Jawa Barat Jadi Penyumbang Terbesar Kasus Harian Covid-19
Kamis, 27 Mei 2021 - 21:12 WIB
JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartato mengatakan kasus harian terkonfirmasi mulai mengalami tren peningkatan dalam beberapa hari terakhir pada kisaran di atas 5.000 kasus per hari.
Kalau dibandingkan dengan puncak kasus di 5 Februari 2021 yang sebanyak 176.672 kasus, kasus aktif nasional per 26 Mei 2021 sebanyak 96.187, memang menunjukkan penurunan sebesar 45,5%. Namun demikian, semenjak 19 Mei 2021 sampai saat ini mulai menunjukkan tren peningkatan jumlah kasus aktif nasional.
Baca juga:Asal Ada Duit Rp12 Triliun, Seluruh Rumah Tangga Bisa Nikmati Listrik Tahun Depan
“Tingkat kasus aktif nasional ada di angka 5,4%, lebih rendah dari pada angka global yang sebesar 8,8%. Namun perlu kita antisipasi tren kenaikan kasus aktif selama seminggu belakangan ini. Pelajaran dari libur panjang sebelumnya, lonjakan kasus terjadi pada 4-5 minggu setelah liburan,” ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto di Jakarta, Kamis (27/5/2021).
Dari data per 26 Mei 2021, sebesar 55,6% kasus aktif ada Pulau Jawa dan 22,9% di Pulau Sumatera. Lima provinsi yang berkontribusi paling besar atas 65% kasus aktif nasional antara lain adalah Jawa Barat (29.045 kasus), DKI Jakarta (10.800 kasus), Papua (8.799 kasus), Jawa Tengah (8.429 kasus), dan Riau (5.244 kasus).
"Selain Sumatera Barat yang jumlah Kasus aktifnya sebanyak 3.038 kasus, kasus aktif di seluruh provinsi lainnya berada di bawah 3.000 kasus," katanya.
Baca juga:Ini Pendapat NU dan Muhammadiyah tentang RUU Larangan Minuman Beralkohol
Terkait rasio ketersediaan tempat tidur (bed occupancy ratio/BOR), rata-rata nasional sebesar 33%. Sedangkan seluruh provinsi di Sumatera (kecuali Bengkulu), memiliki BOR di atas rata-rata nasional (>33%).
"Untuk BOR intensif (ICU) nasional sebesar 34%, sedangkan Provinsi Sumatera Barat, Sumatera Utara, Kalimantan Barat, Riau, Sumatera Selatan, Kepulauan Riau, dan Kepulauan Bangka Belitung memiliki tingkat BOR intensif di atas rata-rata nasional (>34%)," tandasnya.
Kalau dibandingkan dengan puncak kasus di 5 Februari 2021 yang sebanyak 176.672 kasus, kasus aktif nasional per 26 Mei 2021 sebanyak 96.187, memang menunjukkan penurunan sebesar 45,5%. Namun demikian, semenjak 19 Mei 2021 sampai saat ini mulai menunjukkan tren peningkatan jumlah kasus aktif nasional.
Baca juga:Asal Ada Duit Rp12 Triliun, Seluruh Rumah Tangga Bisa Nikmati Listrik Tahun Depan
“Tingkat kasus aktif nasional ada di angka 5,4%, lebih rendah dari pada angka global yang sebesar 8,8%. Namun perlu kita antisipasi tren kenaikan kasus aktif selama seminggu belakangan ini. Pelajaran dari libur panjang sebelumnya, lonjakan kasus terjadi pada 4-5 minggu setelah liburan,” ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto di Jakarta, Kamis (27/5/2021).
Dari data per 26 Mei 2021, sebesar 55,6% kasus aktif ada Pulau Jawa dan 22,9% di Pulau Sumatera. Lima provinsi yang berkontribusi paling besar atas 65% kasus aktif nasional antara lain adalah Jawa Barat (29.045 kasus), DKI Jakarta (10.800 kasus), Papua (8.799 kasus), Jawa Tengah (8.429 kasus), dan Riau (5.244 kasus).
"Selain Sumatera Barat yang jumlah Kasus aktifnya sebanyak 3.038 kasus, kasus aktif di seluruh provinsi lainnya berada di bawah 3.000 kasus," katanya.
Baca juga:Ini Pendapat NU dan Muhammadiyah tentang RUU Larangan Minuman Beralkohol
Terkait rasio ketersediaan tempat tidur (bed occupancy ratio/BOR), rata-rata nasional sebesar 33%. Sedangkan seluruh provinsi di Sumatera (kecuali Bengkulu), memiliki BOR di atas rata-rata nasional (>33%).
"Untuk BOR intensif (ICU) nasional sebesar 34%, sedangkan Provinsi Sumatera Barat, Sumatera Utara, Kalimantan Barat, Riau, Sumatera Selatan, Kepulauan Riau, dan Kepulauan Bangka Belitung memiliki tingkat BOR intensif di atas rata-rata nasional (>34%)," tandasnya.
(uka)
tulis komentar anda