Kemendag Apresiasi BRI Dukung Sistem Resi Gudang
Minggu, 08 Agustus 2021 - 21:30 WIB
JAKARTA - Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga menyampaikan apresiasi terhadap dukungan Bank Rakyat Indonesia (BRI) terkait pembiayaan sistem resi gudang (SRG) . Jerry menyebut bahwa kehadiran BRI penting dalam membangun ekosistem bisnis SRG.
Menurut Jerry, bisnis ini dapat terus dikembangkan agar pihak-pihak terkait dapat menerima manfaat yang berkelanjutan. Kementerian Perdagangan (Kemendag) pun telah melakukan sejumlah terobosan melalui sistem resi gudang yang didesain untuk menjadi sistem penopang dalam perdagangan. Terdapat 20 komoditas yang masuk SRG antara lain beras, kopi, jagung hingga kopra.
"Ke depan diharapkan ini bisa menjadi alternatif utama bagi pelaku usaha, baik produsen, petani maupun pengelola gudang dan logistik dalam perdagangan. Dengan begitu diharapkan manfaatnya merata dan bisa membentuk sebuah kondisi yang menjamin kepastian usaha baik dari sektor produksi, transportasi, dan logistik," kata Jerry dalam keterangannya, Minggu (8/8/2021).
Baca juga:Percepat Herd Immunity, PDI Perjuangan Jaksel Terjunkan Tiga Mobil Kejar Vaksin
Nilai investasi pembiayaan oleh BRI yang terkait dengan SRG telah mencapai Rp190 milyar saat ini. Jerry mengharapkan nilai ini terus meningkat seiring dengan meluasnya jangkauan bisnis SRG. Di sisi lain, Kemendag juga mengimbau agara ada peningkatan kerja sama dengan stakeholder dan pihak-pihak yang terkait.
“Pihak inti yang menjadi pelaku SRG sebenarnya adalah pelaku bisnis itu sendiri dengan fasilitator dari pemerintah daerah. Hal ini karena pemerintah pusat telah menyerahkan kepengurusan SRG ke daerah. Karena itu daerah harus terus didorong agar meningkatkan kemampuan pengelolaan SRG ini," tambah Jerry.
Jerry mengungkapkan bahwa sejumlah SRG telah menemukan pola sinergi dan operasi yang cukup mapan dan berhasil, antara lain SRG di Kabupaten Wonogiri. SRG di sana berhasil membina produsen dan pelaku usaha di sektor beras dengan membentuk ekosistem bisnis terpadu dari sektor hulu hingga hilir.
"Di sektor hulu, petani menghasilkan produk yang berkualitas baik dan memenuhi permintaan pasar. Di sektor hilir, ada upaya serius dalam menjaga kualitas pasca panen, pengemasan hingga jaringan pemasaran," terangnya.
Baca juga:Tim EVOS Immortal Siap Berlaga di Free Fire Master League Season IV
Menurut Jerry, bisnis ini dapat terus dikembangkan agar pihak-pihak terkait dapat menerima manfaat yang berkelanjutan. Kementerian Perdagangan (Kemendag) pun telah melakukan sejumlah terobosan melalui sistem resi gudang yang didesain untuk menjadi sistem penopang dalam perdagangan. Terdapat 20 komoditas yang masuk SRG antara lain beras, kopi, jagung hingga kopra.
"Ke depan diharapkan ini bisa menjadi alternatif utama bagi pelaku usaha, baik produsen, petani maupun pengelola gudang dan logistik dalam perdagangan. Dengan begitu diharapkan manfaatnya merata dan bisa membentuk sebuah kondisi yang menjamin kepastian usaha baik dari sektor produksi, transportasi, dan logistik," kata Jerry dalam keterangannya, Minggu (8/8/2021).
Baca juga:Percepat Herd Immunity, PDI Perjuangan Jaksel Terjunkan Tiga Mobil Kejar Vaksin
Nilai investasi pembiayaan oleh BRI yang terkait dengan SRG telah mencapai Rp190 milyar saat ini. Jerry mengharapkan nilai ini terus meningkat seiring dengan meluasnya jangkauan bisnis SRG. Di sisi lain, Kemendag juga mengimbau agara ada peningkatan kerja sama dengan stakeholder dan pihak-pihak yang terkait.
“Pihak inti yang menjadi pelaku SRG sebenarnya adalah pelaku bisnis itu sendiri dengan fasilitator dari pemerintah daerah. Hal ini karena pemerintah pusat telah menyerahkan kepengurusan SRG ke daerah. Karena itu daerah harus terus didorong agar meningkatkan kemampuan pengelolaan SRG ini," tambah Jerry.
Jerry mengungkapkan bahwa sejumlah SRG telah menemukan pola sinergi dan operasi yang cukup mapan dan berhasil, antara lain SRG di Kabupaten Wonogiri. SRG di sana berhasil membina produsen dan pelaku usaha di sektor beras dengan membentuk ekosistem bisnis terpadu dari sektor hulu hingga hilir.
"Di sektor hulu, petani menghasilkan produk yang berkualitas baik dan memenuhi permintaan pasar. Di sektor hilir, ada upaya serius dalam menjaga kualitas pasca panen, pengemasan hingga jaringan pemasaran," terangnya.
Baca juga:Tim EVOS Immortal Siap Berlaga di Free Fire Master League Season IV
tulis komentar anda