Jejak Geger Ahok di Pertamina
Jum'at, 18 Juni 2021 - 14:27 WIB
"Orang yang dicopot dari jabatan dirut anak perusahaan misalnya gajinya Rp100 juta lebih, masa dicopot tapi gaji masih sama," ujar Ahok dalam tayangan video di youtube, dikutip Jumat, (18/6/2021).
Direksi Pertamina Lakukan Lobi-Lobi
Ahok menyebut bahwa perubahan sejumlah direksi Pertamina dilakukan melalui lobi-lobi dengan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir. Terutama soal jajaran direksi. Ahok menegaskan, dirinya sebagai Komisaris Utama Pertamina pun tidak diberitahu ketika ada perubahan direksi.
"Dia ganti direktur pun tanpa kasih tahu saya, sempat marah-marah juga, jadi direksi-direksi semua mainnya yang penting lobinya ke Menteri karena yang menentukan Menteri," ujar Ahok.
Komisaris Rata-Rata Titipan
Selain direksi, komisaris pun rata-rata merupakan titipan dari sejumlah kementerian. Meski begitu, Ahok tidak menyebut kementerian mana saja yang menitipkan direksi dan komisaris kepada Erick Thohir.
Baca juga:Yarmolenko dan Lukaku Parodikan Aksi Ronaldo dan Pogba Pindahkan Prodak Sponsor Piala Eropa 2020
Jalur Birokrasi Pertamina yang Berbelit-belit
Ahok pun menyebut, keinginan dia untuk memotong atau membersihkan jalur birokrasi di Pertamina yang dinilai terlalu berbelit-belit. Misalnya, ada karyawan yang naik pangkat di Pertamina harus melalui syarat yang disebut Pertamina Level of Reference.
Utang Pertamina Terus Menumpuk untuk Akuisisi
Masalah lain adalah terkait utang Pertamina yang mencapai USD16 miliar. Meski utang perseroan negara yang menggunung itu, direksi perusahaan masih terus mencari pinjaman. Hingga Ahok menyebut hal itu sebagai suatu kebiasaan.
Hasil pinjaman itu digunakan Pertamina untuk mengakuisisi lapangan di luar negeri. Padahal, kata Ahok, masih ada 12 cekungan di dalam negeri yang berpotensi memiliki minyak dan gas.
Ahok Geram Perum Peruri Minta Dana ke Pertamina
Ahok melontarkan kekesalannya kepada Perum Peruri. Dia menyebut perusahaan pelat merah itu meminta dana sebesar Rp500 miliar kepada Pertamina untuk pembuatan paperless.
Direksi Pertamina Lakukan Lobi-Lobi
Ahok menyebut bahwa perubahan sejumlah direksi Pertamina dilakukan melalui lobi-lobi dengan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir. Terutama soal jajaran direksi. Ahok menegaskan, dirinya sebagai Komisaris Utama Pertamina pun tidak diberitahu ketika ada perubahan direksi.
"Dia ganti direktur pun tanpa kasih tahu saya, sempat marah-marah juga, jadi direksi-direksi semua mainnya yang penting lobinya ke Menteri karena yang menentukan Menteri," ujar Ahok.
Komisaris Rata-Rata Titipan
Selain direksi, komisaris pun rata-rata merupakan titipan dari sejumlah kementerian. Meski begitu, Ahok tidak menyebut kementerian mana saja yang menitipkan direksi dan komisaris kepada Erick Thohir.
Baca juga:Yarmolenko dan Lukaku Parodikan Aksi Ronaldo dan Pogba Pindahkan Prodak Sponsor Piala Eropa 2020
Jalur Birokrasi Pertamina yang Berbelit-belit
Ahok pun menyebut, keinginan dia untuk memotong atau membersihkan jalur birokrasi di Pertamina yang dinilai terlalu berbelit-belit. Misalnya, ada karyawan yang naik pangkat di Pertamina harus melalui syarat yang disebut Pertamina Level of Reference.
Utang Pertamina Terus Menumpuk untuk Akuisisi
Masalah lain adalah terkait utang Pertamina yang mencapai USD16 miliar. Meski utang perseroan negara yang menggunung itu, direksi perusahaan masih terus mencari pinjaman. Hingga Ahok menyebut hal itu sebagai suatu kebiasaan.
Hasil pinjaman itu digunakan Pertamina untuk mengakuisisi lapangan di luar negeri. Padahal, kata Ahok, masih ada 12 cekungan di dalam negeri yang berpotensi memiliki minyak dan gas.
Ahok Geram Perum Peruri Minta Dana ke Pertamina
Ahok melontarkan kekesalannya kepada Perum Peruri. Dia menyebut perusahaan pelat merah itu meminta dana sebesar Rp500 miliar kepada Pertamina untuk pembuatan paperless.
tulis komentar anda