Wow! Olahan Batang Pisang Jadi Camilan Asal Bojonegoro Menembus Pasar Ekspor
Senin, 07 Juni 2021 - 00:29 WIB
"Waktu itu ada acara bersama Ibu Bupati, kemudian dipromosikan dan dapat pembeli dari Kanada. Debog chip atau kripik debog ini Minggu kemarin kirim ke Kanada. Bikin invoice, ada faktur juga. Masih kirim dalam skala kecil sekitar 6 kilo. Semoga bisa kirim lebih banyak lagi ke depannya," tuturnya.
Kini selain Kanada, Yuni juga diundang di salah satu negara Afrika Maroko. Di sana ia diminta memenuhi undangan produk UMKM yang dianggap unik.
"Kalau untuk yang ke Maroko, saya tidak jualan, tapi dapat undangan ke sana. Sekarang permintaannya cukup banyak sampai seminggu memerlukan 10 kilogram batang pisang, dulu belum seramai ini karena efek pandemi juga. Sekarang karena kripik debog ini ada peningkatan omzet," kata dia.
Selain kripik batang pisang, Yuni juga membuat camilan tradisional ampyang kacang, abon, serundeng, hingga mindek sengon, yang berbahan dasar biji pohon sengon. Karena produk - produk uniknya inilah yang mengantarkan brand Mashallo milik Yuni, menuju pasar ekspor.
"Memang ada permintaan dari Singapura, kita bakal kirim, tapi belum banyak hanya kelas IKM (Industri Kecil Menengah), belum pakai kontainer. Doakan saja bisa tambah," beber dia.
Kini berkat inovasi produk camilannya, Yuni kembali bisa bernapas setelah sebelumnya terkena dampak adanya pandemi Covid-19, yang berimbas menurunnya omzet pendapatan dan tutupnya sejumlah outlet toko jualan camilannya.
"Diakui ada peningkatan, Alhamdulillah apalagi ini lagi booming. Penghasilan bertambah, nambah outlet juga gara - gara kripik debog. Kalau waktu lagi banyak pesanan, saya juga memanfaatkan IKM lain lagi untuk sama - sama buat kripik debog itu," jelasnya.
Ia berharap dengan inovasi - inovasi produknya bisa memberdayakan masyarakat sekitar tempat tinggalnya. Dengan demikian kesejahteraan dan peningkatan ekonomi bisa didapat bersama - sama, di tengah dampak pandemi Covid-19.
Kini selain Kanada, Yuni juga diundang di salah satu negara Afrika Maroko. Di sana ia diminta memenuhi undangan produk UMKM yang dianggap unik.
"Kalau untuk yang ke Maroko, saya tidak jualan, tapi dapat undangan ke sana. Sekarang permintaannya cukup banyak sampai seminggu memerlukan 10 kilogram batang pisang, dulu belum seramai ini karena efek pandemi juga. Sekarang karena kripik debog ini ada peningkatan omzet," kata dia.
Selain kripik batang pisang, Yuni juga membuat camilan tradisional ampyang kacang, abon, serundeng, hingga mindek sengon, yang berbahan dasar biji pohon sengon. Karena produk - produk uniknya inilah yang mengantarkan brand Mashallo milik Yuni, menuju pasar ekspor.
"Memang ada permintaan dari Singapura, kita bakal kirim, tapi belum banyak hanya kelas IKM (Industri Kecil Menengah), belum pakai kontainer. Doakan saja bisa tambah," beber dia.
Kini berkat inovasi produk camilannya, Yuni kembali bisa bernapas setelah sebelumnya terkena dampak adanya pandemi Covid-19, yang berimbas menurunnya omzet pendapatan dan tutupnya sejumlah outlet toko jualan camilannya.
"Diakui ada peningkatan, Alhamdulillah apalagi ini lagi booming. Penghasilan bertambah, nambah outlet juga gara - gara kripik debog. Kalau waktu lagi banyak pesanan, saya juga memanfaatkan IKM lain lagi untuk sama - sama buat kripik debog itu," jelasnya.
Ia berharap dengan inovasi - inovasi produknya bisa memberdayakan masyarakat sekitar tempat tinggalnya. Dengan demikian kesejahteraan dan peningkatan ekonomi bisa didapat bersama - sama, di tengah dampak pandemi Covid-19.
(akr)
tulis komentar anda