PPKM Mikro Diperketat, Ekonomi RI Gagal Landing 8%
Senin, 21 Juni 2021 - 17:44 WIB
JAKARTA - Melonjaknya kasus Covid-19 tidak hanya mengkhawatirkan bagi kesehatan tapi juga ekonomi RI. Rencana pertumbuhan ekonomi RI sebesar 8 persen yang digadang-gadang pada kuartal II 2021 sepertinya batal tercapai. Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani merevisi pertumbuhan ekonomi akibat lonjakan Covid-19. Sebelumnya, pertumbuhan ekonomi sepanjang April-Juni 2021 diproyeksikan berada dikisaran 7,1-8,3 persen year on year (yoy).
"Bulan lalu proyeksi pada kuartal II adalah 7,1-8,3 persen dan seiring covid maka proyeksi lebih ke rentang batas bawah atau lebih rendah," kata dia saat viedo virtual, Senin (21/6/2021).
Menurut dia ekonomi RI bakal terkoreksi kerena pemerintah melaksanakan PPKM Mikro lebih ketat pada 22 Juni-5 Juli 2021. Meskipun demikian, pertumbuhan ekonomi pada kuartal II tetap tumbuh positif dibandingkan tahun lalu. "Kinerja ekonomi kita lanjutkan fase pemulihan kuartal II di 7,1-8,3%. Upper end-nya akan rendah tapi kuartal II selain rebound juga karena tahun lalu kuartal II dalam sekali kontraksi 5,3%," kata dia.
Dia menegaskan bahwa perekonomian ke depan masih tergantung dari penanganan kasus covid, termasuk upaya peningkatan vaksinasi, dan efektivitas keberlangsungan protokol kesehatan. Langkah yang dilakukan pemerintah adalah pelaksanaan vaksinasi yang lebih massif, penguatan tes, lacak dan isolasi serta peningkatan kedisiplinan masyarakat. "Presiden mengharapkan vaksinasi bisa naik mencapai 1 juta per hari. Ini tentu membutuhkan kerja sama semua pihak. Sekarang semua resources kita fokuskan ke vaksinasi dan pembatasan skala mikro," kata dia.
"Bulan lalu proyeksi pada kuartal II adalah 7,1-8,3 persen dan seiring covid maka proyeksi lebih ke rentang batas bawah atau lebih rendah," kata dia saat viedo virtual, Senin (21/6/2021).
Menurut dia ekonomi RI bakal terkoreksi kerena pemerintah melaksanakan PPKM Mikro lebih ketat pada 22 Juni-5 Juli 2021. Meskipun demikian, pertumbuhan ekonomi pada kuartal II tetap tumbuh positif dibandingkan tahun lalu. "Kinerja ekonomi kita lanjutkan fase pemulihan kuartal II di 7,1-8,3%. Upper end-nya akan rendah tapi kuartal II selain rebound juga karena tahun lalu kuartal II dalam sekali kontraksi 5,3%," kata dia.
Dia menegaskan bahwa perekonomian ke depan masih tergantung dari penanganan kasus covid, termasuk upaya peningkatan vaksinasi, dan efektivitas keberlangsungan protokol kesehatan. Langkah yang dilakukan pemerintah adalah pelaksanaan vaksinasi yang lebih massif, penguatan tes, lacak dan isolasi serta peningkatan kedisiplinan masyarakat. "Presiden mengharapkan vaksinasi bisa naik mencapai 1 juta per hari. Ini tentu membutuhkan kerja sama semua pihak. Sekarang semua resources kita fokuskan ke vaksinasi dan pembatasan skala mikro," kata dia.
(nng)
Lihat Juga :
tulis komentar anda