Siap-siap! Ada Tantangan Besar di Sektor Industri Batu Bara
Senin, 14 Juni 2021 - 19:23 WIB
JAKARTA - Tantangan yang dihadapi oleh industri batu bara nasional dibahas oleh Head of Corporate Ratings PT PEFINDO, Niken Indriarsih. Menurutnya akan ada tantangan besar di depan baik secara internal ataupun eksternal.
Dari sisi internal, operasional akan melakukan efiensi dari biaya produksi agar dapat memperoleh keuntungan yang maksimal. Sebagai informasi, sektor batu bara ini merupakan sektor komoditas yang dimana permainan harga di luar kendali para pemain.
“Walaupun saat ini mungkin harga sedang meningkat, di tahun yang akan datang bisa saja terjadi kondisi yang sebaliknya,” jelas Niken dalam Market Review di IDX Channel, Senin (14/6/2021).
Kemudian ia melanjutkan, tantangan untuk menjaga efisiensi biaya produksi menjadi tantangan tersediri bagi para pemain di sektor batu bara. Namun yang perlu dipertimbangkan adalah pemanfaatan teknologi untuk mendukung produksi batu bara.
Sementara dari tantangan eksternal berupa tuntutan untuk lebih menjalankan kegiatan pertambangan yang ramah lingkungan sebagai upaya meningkatkan daya saing dengan sumber energi terbarukan.
Masa Pandemi Covid-19 seperti sekarang ini ternyata tidak menyusutkan harga batu bara . Tahun ini tren konsumsi batu bara di Indonesia menduduki posisi pertama berkat pertumbuhan ekonomi di China.
Niken mengungkapkan, dalam masa pendemi Covid-19 China merupakan negara pertama yang menekan angka pertumbuhan Covid dengan penemuan vaksin. Ini menunjukkan pulihnya perekonomian China dan elemen manufaktur kembali pulih di tahun 2021.
Niken mengatakan, perubahan perekonomian mendorong permintaan batu bara di China mengalami peningkatan. Namun di balik itu, persediaan batu bara di China juga mengalami penurunan atau ada kendala.
Dari sisi internal, operasional akan melakukan efiensi dari biaya produksi agar dapat memperoleh keuntungan yang maksimal. Sebagai informasi, sektor batu bara ini merupakan sektor komoditas yang dimana permainan harga di luar kendali para pemain.
“Walaupun saat ini mungkin harga sedang meningkat, di tahun yang akan datang bisa saja terjadi kondisi yang sebaliknya,” jelas Niken dalam Market Review di IDX Channel, Senin (14/6/2021).
Kemudian ia melanjutkan, tantangan untuk menjaga efisiensi biaya produksi menjadi tantangan tersediri bagi para pemain di sektor batu bara. Namun yang perlu dipertimbangkan adalah pemanfaatan teknologi untuk mendukung produksi batu bara.
Sementara dari tantangan eksternal berupa tuntutan untuk lebih menjalankan kegiatan pertambangan yang ramah lingkungan sebagai upaya meningkatkan daya saing dengan sumber energi terbarukan.
Masa Pandemi Covid-19 seperti sekarang ini ternyata tidak menyusutkan harga batu bara . Tahun ini tren konsumsi batu bara di Indonesia menduduki posisi pertama berkat pertumbuhan ekonomi di China.
Niken mengungkapkan, dalam masa pendemi Covid-19 China merupakan negara pertama yang menekan angka pertumbuhan Covid dengan penemuan vaksin. Ini menunjukkan pulihnya perekonomian China dan elemen manufaktur kembali pulih di tahun 2021.
Niken mengatakan, perubahan perekonomian mendorong permintaan batu bara di China mengalami peningkatan. Namun di balik itu, persediaan batu bara di China juga mengalami penurunan atau ada kendala.
tulis komentar anda