Waspada! Sri Mulyani Ungkap Berbagai Ancaman Ekonomi Dunia
Selasa, 25 Mei 2021 - 11:00 WIB
JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan terkait risiko yang mempengaruhi perekonomian dunia saat ini yang patut diwaspadai. Salah satunya adalah munculnya varian virus baru pada Covid-19.
"Munculnya varian baru yang tentunya ini akan mengancam dan tentu akan dipertanyakan bagaimana efektivitas vaksin dengan munculnya varian baru ini," kata Sri Mulyani dalam video virtual, Selasa (25/5/2021).
Selain itu masih melihat adanya risiko lain yang perlu diwaspadai, yakni gelombang Covid-19 yang terus meningkat. Hal ini tentunya mempengaruhi pertumbuhan ekonomi kuartal II 2021. "Di beberapa outlook dari berbagai negara dikunci dua kali akibat munculnya varian baru dan tentu berpengaruh terhadap ekonomi kuartal kedua," jelasnya.
Tidak hanya itu, risiko lainnya soal kecepatan vaksinasi dan akses vaksin yang tidak merata. Saat ini, banyak negara yang belum mendapatkan vaksin terutama negara-negara miskin karena terjadi proteksionisme dari langkah-langkah untuk mengamankan supply stock dari masing-masing negara.
Di samping itu, belum meratanya pertumbuhan ekonomi di seluruh dunia. Selain itu juga terkait inflasi Amerika Serikat yang tinggi akan meningkatkan kewaspadaan pada sektor keuangan. "Inflasi AS saya sebutkan 4,2% itu adalah sauatu angka yang tinggi menimbulkan kewasapadaan yang tinggi atau was was di sektor keuangan," kata dia.
"Munculnya varian baru yang tentunya ini akan mengancam dan tentu akan dipertanyakan bagaimana efektivitas vaksin dengan munculnya varian baru ini," kata Sri Mulyani dalam video virtual, Selasa (25/5/2021).
Selain itu masih melihat adanya risiko lain yang perlu diwaspadai, yakni gelombang Covid-19 yang terus meningkat. Hal ini tentunya mempengaruhi pertumbuhan ekonomi kuartal II 2021. "Di beberapa outlook dari berbagai negara dikunci dua kali akibat munculnya varian baru dan tentu berpengaruh terhadap ekonomi kuartal kedua," jelasnya.
Tidak hanya itu, risiko lainnya soal kecepatan vaksinasi dan akses vaksin yang tidak merata. Saat ini, banyak negara yang belum mendapatkan vaksin terutama negara-negara miskin karena terjadi proteksionisme dari langkah-langkah untuk mengamankan supply stock dari masing-masing negara.
Di samping itu, belum meratanya pertumbuhan ekonomi di seluruh dunia. Selain itu juga terkait inflasi Amerika Serikat yang tinggi akan meningkatkan kewaspadaan pada sektor keuangan. "Inflasi AS saya sebutkan 4,2% itu adalah sauatu angka yang tinggi menimbulkan kewasapadaan yang tinggi atau was was di sektor keuangan," kata dia.
(nng)
tulis komentar anda