal untuk naik kelas. Itu yang mau kita ubah, ini sudah disepakati oleh Pak Presiden, dan sekarang kami dengan Menko Perekonomian sedang menyiapkan KUR khusus yang sampai Rp20 miliar tadi," tandasnya.
Baca juga:6 Alasan untuk Tidak Mengunduh Aplikasi WhatsApp GB
Dia mengatakan, pihaknya juga akan melakukan pendekatan secara profesional, bukan hanya birokrasi lagi. Kemenkop UKM akan mengumpulkan UMKM unggul, yang produknya bisa bersaing, inovatif model bisnisnya, untuk dimasukkan ke dalam inkubator baik komunitas kampus, dan diintegrasikan dengan pembiayaan.
"Sehingga mereka yang punya ide untuk membuat produk atau mode bisnis, ini didampingi lalu diintegrasikan dengan pembiayaan. Inilah makanya kenapa UMKM di Jepang dan Korea Selatan bisa besar, kita copy modelnya. Tapi sekali lagi, kita harus fokus pada keunggulan domestik kita, yang namanya ikut-ikutan tidak akan bisa bertahan," pungkas Teten.
(uka)
tulis komentar anda