Champion Kontruksi Kereta Api, Adhi Karya Bidik Pasar Filipina

Selasa, 25 Mei 2021 - 23:13 WIB
Selain menyasar pasar konstruksi dalam negeri, PT Adhi Karya (Persero) Tbk juga akan fokus pada pasar konstruksi di luar negeri. Foto/Dok
JAKARTA - Selain menyasar pasar konstruksi dalam negeri, PT Adhi Karya (Persero) Tbk juga akan fokus pada pasar konstruksi di luar negeri. Adapun pasar di luar negeri akan disesuaikan dengan strategi jangka panjang Perseroan.

Direktur Operasional 2 Adhi Karya, Pundjung Setya Brata mengatakan, strategi jangka panjang Perseroan adalah dalam pembangunan konstruksi kereta api .

"Adhi Karya saat ini sudah dinobatkan sebagai Champion di railway engineering constructions sehingga untuk pasar luar negeri pun dari produknya yang akan kita kejar juga dari sisi railway engineering constructions," ujar Pundjung dalam video conference RUPST ADHI, Selasa (25/5/2021).



Mengenai wilayah atau geografis dari pasar konstruksi luar negeri Adhi Karya, Pundjung menyebut saat ini Perseroan menyasar pasar di wilayah ASEAN atau Asia Tenggara.



"Utamanya yang saat ini sedang banyak proyek perkeretaapian adalah di Filipina, saat ini kita akan mengikuti enam paket pekerjaan railway commuter line di Filipina yaitu Calamba extension disitu ada enam paket dan tendernya di tahun ini dengan harapan bahwa tahun depan kita setidaknya mendapatkan satu kontrak bidang railway di Filipina di tahun 2022," kata dia.

Diketahui, hingga bulan April 2020, ADHI mencatat perolehan kontrak baru sebesar Rp3,6 triliun (di luar pajak). Kontribusi per lini bisnis pada perolehan kontrak baru pada April 2021, meliputi lini bisnis Konstruksi & Energi sebesar 89 persen, Properti sebesar 10 persen dan sisanya merupakan lini bisnis lainnya.



Sedangkan pada tipe pekerjaan, perolehan kontrak baru terdiri dari proyek Gedung sebesar 29%, jalan dan jembatan sebesar 29%, serta proyek Infrastruktur lainnya seperti pembuatan bendungan, bandara, jalan kereta api, dan proyek-proyek EPC sebesar 42%.

Berdasarkan segmentasi sumber dana, realisasi kontrak baru dari Pemerintah sebesar 70 persen, BUMN sebesar 22%, sementara Swasta/Lainnya sebesar 8%.
(akr)
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More