Cerah, Outlook Ekonomi ke Depan Dinilai Semakin Membaik
Selasa, 29 Juni 2021 - 11:47 WIB
Berbeda dengan pasar saham, pasar obligasi diperdagangkan menguat pada bulan lalu. Imbal hasil obligasi 10 tahun pemerintah turun -0,60% ke level 6,422% di akhir bulan Mei. Suku bunga acuan yang rendah membuat pasar obligasi Indonesia kian menarik.
"Hal ini juga terlihat dari demand investor pada lelang pada akhir bulan Mei, yang mana incoming bid mencapai Rp78 triliun, naik sangat signifikan dibandingkan lelang-lelang sebelumnya. Imbal hasil US Treasury yang melandai turut membuat inflow pada pasar obligasi membaik," katanya.
Sementara, untuk nilai tukar rupiah tercatat menguat terhadap USD sebesar 1,14% di bulan Mei dan ditutup di level Rp14.280/USD. Keputusan Bank Indonesia mempertahankan suku bunga di level 3,5% disebut turut mendukung mata uang domestik.
"Kedepannya, rupiah masih berpotensi dapat menguat seiring dengan nilainya yang masih undervalue secara fundamental, dan tentunya didukung oleh ekonomi yang membaik. Kami memperkirakan USDIDR akan diperdagangkan di level Rp14.200–14.400 pada sisa kuartal II/2021," tutupnya.
"Hal ini juga terlihat dari demand investor pada lelang pada akhir bulan Mei, yang mana incoming bid mencapai Rp78 triliun, naik sangat signifikan dibandingkan lelang-lelang sebelumnya. Imbal hasil US Treasury yang melandai turut membuat inflow pada pasar obligasi membaik," katanya.
Sementara, untuk nilai tukar rupiah tercatat menguat terhadap USD sebesar 1,14% di bulan Mei dan ditutup di level Rp14.280/USD. Keputusan Bank Indonesia mempertahankan suku bunga di level 3,5% disebut turut mendukung mata uang domestik.
"Kedepannya, rupiah masih berpotensi dapat menguat seiring dengan nilainya yang masih undervalue secara fundamental, dan tentunya didukung oleh ekonomi yang membaik. Kami memperkirakan USDIDR akan diperdagangkan di level Rp14.200–14.400 pada sisa kuartal II/2021," tutupnya.
(fai)
tulis komentar anda