1,1 Juta Dosis Sinopharm Tiba di Indonesia, Kimia Farma: Tidak Pakai APBN
Senin, 19 Juli 2021 - 13:27 WIB
JAKARTA - Indonesia kembali menerima pasokan vaksin Covid-19 yang masuk pada siang hari ini, Senin (19/7/2021). Sebanyak 1.184.000 dosis vaksin Sinopharm telah tiba dengan menggunakan pesawat Garuda Indonesia.
Kedatangan ini merupakan tahapan ke-5 dalam rangkaian masuknya vaksin Sinopharm di Tanah Air yang disiapkan untuk program Vaksinasi Gotong Royong untuk memenuhi kebutuhan vaksinasi pekerja dan karyawan.
"Saat ini sudah tiba sebanyak 5,5 juta vaksin Sinopharm. Ini adalah bagian dari kontrak pasokan vaksin antara Kimia Farma dengan Sinopharm sebesar 15 juta dosis vaksin untuk kebutuhan vaksinasi gotong-royong, dan merupakan bagian dari target menyuntikkan 20 juta dosis lewat opsi gotong-royong pada 2021," kata Direktur Utama Kimia Farma, Verdi Budidarmo melalui siaran virtual Sekretariat Presiden, Senin (19/7/2021).
Menurut dia, pasokan vaksin asal China tersebut dilakukan tanpa menggunakan anggaran APBN baik dari segi pembelian, pengiriman, dan pelaksanaanya. Ini dilakukan untuk mengurangi beban biaya pemerintah.
"Oleh karenanya masyarakat jangan ragu untuk divaksinasi karena vaksin dapat mengurangi risiko sakit berat apabila kita terpapar virus Covid-19 yang terus bermutasi. Selain itu harus juga disiplin protokol kesehatan dan mematuhi kebijakan pemerintah," tandasnya.
Kedatangan ini merupakan tahapan ke-5 dalam rangkaian masuknya vaksin Sinopharm di Tanah Air yang disiapkan untuk program Vaksinasi Gotong Royong untuk memenuhi kebutuhan vaksinasi pekerja dan karyawan.
Baca Juga
"Saat ini sudah tiba sebanyak 5,5 juta vaksin Sinopharm. Ini adalah bagian dari kontrak pasokan vaksin antara Kimia Farma dengan Sinopharm sebesar 15 juta dosis vaksin untuk kebutuhan vaksinasi gotong-royong, dan merupakan bagian dari target menyuntikkan 20 juta dosis lewat opsi gotong-royong pada 2021," kata Direktur Utama Kimia Farma, Verdi Budidarmo melalui siaran virtual Sekretariat Presiden, Senin (19/7/2021).
Menurut dia, pasokan vaksin asal China tersebut dilakukan tanpa menggunakan anggaran APBN baik dari segi pembelian, pengiriman, dan pelaksanaanya. Ini dilakukan untuk mengurangi beban biaya pemerintah.
"Oleh karenanya masyarakat jangan ragu untuk divaksinasi karena vaksin dapat mengurangi risiko sakit berat apabila kita terpapar virus Covid-19 yang terus bermutasi. Selain itu harus juga disiplin protokol kesehatan dan mematuhi kebijakan pemerintah," tandasnya.
(ind)
tulis komentar anda