Sejarah Pasar Modal Indonesia: Pernah Vakum Sebab Perang Dunia

Selasa, 10 Agustus 2021 - 21:20 WIB
Memasuki 1956, gejolak 'nasionalisasi' perusahaan-perusahaan asing merebak di Bumi Pertiwi. Perebutan perusahaan Belanda oleh rakyat Indonesia membuat aktivitas perdagangan bursa semakin tidak aktif dan tidak laku. Hingga 1956 sampai lengsernya Presiden Soekarno pada 1967, MNC Portal belum menemukan catatan yang menunjukkan aktivitas perdagangan bursa.

Baca juga:Gelar Vaksinasi Gratis di Bekasi, Politisi PAN Ingatkan Prokes Harga Mati

Satu dekade berselang, pada masa Kabinet Pembangunan 2, Bursa Efek diresmikan kembali oleh Presiden Soeharto. Bursa dijalankan dibawah BAPEPAM (Badan Pelaksana Pasar Modal).

Pengaktifan kembali pasar modal ini juga ditandai dengan go publicnya PT Semen Cibinong sebagai emiten pertama yang tercatat. Namun saat itu, perdagangan Bursa Efek sangat lesu. Jumlah emiten hingga 1987 baru mencapai 24.

Di sisi lain, pengaktifan kembali bursa pasar modal ini membantu peningkatan ekonomi Indonesia. Ini terlihat dari laporan pembangunan lima tahun (Pelita) II yang berhasil meningkatkan pertumbuhan ekonomi rata-rata penduduk sebesar 7% setahun.

Sekelumit catatan sejarah sebelum 1977 merupakan milestone bagi perkembangan perdagangan pasar modal di Indonesia. Kini, di usianya yang ke-44 tahun, pasar modal Indonesia terus menunjukkan perubahan.

Pada Selasa (10/8/2021), Direktur Utama Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) Uriep Budhi Prasetyo, mengungkapkan bahwa selama 2021, pasar modal Indonesia memfasilitasi pencatatan 28 perusahaan terbaru. Sehingga total perusahaan yang tercatat di bursa menjadi 740 perusahaan.

Uriep menyebut bahwa pencapaian ini merupakan kinerja tertinggi se-ASEAN selama 4 tahun terakhir berturut-turut.
(uka)
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More