Berantas Pungli dan Premanisme, Operator Pelabuhan Perlu Ngaca ke KAI
Rabu, 16 Juni 2021 - 11:28 WIB
JAKARTA - Sejumlah kalangan menyoroti kinerja operator pelabuhan yang dinilai tidak becus dalam memberantas premanisme dan pungli . Operator pelabuhan sebaiknay belajar dari pengalaman operator Kereta Api Indonesia (KAI).
“Kondisi stasiun yang dulu kumuh sekarang sudah rapi dan menarik. Padahal dulu di kawasan stasiun juga penuh dengan aksi premanisme,” jelas Pengamat Transportasi, Djoko Setijowarno dalam pesan singkat kepada MNC Portal Indonesia, Rabu (16/6/2021).
Djoko mengatakan, operator pelabuhan belum mempunyai keberanian dalam memberantas premanisme di Pelabuhan. Nyatanya hingga saat ini persoalan yang sama sejak tahun-tahun sebelumnya masih marak terjadi. “Operator KAI punya nyali, mestinya operator pelabuhan meniru operator KAI bagaimana membersihkan aksi premanisme di Pelabuhan,” tutunya.
Dia mengatakan, salah satu cara yang dilakukan oleh operator KAI adalah dengan melibatkan TNI/Polri untuk membersihkannya. “Saran saya jadikan TNI-AL dari kesatuan Marinir sebagai Kepala pengamanan dalam Pelabuhan,” tambahnya.
Sementara itu, Djoko juga menyampaikan, di Pelabuhan terdapat Asosiasi Bongkar Muat Pelabuhan. Organisasi seyogyanya tidak berfungsi dalam pengoperasian pelabuhan modern. Namun, faktanya di lapangan dia tetap berfungsi dan memiliki pengaruh yang sangat kuat. Lanjut dia, bongkar muat yang dilakukan dengan Container Crane yang tidak ada peran buruh bongkar muatnya pun tetap memungut biaya. Ia melihat hal ini karena pejabat di Kementerian tidak berani untuk menghilangkannya.
Lihat Juga: ALFI Tolak Usulan Pemerintah di RUU Pelayaran : Otoritas Bisa Tentukan Tarif Pelabuhan secara Sepihak
“Kondisi stasiun yang dulu kumuh sekarang sudah rapi dan menarik. Padahal dulu di kawasan stasiun juga penuh dengan aksi premanisme,” jelas Pengamat Transportasi, Djoko Setijowarno dalam pesan singkat kepada MNC Portal Indonesia, Rabu (16/6/2021).
Djoko mengatakan, operator pelabuhan belum mempunyai keberanian dalam memberantas premanisme di Pelabuhan. Nyatanya hingga saat ini persoalan yang sama sejak tahun-tahun sebelumnya masih marak terjadi. “Operator KAI punya nyali, mestinya operator pelabuhan meniru operator KAI bagaimana membersihkan aksi premanisme di Pelabuhan,” tutunya.
Dia mengatakan, salah satu cara yang dilakukan oleh operator KAI adalah dengan melibatkan TNI/Polri untuk membersihkannya. “Saran saya jadikan TNI-AL dari kesatuan Marinir sebagai Kepala pengamanan dalam Pelabuhan,” tambahnya.
Sementara itu, Djoko juga menyampaikan, di Pelabuhan terdapat Asosiasi Bongkar Muat Pelabuhan. Organisasi seyogyanya tidak berfungsi dalam pengoperasian pelabuhan modern. Namun, faktanya di lapangan dia tetap berfungsi dan memiliki pengaruh yang sangat kuat. Lanjut dia, bongkar muat yang dilakukan dengan Container Crane yang tidak ada peran buruh bongkar muatnya pun tetap memungut biaya. Ia melihat hal ini karena pejabat di Kementerian tidak berani untuk menghilangkannya.
Lihat Juga: ALFI Tolak Usulan Pemerintah di RUU Pelayaran : Otoritas Bisa Tentukan Tarif Pelabuhan secara Sepihak
(nng)
tulis komentar anda