Erick Thohir Ungkap 60% BUMN Berada dalam Zona Nyaman
Sabtu, 26 Juni 2021 - 11:31 WIB
JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengungkap, setidaknya 60% dari total BUMN atau perusahaan pelat merah masih bergantung pada penugasan negara. Bahkan, berada dalam situasi zona nyaman.
Kondisi perusahaan dalam zona nyaman disebabkan paradigma bahwa korporasi merupakan milik negara. Dengan kata lain, bila perusahaan mengalami kerugian, maka akan diselamatkan pemegang saham atau pemerintah.
Baca juga:Sambangi Stadion GBK, Anies Tinjau Langsung Vaksinasi Massal untuk Warga Jakarta
Sementara, 40% perusahaan lainnya sudah siap berkompetisi secara terbuka dengan perusahaan asing dan swasta, baik di tingkat nasional maupun global.
"60% itu masih bergantung kepada penugasan ataupun masih dalam situasi comfort zone. Ini BUMN lho, pasti diselamatkan. Terus ada apa-apa rugi, nanti juga dikasih lagi sama negara" ujar Erick dikutip dilaman Instagramnya, Sabtu (26/6/2021).
Mantan Bos Inter Milan itu menegaskan perlunya perubahan paradigma dewan direksi dan komisaris. Manajemen harus memosisikan BUMN sebagai perusahaan yang bisa berkompetisi di kancah nasional dan global.
Baca juga:Anthony Joshua Tempa Kekuatan Leher secara Brutal Demi Bekuk Usyk
Bahkan, perusahaan harus mampu memberikan dividen sebesar-besarnya kepada negara. Dalam konteks ini, dia mencatat baru 10-12 perusahaan saja yang berkontribusi kepada negara.
"Karena negara membutuhkan pemasukan baru di luar pajak untuk merealisasikan program-program rakyat. Kalau BUMN ini roboh tidak ada tulang punggung lagi negara ini," kata dia.
Transformasi human capital, kata dia, bisa terjadi bila pimpinan-pimpinan korporasi negara bisa bekerja sama.
Kondisi perusahaan dalam zona nyaman disebabkan paradigma bahwa korporasi merupakan milik negara. Dengan kata lain, bila perusahaan mengalami kerugian, maka akan diselamatkan pemegang saham atau pemerintah.
Baca juga:Sambangi Stadion GBK, Anies Tinjau Langsung Vaksinasi Massal untuk Warga Jakarta
Sementara, 40% perusahaan lainnya sudah siap berkompetisi secara terbuka dengan perusahaan asing dan swasta, baik di tingkat nasional maupun global.
"60% itu masih bergantung kepada penugasan ataupun masih dalam situasi comfort zone. Ini BUMN lho, pasti diselamatkan. Terus ada apa-apa rugi, nanti juga dikasih lagi sama negara" ujar Erick dikutip dilaman Instagramnya, Sabtu (26/6/2021).
Mantan Bos Inter Milan itu menegaskan perlunya perubahan paradigma dewan direksi dan komisaris. Manajemen harus memosisikan BUMN sebagai perusahaan yang bisa berkompetisi di kancah nasional dan global.
Baca juga:Anthony Joshua Tempa Kekuatan Leher secara Brutal Demi Bekuk Usyk
Bahkan, perusahaan harus mampu memberikan dividen sebesar-besarnya kepada negara. Dalam konteks ini, dia mencatat baru 10-12 perusahaan saja yang berkontribusi kepada negara.
"Karena negara membutuhkan pemasukan baru di luar pajak untuk merealisasikan program-program rakyat. Kalau BUMN ini roboh tidak ada tulang punggung lagi negara ini," kata dia.
Transformasi human capital, kata dia, bisa terjadi bila pimpinan-pimpinan korporasi negara bisa bekerja sama.
(uka)
tulis komentar anda