Jessica Tanoesoedibjo Bicara, MNC Peduli x HAFECS Kupas Metode STEM & Launching Guru Juara
Selasa, 27 Juli 2021 - 17:14 WIB
"Lalu, ajarkan privasi seperti alamat, nomor telepon, terutama password. Manners juga sangat penting, dan tetap luangkan waktu untuk keluarga,” ujarnya.
Direktur HAFECS, Zulfikar Alimuddin menyebutkan jika pembelajaran dengan metode STEM bisa diawali dengan hal sederhana, yaitu guru merangkum pengalaman siswa, kemudian mengasah kemampuan berpikir siswa, hingga tercapai tujuan untuk memecahkan masalah dalam kehidupan.
“Guru perlu membuat rancangan mengajar berbasis STEM yang terhubung dengan materi. Kita berangkat dari personal reality atau pengalaman kenyataan, cek persepsi siswa dengan bertanya terkait pengalaman hidupnya," papar Zulfikar.
Karena, lanjut Zulfikar, manusia lebih mudah menjelaskan sesuatu jika ia melihat dan memegangnya sendiri. Lalu, siswa diminta untuk mendeskripsikan apa yang terjadi. Dalam prosesnya, harus ada dialog, sehingga terbangun kemampuan berpikir yang diinginkan.
Demikian pula menurut Poppy Kamalia Devi, STEM bukanlah metode baru dalam dunia pendidikan, namun tidak banyak guru atau pengajar yang menerapkan prosesnya hingga akhir.
Adapun, proses yang dimaksud dimulai dari mengajak siswa bertanya, berimajinasi dan brainstorming, memilih solusi atas permasalahan, merancang hasil, sampai siswa berhasil memperbaiki hasil tugasnya.
“STEM adalah pendekatan yang memadukan konsep akademik dengan pembelajaran dunia nyata, siswa menerapkan science, technology, engineering, dan mathematics. Bukan satu pelajaran terpisah-pisah, tapi sudah tergabung dalam STEM, fokus pada pemecahan masalah di kehidupan sehari-hari atau kehidupan profesional,” jelas Poppy.
“Siswa mulai diajak berpikir, ada masalah apa, diajak berimajinasi, memilih solusi, setelah itu juga diajak merancang dan memperbaiki. Selama ini siswa hanya diberi tugas, tapi kalau dalam STEM, siswa diajak memperbaiki tugasnya juga. Biasanya banyak yang tidak melihat siswa ini berapa kali memperbaiki tugasnya, kalau dalam STEM, prosesnya itu yang dilihat,” lanjut Poppy.
Partisipasi MNC Peduli dalam acara ini merupakan wujud komitmen MNC Peduli sebagai wadah kegiatan sosial MNC Group. MNC Peduli juga telah melaksanakan berbagai program melek digital sebagai salah satu upaya meningkatkan literasi digital yaitu dengan memberikan komputer kepada guru dan murid SD 02 Desa Pantai Bakti di Muara Gembong, Bekasi yang merupakan salah satu desa binaan MNC Peduli, pelatihan dan pemberian komputer kepada anak-anak jalanan binaan Yayasan Kumala di Tanjung Priok, Jakarta Utara dan juga pelatihan digital terhadap anak-anak di Cilincing, Jakarta Utara.
Dalam kegiatan ini, HAFECS juga resmi meluncurkan program unggulan Guru Juara, yakni program yang menghadirkan pelatihan untuk sekolah dan guru di seluruh Indonesia pada 5 tingkatan pendidikan (SMA/MA, SMK/STM, SMP/MTs, SD/MI, dan TK/Paud) secara daring yang mengacu pada Teaching Mastery Framework (TMF), sebuah kerangka pengajaran yang dikembangkan HAFECS. Info selengkapnya dapat Anda akses melalui tautan: http://tentang.guruinovatif.id/guru-juara dan media sosial Instagram @guruinovatif.id .
Direktur HAFECS, Zulfikar Alimuddin menyebutkan jika pembelajaran dengan metode STEM bisa diawali dengan hal sederhana, yaitu guru merangkum pengalaman siswa, kemudian mengasah kemampuan berpikir siswa, hingga tercapai tujuan untuk memecahkan masalah dalam kehidupan.
“Guru perlu membuat rancangan mengajar berbasis STEM yang terhubung dengan materi. Kita berangkat dari personal reality atau pengalaman kenyataan, cek persepsi siswa dengan bertanya terkait pengalaman hidupnya," papar Zulfikar.
Karena, lanjut Zulfikar, manusia lebih mudah menjelaskan sesuatu jika ia melihat dan memegangnya sendiri. Lalu, siswa diminta untuk mendeskripsikan apa yang terjadi. Dalam prosesnya, harus ada dialog, sehingga terbangun kemampuan berpikir yang diinginkan.
Demikian pula menurut Poppy Kamalia Devi, STEM bukanlah metode baru dalam dunia pendidikan, namun tidak banyak guru atau pengajar yang menerapkan prosesnya hingga akhir.
Adapun, proses yang dimaksud dimulai dari mengajak siswa bertanya, berimajinasi dan brainstorming, memilih solusi atas permasalahan, merancang hasil, sampai siswa berhasil memperbaiki hasil tugasnya.
“STEM adalah pendekatan yang memadukan konsep akademik dengan pembelajaran dunia nyata, siswa menerapkan science, technology, engineering, dan mathematics. Bukan satu pelajaran terpisah-pisah, tapi sudah tergabung dalam STEM, fokus pada pemecahan masalah di kehidupan sehari-hari atau kehidupan profesional,” jelas Poppy.
“Siswa mulai diajak berpikir, ada masalah apa, diajak berimajinasi, memilih solusi, setelah itu juga diajak merancang dan memperbaiki. Selama ini siswa hanya diberi tugas, tapi kalau dalam STEM, siswa diajak memperbaiki tugasnya juga. Biasanya banyak yang tidak melihat siswa ini berapa kali memperbaiki tugasnya, kalau dalam STEM, prosesnya itu yang dilihat,” lanjut Poppy.
Partisipasi MNC Peduli dalam acara ini merupakan wujud komitmen MNC Peduli sebagai wadah kegiatan sosial MNC Group. MNC Peduli juga telah melaksanakan berbagai program melek digital sebagai salah satu upaya meningkatkan literasi digital yaitu dengan memberikan komputer kepada guru dan murid SD 02 Desa Pantai Bakti di Muara Gembong, Bekasi yang merupakan salah satu desa binaan MNC Peduli, pelatihan dan pemberian komputer kepada anak-anak jalanan binaan Yayasan Kumala di Tanjung Priok, Jakarta Utara dan juga pelatihan digital terhadap anak-anak di Cilincing, Jakarta Utara.
Dalam kegiatan ini, HAFECS juga resmi meluncurkan program unggulan Guru Juara, yakni program yang menghadirkan pelatihan untuk sekolah dan guru di seluruh Indonesia pada 5 tingkatan pendidikan (SMA/MA, SMK/STM, SMP/MTs, SD/MI, dan TK/Paud) secara daring yang mengacu pada Teaching Mastery Framework (TMF), sebuah kerangka pengajaran yang dikembangkan HAFECS. Info selengkapnya dapat Anda akses melalui tautan: http://tentang.guruinovatif.id/guru-juara dan media sosial Instagram @guruinovatif.id .
tulis komentar anda