Vaksin di Indonesia Belum Masuk Syarat Ibadah Haji, Bio Farma: Perkuat Diplomasi

Jum'at, 21 Mei 2021 - 11:10 WIB
Program vaksinasi di Tanah Air belum mengantongi syarat untuk bisa melakukan ibadah haji. Langkah itu seiring dengan pemberlakuan aturan pengecualian dari otoritas Arab Saudi. Foto/Dok
JAKARTA - Program vaksinasi di Tanah Air belum mengantongi syarat untuk bisa melakukan ibadah haji . Langkah itu seiring dengan pemberlakuan aturan pengecualian dari otoritas Arab Saudi.

Pengecualian yang dimaksud adalah jamaah yang bisa melaksanakan ibadah haji, jika sudah mendapatkan vaksinasi Covid-19 dengan sertifikasi dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Sementara, program vaksinasi di Tanah Air belum mengantongi syarat tersebut.





Direktur Utama PT Bio Farma (Persero), Honesti Basyir menilai, upaya negosiasi Indonesia kepada Arab Saudi perlu dilakukan agar vaksinasi Covid-19 di dalam negeri masuk dalam syarat perjalanan haji.

"Menurut saya ini lebih karena kita butuh diplomasi dari goverment to goverment. Kemudian nanti pemerintah kita dan Arab Saudi bisa melakukan diplomasi bahwa vaksin yang sudah diberikan kepada masyarakat Indonesia itu juga berlaku bagi vaksin haji," ujar Honesti dalam rapat kerja bersama Komisi IX DPR, dikutip Jumat (20/5/2021).

Bio Farma mencatat, selain vaksin AstraZeneca, jenis vaksin lain yang digunakan belum bisa menjadi syarat perjalanan ibadah haji dan umrah. Indonesia sendiri menggunakan vaksin Sinovac dalam program vaksinasi nasional. Padahal, Sinovac Biotech Ltd, selaku produsen farmasi asal China belum mengantongi sertifikasi WHO.

"Memang belum satupun vaksin yang kita gunakan saat ini masuk kecuali AstraZeneca, yang vaksin dari China memang belum," kata dia.



Meski begitu, WHO tengah memproses penetapan Sinovac agar memperoleh izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA). Manajemen Bio Farma sendiri sudah mengkonfirmasi hal ini kepada Sinovac. Alhasil, tidak ada data apapun yang diminta WHO sebagai persyaratan persetujuan EUA.

Sehingga, pemberian izin penggunaan darurat hanya tinggal menunggu waktu saja. Honesti memastikan, izin akan diperoleh Sinovac Biotech Ltd pada awal Juni 2021.

"Mudah-mudahan mungkin awal Juni atau Minggu kedua Juni, Sinovac sudah mendapatkan EUA dari WHO. Sehingga nanti bisa menjadi dasar kita berkomunikasi dengan pemerintah Arab Saudi, Sinovac, Sinopharm, dan semua vaksin yang digunakan di Indonesia layak untuk menjadi persyaratan," tutur dia.

Saat ini, Sinopharm perusahaan farmasi lain asal China sudah mendapatkan izin penggunaan darurat dari WHO. Jenis vaksin Covid-19 ini merupakan kandidat vaksinasi nasional.
(akr)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More