Kerja Sama Insinyur dan Dokter Harus Ditingkatkan untuk Pemulihan Kesehatan dan Ekonomi Nasional
Jum'at, 18 Juni 2021 - 19:36 WIB
PII, menurut Heru Dewanto, berkomitmen untuk menanggulangi permasalahan kesehatan di Indonesia. Kata dia, PPI telah menyelenggarakan kegiatan learning center, sebagai upaya membekali para insinyur dalam menghadapi masa pandemi Covid-19.
PII juga sudah melaksanakan uji coba ventilator di BPFK Kementerian Kesehatan, produksi serta distribusi bantuan masker, sanitizer, kamar sterilisasi, dan sembako. “Kami juga sudah melakukan riset dan pengembangan masker kain hibrida dalam negeri, dengan efisiensi filtrasi setara dengan masker N95,” katanya.
Selain itu melaksanakan pemasangan teknologi sterilisasi udara dan permukaan, di fasilitasi transportasi umum seperti TransJakarta, MRT dan KCI menggunakan teknologi Ozone Nanomist.
Heru Dewanto mengakui, tidak mudah menanggulangi permasalahan tersebut. Target ideal, menurutnya, meningkatkan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) alkes, sebesar 5% setiap tahunnya.
Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Daeng Mohammad Faqih dalam kesempatan yang sama, mengatakan IDI berkomitmen membantu menanggulangi ketergantungan Indonesia terhadap alkes impor.
Kata dia, alkes hasil inovasi anak negeri terkadang tidak begitu dibutuhkan oleh rumah sakit. Sehingga tingkat penyerapannya rendah. Selain itu, alkes hasil inovasi anak negeri juga memiliki permasalahan di bidang standarisasi dan harganya tidak bersaing. “Kami akan membantu mendampingi, kira-kira alat kedokteran seperti apa yang dibutuhkan,” terangnya.
PII juga sudah melaksanakan uji coba ventilator di BPFK Kementerian Kesehatan, produksi serta distribusi bantuan masker, sanitizer, kamar sterilisasi, dan sembako. “Kami juga sudah melakukan riset dan pengembangan masker kain hibrida dalam negeri, dengan efisiensi filtrasi setara dengan masker N95,” katanya.
Selain itu melaksanakan pemasangan teknologi sterilisasi udara dan permukaan, di fasilitasi transportasi umum seperti TransJakarta, MRT dan KCI menggunakan teknologi Ozone Nanomist.
Heru Dewanto mengakui, tidak mudah menanggulangi permasalahan tersebut. Target ideal, menurutnya, meningkatkan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) alkes, sebesar 5% setiap tahunnya.
Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Daeng Mohammad Faqih dalam kesempatan yang sama, mengatakan IDI berkomitmen membantu menanggulangi ketergantungan Indonesia terhadap alkes impor.
Kata dia, alkes hasil inovasi anak negeri terkadang tidak begitu dibutuhkan oleh rumah sakit. Sehingga tingkat penyerapannya rendah. Selain itu, alkes hasil inovasi anak negeri juga memiliki permasalahan di bidang standarisasi dan harganya tidak bersaing. “Kami akan membantu mendampingi, kira-kira alat kedokteran seperti apa yang dibutuhkan,” terangnya.
(dar)
Lihat Juga :
tulis komentar anda